Minggu, 19 April 2020

PPHN KELAS XI ( TAPE, ENDANG JUMIYANTI, S.TP )


MODUL PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL NABATI
XI APHP

A.   Produksi Pengolahan Tape
Tape adalah produk makanan fermentasi yang berbentuk pasta atau kompak tergantung dari jenis bahan bakunya. Tape dibuat dengan menggunakan starter atau inokulum yang terdiri dari campuran mikroba. Produk tape ini sudah dikenal dari sejak jaman dahulu, karena merupakan makanan tradional yang banyak disukai oleh masyarakat, malahan saat ini produk tape merupakan ciri khas daerah, misalnya di Jawa Barat terkenal dengan sebutan “Peuyeum Bandung”, Tape Muntilan, dan lain-lain.
Makanan yang diolah melalui fermentasi memiliki kelebihan, diantaranya adalah :
a)                 dapat memberikan rasa yang lebih enak daripada bahan bakunya.
b)                 sebagai sumber protein yang bernilai biologis tinggi.
c)                  sumber vitamin.
d)                 menambah daya cerna, di mana pada waktu fermentasi karbohidrat, protein, dan lipida dihidrolisa, sehingga dapat menyebabkan makanan fermentasi lebih mudah dicerna daripada bahan bakunya.

Produk tape mempunyai cita rasa dan aroma yang khas, yaitu gabungan antara rasa manis, sedikit rasa asam dan citarasa alkohol. Menurut jenis bahan bakunya dikenal berbagai jenis tape, yaitu tape ketan, tape ubi kayu, tape sorghum, dan brem yaitu air tape yang dikentalkan sampai padat.
Daya simpan tape yang biasa dikonsumsi adalah tahan sampai 3-5 hari, dan hari berikutnya tape dapat mengandung alkohol yang lebih tinggi, oleh karena itu tape yang dihasilkan, selanjutnya dapat diolah menjadi aneka olahan, di antaranya tape goreng, kolek, tepung tape, dan aneka roti atau kue. Pengolahan lanjutan tape selain meningkatkan nilai ekonomi juga akan memperpanjang umur tape, memperluas daerah pemasaran dan praktis dalam penggunaannya.
1)                Bahan Baku

Tape yang umum dikenal adalah tape ubi kayu dan tape ketan, tape sorghum dan tape beras masih belum banyak diproduksi secara masal di Indonesia. Ubi kayu yang akan diolah menjadi tape adalah ubi kayu jenis manis yang dapat berwarna kuning atau putih.
Varietas ubi kayu yang banyak digunakan untuk tape adalah varietas Aldira dan Gading Roti. Sedangkan tape ketan adalah dari ketan hitam atau ketan putih. Bahan lainnya yang dapat diolah menjadi tape adalah bahan yang banyak mengandung karbohidrat, misalnya ubi jalar, pisang dan sukun. Meskipun hal ini, belum lazim dilakukan di masyarakat luas untuk memperoleh nilai ekonominya. Pengolahan bahan baku menjadi tape akan meningkatkan cita rasa, aroma dan nilai gizi.

2)               Mikroba Yang Berperan

        Pembuatan tape termasuk fermentasi hetero, yaitu menggunakan dua macam biakan dari jenis mikroba yang berbeda. Pada fermentasi tapi ragi sebagai starter/inokulum fermentasi dalam hal ini ragi pasar yang mengandung berbagai macam mikroba. Mikroba pada ragi pasar meliputi kapang dan khamir dari berbagai jenis. Sebagai contoh terdapat Amylomyces, Mucor, Rhizopus, Aspergillus. Untuk jenis kapang amilolitik dan untuk jenis khamir amilolitik dijumpai Endomycopsis dan untuk yang bersifat non amilolitik dijumpai khamir seperti candida, Saccharomyces, Endomycopsis dll.
        Mikroba yang berperan dalam fermentasi tape adalah Amylomyces rouxii, Endomycopsis burtonii dan Saccharomyces cerevisiae. Selain itu dijumpai juga bakteri asam laktat (Pediococcus) dan bakteri amilolitik (Bacillus).

