Rabu, 25 Maret 2020

ATB KELAS XI ( MELAKSANAKAN PEMANENAN BUAH SEMUSIM, ANA KUSMA SANTI, SE)


KELAS DARING
KELAS XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR

NAMA KELAS         :    XI ATPH - 3
NAMA GURU          :    ANA KUSMA SANTI
JUDUL MATERI      :    KEGIATAN PEMBELAJARAN 13. MELAKSANAKAN PEMANENAN   BUAH SEMUSIM

MATERI                   :
1.    TAKSASI HASIL TANAMAN
Taksasi hasil tanaman pertanian biasa diakukan  oleh petani untuk memperkirakan jumlah produksi yang akan diperoleh dan berkaitan dengan persiapan bila kegiatan panen tanaman diakukan, berapa tenaga kerja yang perlu dipersiapkan, dan berapa lama waktu panen dengan sejumlah produksi yang telah diperkirakan sebelumnya. Terdapat dua metode taksasi hasil produksi tanaman yang biasa diakukan oleh petani/pengelola usaha pertanian, yaitu :
a.    Metode Berdasarkan Ubinan
Metode ubinan adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong berumpun. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan. Metode ini biasa dilakukan oleh petani tanaman pangan (padi), karena tanaman padi merupakan tanaan yang memiliki sifat rumpun. Misalkan tanaman jagung, ubi jalar, tomat sayur dsb. Sekalipun demikian juga dapat pula diterapkan terhadap tanaman yang tidak berumpun. Permasalahannya adalah akan sangat sulit bila tanaman tersebut memiliki jarak tanam yang cukup besar. Oleh karena itu billa tanaman tidak berumpun namun jarak tanamnya relatif pendek/sempit bisa juga dilakukan taksasi hasil produksi dengan metode berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman padi, stroberi, dll. Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan ubinan adalah sebagai berikut:
1)    Pastikan luas areal yang akan dipanen.
2)    Tentukan luas dan jumlah ubinan yang akan dipakai sebagai sample. Luas ubin umumnya cukup  ditetapkan ukuran 2 X 2 meter (4 m2).
3)    Jumlah ubinan bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang berbeda. Hal ini tergantung dari apakah tanaman tersebut homogeny atau  heterogen. Bila homogen cukup ditentukan satu ubin saja, bila heterogen bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang tersebar acak. Misalnya dibagian tepi 2 ubin, ditengah 1 ubin. Jumlah ubin tersebut bias diperbanyak tergantung dari luasan areal tanaman.  
4)    Panen sejumlah sampel yang berupa ubian tersebut dan timbang berat produksinya untuk setiap sampel/ubin.
5)    Rumus perhitungan:
Keterangan:
                  Th      =   Taksasi hasil
                  La       =   Luas areal tanaman
                  Lu       =   Luas ubin
                  Hu      =   Hasil ubinan
b.    Metode Berdasarkan Populasi
Metode taksasi berdasarkan populasi adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong pepohonan. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan. Merencanakan Taksasi berdasarkan populasi biasa dilakukan untuk tanaman yang memiliki jarak tanam lebar sehingga antar tanaman dapat dipisahkan. Tanaman yang biasa dilakukan taksasi hasil adalah tanan tahunan seperti karet, kopi, buah-buahan dan lain-lain. Namun tidak menutup kemungkinan untuk tanaman semusim dilakukan taksasi berdasarkan populasi, seperti tanaman cabe, tomat dan lain sebagainya. Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan populasi adalah sebagai berikut:
·      Pastikan luas areal tanaman yang akan dipanen.
·      Pastikan jarak tanam tanaman.
·      Perkirakan prosentase tumbuh tanaman.
·      Tetapkan sejumlah tanaman yang akan dipakai sampel.
Jumlah sampel ini tergantung keadaan homoginitas kesehatan tanaman dan banyaknya populasi tanaman. Semakin banyak populasi tanaman atau kurangnya tingkat homoginitas kesehatan tanaman maka sebaiknya sampel yang ditetapkan lebih banyak dan tersebar tempat tumbuhnya. 
