KELAS
DARING
KELAS
XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA
KELAS : XI ATPH - 3
NAMA
GURU : ANA
KUSMA SANTI
JUDUL
MATERI : KEGIATAN PEMBELAJARAN 13. MELAKSANAKAN PEMANENAN BUAH
SEMUSIM
MATERI :
1. TAKSASI
HASIL TANAMAN
Taksasi hasil tanaman pertanian biasa diakukan oleh petani untuk memperkirakan jumlah
produksi yang akan diperoleh dan berkaitan dengan persiapan bila kegiatan panen
tanaman diakukan, berapa tenaga kerja yang perlu dipersiapkan, dan berapa lama
waktu panen dengan sejumlah produksi yang telah diperkirakan sebelumnya. Terdapat dua metode taksasi hasil
produksi tanaman yang biasa diakukan oleh petani/pengelola usaha pertanian, yaitu :
a.
Metode
Berdasarkan Ubinan
Metode ubinan adalah cara memperkirakan
berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong berumpun.
Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen
tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana
pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak
hasil produksi akan dipasarkan. Metode ini biasa dilakukan oleh petani tanaman
pangan (padi), karena
tanaman padi merupakan tanaan yang memiliki sifat rumpun. Misalkan tanaman jagung, ubi jalar,
tomat sayur dsb. Sekalipun demikian juga dapat pula diterapkan terhadap tanaman
yang tidak berumpun. Permasalahannya adalah akan sangat sulit bila tanaman
tersebut memiliki jarak tanam yang cukup besar. Oleh karena itu billa tanaman
tidak berumpun namun jarak tanamnya relatif pendek/sempit bisa juga dilakukan
taksasi hasil produksi dengan metode berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman padi,
stroberi, dll. Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan ubinan adalah
sebagai berikut:
1)
Pastikan
luas areal yang akan dipanen.
2)
Tentukan
luas dan jumlah ubinan yang akan dipakai sebagai sample. Luas ubin umumnya
cukup ditetapkan ukuran 2 X 2 meter (4
m2).
3)
Jumlah
ubinan bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang berbeda. Hal ini
tergantung dari apakah tanaman tersebut homogeny atau heterogen. Bila homogen cukup ditentukan satu
ubin saja, bila heterogen bisa diambil lebih dari satu ubin dengan
tempat yang tersebar acak. Misalnya dibagian tepi 2 ubin, ditengah 1 ubin.
Jumlah ubin tersebut bias diperbanyak tergantung dari luasan areal
tanaman.
4)
Panen
sejumlah sampel yang berupa ubian tersebut dan timbang berat produksinya untuk
setiap sampel/ubin.
5)
Rumus
perhitungan:
Keterangan:
Th = Taksasi hasil
La = Luas areal tanaman
Lu = Luas ubin
Hu = Hasil ubinan
b. Metode Berdasarkan Populasi
Metode taksasi berdasarkan populasi adalah cara
memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau
tergolong pepohonan. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan
panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan
hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil
produksi akan dipasarkan. Merencanakan Taksasi berdasarkan populasi biasa
dilakukan untuk tanaman yang memiliki jarak tanam lebar sehingga antar tanaman
dapat dipisahkan. Tanaman yang biasa dilakukan taksasi hasil adalah tanan
tahunan seperti karet, kopi, buah-buahan dan lain-lain. Namun tidak menutup
kemungkinan untuk tanaman semusim dilakukan taksasi berdasarkan populasi,
seperti tanaman cabe, tomat dan lain sebagainya. Adapun langkah cara melakukan
taksasi berdasarkan populasi adalah sebagai berikut:
·
Pastikan
luas areal tanaman yang akan dipanen.
·
Pastikan
jarak tanam tanaman.
·
Perkirakan
prosentase tumbuh tanaman.
·
Tetapkan
sejumlah tanaman yang akan dipakai sampel.
Jumlah sampel ini tergantung keadaan homoginitas kesehatan
tanaman dan banyaknya populasi tanaman. Semakin banyak populasi tanaman atau
kurangnya tingkat homoginitas kesehatan tanaman maka sebaiknya sampel yang
ditetapkan lebih banyak dan tersebar tempat tumbuhnya.
Memanen Hasil Pemanenan
·
Panen
tanaman yang sudah ditetapkan sebagai sampel dan timbang hasil produksinya
untuk setiap sampelnya.