3.   Perubahan Selama Fermentasi

Sesuai dengan kandungan mikroba yang terdapat pada ragi, maka proses fermentasi tape dibagi menjadi dua tahap yaitu perubahan pati menjadi gula sederhana oleh kerja kapang dan perubahan gula menjadi alkohol oleh kerja khamir. Selama proses fermentasi, kapang akan menghasilkan enzim alfa amilase dan beta amilase serta glukoamilase. Sedangkan khamir akan menghasilkan enzim invertase, zimase, kaboksilase, maltase dan melibiose. Khamir S. cerevisiae selama proses fermentasi telah dideteksi dapat menghasilkan enzim heksokinase, L- laktase, dehidrogenase, glucose 6 fosfat dehidrogenase dan alkohol dehidrogenase. Selain itu selama fermentasi juga terjadi perubahan asam-asam amino dari protein menjadi alkohol. Asam lemak juga dihasilkan apabila bereaksi dengan alkohol akam menghasilkan ester sebagai komponen aroma yang disukai.
Proses fermentasi yang berkelanjutan akan menghasilkan kandungan alkohol dan asam yang tinggi, sehingga menyebabkan mikroba penggganggu atau mikroba dari starter terhambat perkembangannya. Fermentasi berbagai makanan tradisional, misal tape, tempe, oncom dll.
Lazimnya tidak menggunakan biakan tunggal (murni) dari mikroba yang sebenarnya merupakan mikroba ysng esensial, namun biasanya merupakan biakan campuran, sehingga menyebabkan rasa yang dihasilkan berbeda-beda.

4.   Proses Pengolahan

Pada dasarnya pembuatan tape dibagi menjadi dua bagian, yaitu pembuatan starter dan pembuatan tape itu sendiri. Starter untuk pembuatan tape atau dikenal nama ragi tape dapat dibuat dengan bahan baku beras atau tepung beras, dicampur dengan beberapa rempah- rempah seperti bawang putih, lada lengkuas dan jeruk nipis. Cara pembuatannya adalah dengan menumbuk bawang putih bersama lada dan beras yang telah direndam selama 8 jam. Banyaknya jenis dan jumlah rempah sangat beragam. Rempah-rempah tersebut digunakan sebagai pembangkit aroma dan untuk menghambat mikroba yang tidak diinginkan atau untuk menstimulir mikroba yang diiinginkan. Rempah dan tepung beras tersebut dijadikan adonan yang cukup kentalatau kalis dan lembek, kemudian dicetak berbentuk bulat pipih, yang selanjutnya dibiarkan selama 2 hari untuk kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama 1 – 4 hari, atau dikeringkan dengan oven pada suhu 40 45ºC. Ragi ini yang dikenal dengan ragi pasar.
Cara pembuatan tape ubi kayu yang dilakukan oleh masyarakat umum adalah sebagai berikut : ubi kayu dikupas, dicuci dan dikukus selama lebih kurang 30 menit dan setelah dingin ditaburi dengan bubukan ragi sebanyak 1 gram untuk 1 kilogram bahan. Selain dari ubi kayu segar, tape dapat juga dibuat dari gaplek. Lamanya pengukusan dipengaruhi oleh jumlah bahan yang akan dikukus dan juga tekstur dari produk dari produk yang nantinya diinginkan.
Fermentasi dilakukan pada keranjang bambu yang diberi alas daun pisang dan dilakukan pada suhu ruang selama 2-3 hari. Selain menggunakan wadah keranjang bambu, fermentasi dapat juga dilakukan dengan menggantungkan ubi pada para-para yang dikenal sebagai tape gantung. Lama pengukusan dan lama fermentasi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya di Jawa Tengah, tekstur tape ubi kayu yang sangat disukai adalah tape yang agak lembek dan di Jawa Barat lebih disukai tape yang kering dan agak keras.
LINK TUGAS

SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...