Memanen Hasil Pemanenan
·      Panen tanaman yang sudah ditetapkan sebagai sampel dan timbang hasil produksinya untuk setiap sampelnya.
·      Rumus Perhitungan:
Keterangan:
Th   =    Taksasi hasil
La   =    Luas areal tanaman
Hs   =    Rata-rata hasil sampel tanaman
Pt    =    Prosentase tumbuh tanaman
Jt     =    Jarak tanam
Contoh:
·      Diketahui luas lahan tanaman semangka 10.000 m2
·      Jarak tanam adalah  1 m X  3 m = 3  m2
·      Sebagai sampel tanaman ditetapkan 5  pohon semangka,  1  pohon diambil bagian timur  arah kedalam 20 langkah , 1 pohon bagian  barat arah kedalam 30  langkah, 1 pohon bqgian selatan arah kedalam 40 langkah, 1 pohon bagian utara arah kedalam 50 langkah , 1 pohon kira-kira ditengah lahan.
·      Prosentase tumbuh dari sejumlah pohon yang ditanam dilahan adalah 90%
·      Hasil produksi setiap sampel tanaman adalah sbb:
Nomor sampel
Hasil Produksi (Kg)
1
2
3
4
5
10
12
9
8
11
Rata-rata
10
2.    FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN SEMANGKA.
Umur panen semangka bervariasi antara 65-85 HST, tergantung beberapa faktor, yaitu :
a.    Varietas
Varietas satu dengan yang lain mempunyai umur panen yang tidak sama. Umumnya, semangka berbiji dengan waktu penanaman sama mempunyai umur panen lebih awal dari semangka non-biji, yaitu 60-75 HST,
b.    Faktor iklim
Berdasarkan pengalaman, penanaman semangka non-biji ditanam pada ketinggian 700-900 mdpl mempunyai umur panen lebih dalam, sekitar 90-100 HST. Penanaman semangka non-biji pada musim kemarau akan mempunyai umur panen yang lebih awal daripada penanaman pada musim hujan.
c.     Tindakan budi daya
Tindakan budi daya seperti pemangkasan cabang, pengair­an, dan pemupukan akan mempengaruhi umur panen semangka non-biji. Pemangkasan pada cabang-cabang yang tumbuh ber­lebihan akan mempercepat fase generatif tanaman (pembungaan dan pembuahan) sehingga umur panen juga lebih cepat. Tindakan pengairan yang tepat, yaitu mengairi pada saat diperlukan akan mempercepat umur panen. Pengairan yang berlebih-lebihan terutarma pada saat pembungaan dan permbe­saran buah akan memperpanjang umur panen. Pemupukan yang terlampau banyak unsur nitrogen tanpa diimbangi unsur fosfor, kalium, dan unsur-unsur mikro akan nem­perlambat umur panen. Pemilihan pupuk daun untuk pembesar­an dan pemasakan buah harus diperhatikan kandungan unsur haranya, yaitu unsur P dan K harus lebih tinggi daripada unsur N. Tujuannya agar pertumbuhan vegetatif tanaman (pemben­tukan daun dan cabang) dihambat serta kualitas dan kuantitas buah dapat ditingkatkan. Kualitas ini meliputi rasa buah yang manis dan renyah, bentuk buah tidak cacat, dan warna kulit buah lebih cerah. Kuantitas berarti bobot buah pada saat panen optimal
3.    TANAMAN SIAP PANEN PADA BUAH SEMANGKA
Untuk melakukan panen,  sebelumnya harus diketahui dulu apakah umur tanaman sudah memenuhi untuk dipanen untuk beberapa jenis tanaman sudah mempunyai ketentuan pada umur tertentu sudah harus dipanen. Bentuk pisik yang akan di panen atau sudahkah memenuhi kriteria panen, Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk siap dipanen sesuai dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria pemanfaatan hasil produksi, misalkan untuk benih. Cuacanya apakah terang atau akan hujan, tanaman siap panen tetapi cuaca tidak bagus atau hujan deras bisa jadi pelaksanaan panen ditunda, karena akan membuat permasalah: misalnya buahnya basah, untuk pengangkutan juga licin membahayakan keselamatan buah, dll.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tanaman siap panen adalah kriteria panen.