·
Rumus
Perhitungan:
Keterangan:
Th = Taksasi
hasil
La
= Luas
areal tanaman
Hs = Rata-rata
hasil sampel tanaman
Pt = Prosentase tumbuh tanaman
Jt = Jarak
tanam
Contoh:
·
Diketahui
luas lahan tanaman semangka 10.000 m2
·
Jarak
tanam adalah 1 m X 3 m = 3
m2
·
Sebagai
sampel tanaman ditetapkan 5 pohon
semangka, 1 pohon diambil bagian timur arah kedalam 20 langkah , 1 pohon bagian barat arah kedalam 30 langkah, 1 pohon bqgian selatan arah kedalam
40 langkah, 1 pohon bagian utara arah kedalam 50 langkah , 1 pohon kira-kira
ditengah lahan.
·
Prosentase
tumbuh dari sejumlah pohon yang ditanam dilahan adalah 90%
·
Hasil
produksi setiap sampel tanaman adalah sbb:
Nomor
sampel
|
Hasil
Produksi (Kg)
|
1
2
3
4
5
|
10
12
9
8
11
|
Rata-rata
|
10
|
2. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN SEMANGKA.
Umur panen semangka bervariasi antara 65-85 HST, tergantung beberapa faktor, yaitu :
a.
Varietas
Varietas satu dengan yang lain
mempunyai umur panen yang tidak sama. Umumnya, semangka berbiji dengan
waktu penanaman sama mempunyai umur panen lebih awal
dari semangka non-biji, yaitu 60-75 HST,
b.
Faktor iklim
Berdasarkan pengalaman, penanaman semangka non-biji ditanam pada ketinggian 700-900 mdpl mempunyai umur panen lebih dalam, sekitar 90-100 HST. Penanaman semangka non-biji pada musim kemarau
akan mempunyai umur panen yang lebih
awal daripada penanaman pada musim hujan.
c.
Tindakan budi daya
Tindakan budi daya seperti
pemangkasan cabang, pengairan, dan pemupukan akan mempengaruhi umur panen semangka non-biji. Pemangkasan pada
cabang-cabang yang tumbuh berlebihan akan mempercepat fase generatif tanaman (pembungaan dan pembuahan)
sehingga umur panen juga lebih cepat. Tindakan pengairan yang tepat,
yaitu mengairi pada saat diperlukan akan mempercepat umur panen. Pengairan yang berlebih-lebihan terutarma pada saat pembungaan dan permbesaran buah akan memperpanjang umur panen. Pemupukan yang terlampau banyak unsur nitrogen
tanpa diimbangi unsur fosfor, kalium,
dan unsur-unsur mikro akan nemperlambat umur panen. Pemilihan
pupuk daun untuk pembesaran dan pemasakan buah harus diperhatikan kandungan unsur haranya, yaitu unsur P dan K harus
lebih tinggi daripada unsur N. Tujuannya agar
pertumbuhan vegetatif tanaman (pembentukan daun dan
cabang) dihambat serta kualitas dan kuantitas buah dapat ditingkatkan. Kualitas ini meliputi rasa buah yang manis dan renyah, bentuk buah tidak cacat, dan warna kulit buah lebih cerah. Kuantitas berarti bobot buah pada saat panen optimal
3. TANAMAN SIAP PANEN PADA BUAH SEMANGKA
Untuk melakukan panen,
sebelumnya harus diketahui dulu apakah umur tanaman sudah memenuhi untuk
dipanen untuk beberapa jenis tanaman sudah mempunyai ketentuan pada umur
tertentu sudah harus dipanen. Bentuk pisik yang akan di panen atau sudahkah
memenuhi kriteria panen, Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk
siap dipanen sesuai dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan
dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria pemanfaatan hasil
produksi, misalkan untuk benih. Cuacanya apakah terang atau akan hujan, tanaman
siap panen tetapi cuaca tidak bagus atau hujan deras bisa jadi pelaksanaan
panen ditunda, karena akan membuat permasalah: misalnya buahnya basah, untuk
pengangkutan juga licin membahayakan keselamatan buah, dll.
Hal yang
perlu diperhatikan dalam menentukan tanaman siap panen adalah kriteria panen.
Kriteria/ciri-ciri panen
buah semangka sebagai
berikut:
a.
