KELAS DARING
KELAS XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR
Nama Kelas : XI ATPH
Nama Guru : Agung Priyono, SP.
Judul Materi : Kerusakan tanaman akibat
faktor biotik dan abiotik
1.
Uraian materi
a.
Faktor biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang
meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Faktor
abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya,
matahari dan sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen,
hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer. Tanaman dalam kondisi alamiah maupun dibudidayakan dengan pertanian
seringkali mengalami stres akibat kondisi lingkungan (environmental stresses).
Stres biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang
berpengaruh terhadap tanaman. Faktor
biotic yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu makhluk hidup, seperti
serangga di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti hama dan penyakit, gulma, serta nematoda seperti cacing di tanah.
Gambar
31. Faktor biotik
Hama menimbulkan gangguan tanaman secara
fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata, moluska. Sedangkan
penyakit menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman, disebabkan oleh
cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan tingkat
tinggi. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor
iklim. Sehingga tidak heran kalau pada musim hujan dunia pertanian banyak
disibukkan oleh masalah penyakit tanaman sperti penyakit kresek dan blas pada
padi. Sementara pada musim kemarau banyak masalah hama penggerek batang padi.
Gambar 32. Hama
b. Faktor abiotik
Faktor
Abiotik. Faktor abiotic yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman yaitu iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin,
kelembaban, dan suhu), tanah, air, nutrisi dan ruang.
c. Pengaruh faktor biotik dan abiotik
Pertumbuhan
tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi
lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk
berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan spesies tidak akan memasuki masa reproduktif jika
pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang
untuk berbunga. Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu
dipengaruhi oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri.
Faktor dalam dari tanaman itu adalah genetika dari tanaman tersebut
yang terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan
faktor luarnya adalah faktor biotic maupun abiotik yang meliputi unsur – unsur
yang menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain
iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada
tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat
memanfaatkan unsur – unsur tersebut secara optimal maka perlu adanya perlakuan
khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit
atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak
tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan
penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.
d. Gejala tanaman
Cahaya
merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan
energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan,
meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya
pada saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana
dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran lebih kecil, tipis, pucat.
Pengaruh
cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat penyinaran) saja, namun
ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang
gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrick & Berthwick pada
tahun 1984, menunjukan cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada
spectrum merah dengan panjang gelombang 660nm.
Percobaan
dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang gelombang 730nm
memberikan pengaruh yang berlawanan. Substansi yang merspon spectrum cahaya
adalah fitakram suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan atom
khusus yang mengabsorpsi cahaya.
Suhu berpengaruh terhadap
fisiologi tumbuhan antara lain bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Fotosintesis
pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman. Suhu
optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan.
Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat
tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana
tumbuhan masih dapat tumbuh. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan
diikuti oleh peningkatan proses di atas. Setelah melewati titik optimum, proses
tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas
enzim (enzim terdegradasi)
Peningkatan suhu disekitar
iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan lengas tanah
Angin merupakan unsur penting bagi tanaman,
karena angin dapat mengatur penguapan atau temperature, membantu penyerbukan
(lebih – lebih penyerbukan silang), membawa uap air sehingga udara panas
menjadi sejuk, dan membawa gas – gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Hal –
hal tersebut ditinjau dari keuntungannya, tetapi dari segi kerugiannya adalah
tanaman bisa terbkar karena angin, penyerbukan karena angin bijinya tidak bisa
menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi, dapat menyebarluaskan gulma,
membawa serangga tertentu kemana mana, dan angin yang kencang dapat merebahkan
tanaman.
Kelembapan ada kaitannya
dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan terkait dengan
laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi lembap dapat
dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang
diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel
lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada kondisi
ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun
untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan
helaian daun yang lebar. Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat
respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya.
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk
tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam sikls pangan.susunan
anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan
mineral-mineral. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh
tekstur dan struktur tanah. Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang
dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya
kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah melepas
unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dalam keadaan tanah seperti ini,
pertumbuhan akar tanaman akan berkembang dengan baik. Akar mudah untuk
melakukan penetrasi ke dalam tanah. Drainase dan aerasi pada tekstur tanah
dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah ini cenderung mudah
melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit
mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Dalam keadaan
tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi
karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada
saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun
masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Pada keadaan basah,
tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena
pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi yang mampu
beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah dominan liat ini
tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya unsur-unsur
yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis yang
semestinya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi,
drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus
memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu
tumbuh dalam keadaan yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor lain yang
memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah.
Pada struktur tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi
tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro
maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Pada struktur tanah yang mantap (terdapat bahan
organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori
tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di
dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur
tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik.
Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara
partikel-partikel dalam tanah).
Di dalam tanah keberadaan
air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi
kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara
terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady
(1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di
dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia.
Pada umumnya kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapangan tidak
menguntungkan tanaman tingkat tinggi. Bila terlalu banyak air, keadaannya
merugikan pertumbuhan dan menjadi lebih buruk ketika mencapai titik jenuh.
Pengaruh buruk yang lain dari kelebihan air adalah terlindinya unsur hara
bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada tanah yang bertekstur halus, hal
ini mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang lebih bawah dan tidak
terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar tanaman.
Gambar 33. Faktor abiotic