Warna dan
tekstur kulit buah terlihat bersih dan jelas, karena lapisan lilin telah
hilang;
b.
Warna ujung buah
sudah coklat kekuningan atau tangkai buah tampak retak-retak;
c.
Sulur kecil
yang terletak di belakang tangkai buah telah berubah dari hijau menjadi coklat
tua dan mongering; dan
d.
Bila buah
ditepuk terdengar suara berat..Adapun ciri buah semangka yang belum masak
adalah: bila buah diketuk terasa tegang, berirama atau nyaring. Sedangkan ciri
buah semangka terlalu masak,yaitu Kulit
buah berwarna seperti lumpur serta bergaris-garis seperti jaring; dan Buah ditepuk terdengar suara berat dan
bergetar.
4. PERSIAPAN
PANEN BUAH SEMANGKA
Bila akan panen buah semangka, penyemprotan pestisida
harus dihentikan paling tidak 14 hari sebelum panen. Seminggu sebelum panen,
tanaman yang akan dipanen ditandai dan diamati ada tidaknya serangan ulat.
Karena ulat akan merusak kulit buah yang dapat menurunkan harga jual. Dari jumlah yang akan dipanen, dapat diperkirakan jumlah tenaga kerja harian yang diperlukan. Keranjang-keranjang pengangkut hasil panen harus sudah disiapkan sehari sebelum panen. Jangan lupa menyiapkan timbangan yang sudah ditera sebagai
penakar hasil panen. Tenaga pemasaran harus
sudah mengamati harga semangka non-biji
di pasaran. Usahakan mengontak bandar atau penampung semangka yang dapat
dipercaya. Hal ini perlu agar kita sebagai
petani tidak dipermainkan oleh pembeli. Suatu contoh kasus, seorang petani dari Jawa Tengah tanpa
mengontak salah satu bandar penampung
langsung mengangkut hasil panenannya ke
pasar induk Kramat Jati. Pedagang di Kramat Jati melihat peluang untuk mengeruk untung sebesar-besamya karena petani tersebut akan terpojok, tidak akan
membawa semangkanya kembali. Oleh karenanya, pedagang
dengan mudah mempermainkan harga dengan menawar di bawah harga standar dan pengkelasan buahnya seenak pedagang
tersebut. Oleh karena itu, survey pasar dan menghubungi calon pembeli adalah hal yang mutlak dilakukan sebelum panen.
5. Saat panen buah semangka
Pemetikan buah
semangka sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk memperoleh buah yang lebih
manis karena proses penimbunan zat makanan (gula) terjadi pada malam hari dan
tahan simpan, kemudian buah semangka tidak boleh dibiarkan terlalu lama
terjemur sinar matahari, karena akan menyebabkan layu dan terasa tidak segar
lagi saat dikonsumsi/dimakan. Pemetikan boleh dilakukan pada sore hari, asal
tidak hujan/habis hujan.
6. Cara Panen
Buah Semangka
Cara panen (pemetikan buah), tangkai buah semangka dipotong dengan menggunakan
pisau atau gunting atau
dengan tangan langsung. Buah yang dipetik bertahap sesuai dengan kematangan
buah. Hal ini disebabkan karena umumnya buah tidak matang serentak, biasanya
panen dilakukan sampai 2 tahap. Setelah itu
sebaiknya buah semangka tidak ditumpuk terlalu tinggi agar buah yang berada di
bagian bawah tidak memar atau rusak. Buah semangka yang telah dipetik, lalu
diangkut dan ditaruh di tempat teduh yang telah diberi alas dan ditutup dengan
jerami. Buah yang sudah dipanen dikelompokan menjadi tiga, yaitu : Kelas A = buah
yang berukuran 6-8 kg, kelas B = buah yang berukuran 4-6 kg, kelas C = buah
yang berukuran kurang dari 4 kg.
7. Pencatatan
hasil panen
Segera
setelah selesai panen dan semua hasil panen di kumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan kelasnya.
Setiap kelas harus diketahui berapa beratnya karena akan berpengaruh kepada
harga. Biasanya untuk kelas C yaitu buah yang berukuran kurang dari 4 kg akan
dijual disekitar lokasi atau pasar setempat tetapi untuk kelas A dan B akan
dijual di pasar swlayan atau dikirim disentral pasar yang lebih besar seperti
pasar kramat jati ( Jakarta) atau pasar caringin (bandung).