Kriteria/ciri-ciri  panen  buah semangka   sebagai berikut:
a.    Warna dan tekstur kulit buah terlihat bersih dan jelas, karena lapisan lilin telah hilang;
b.    Warna ujung buah sudah coklat kekuningan atau tangkai buah tampak retak-retak;
c.     Sulur kecil yang terletak di belakang tangkai buah telah berubah dari hijau menjadi coklat tua dan mongering; dan
d.    Bila buah ditepuk terdengar suara berat..Adapun ciri buah semangka yang belum masak adalah: bila buah diketuk terasa tegang, berirama atau nyaring. Sedangkan ciri buah semangka terlalu masak,yaitu  Kulit buah berwarna seperti lumpur serta bergaris-garis seperti jaring; dan  Buah ditepuk terdengar suara berat dan bergetar.
4.    PERSIAPAN PANEN BUAH SEMANGKA
Bila akan panen buah semangka, penyemprotan pestisida harus dihentikan paling tidak 14 hari sebelum panen. Seminggu sebelum panen, tanaman yang akan dipanen ditandai dan diamati ada tidaknya serangan ulat. Karena ulat akan merusak kulit buah yang dapat menurunkan harga jual. Dari jumlah yang akan dipanen, dapat diperkirakan jumlah tenaga kerja harian yang diperlukan. Keranjang-keranjang pengangkut hasil panen harus sudah disiapkan sehari sebelum panen. Jangan lupa menyiapkan timbangan yang sudah ditera sebagai penakar hasil panen. Tenaga pemasaran harus sudah mengamati harga semangka non-biji di pasaran. Usahakan mengontak bandar atau penam­pung semangka yang dapat dipercaya. Hal ini perlu agar kita sebagai petani tidak dipermainkan oleh pembeli. Suatu contoh kasus, seorang petani dari Jawa Tengah tanpa mengontak salah satu bandar penampung langsung mengangkut hasil panenannya ke pasar induk Kramat Jati. Pedagang di Kramat Jati melihat peluang untuk mengeruk untung sebesar-besamya karena petani tersebut akan terpojok, tidak akan membawa  semangkanya kembali. Oleh karenanya, pedagang dengan mudah memper­mainkan harga dengan menawar di bawah harga standar dan pengkelasan buahnya seenak pedagang tersebut. Oleh karena itu, survey pasar dan menghubungi calon pembeli adalah hal yang mutlak dilakukan sebelum panen.
5.    Saat panen buah semangka
Pemetikan buah semangka sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk memperoleh buah yang lebih manis karena proses penimbunan zat makanan (gula) terjadi pada malam hari dan tahan simpan, kemudian buah semangka tidak boleh dibiarkan terlalu lama terjemur sinar matahari, karena akan menyebabkan layu dan terasa tidak segar lagi saat dikonsumsi/dimakan. Pemetikan boleh dilakukan pada sore hari, asal tidak hujan/habis hujan.
6.    Cara Panen Buah Semangka
Cara panen (pemetikan buah), tangkai buah semangka dipotong dengan menggunakan pisau atau gunting atau dengan tangan langsung. Buah yang dipetik bertahap sesuai dengan kematangan buah. Hal ini disebabkan karena umumnya buah tidak matang serentak, biasanya panen dilakukan sampai 2 tahap. Setelah itu sebaiknya buah semangka tidak ditumpuk terlalu tinggi agar buah yang berada di bagian bawah tidak memar atau rusak. Buah semangka yang telah dipetik, lalu diangkut dan ditaruh di tempat teduh yang telah diberi alas dan ditutup dengan jerami. Buah yang sudah dipanen dikelompokan menjadi tiga, yaitu : Kelas A = buah yang berukuran 6-8 kg, kelas B = buah yang berukuran 4-6 kg, kelas C = buah yang berukuran kurang dari 4 kg.
7.    Pencatatan hasil panen
Segera setelah selesai panen dan semua hasil panen di kumpulkan  kemudian dikelompokkan berdasarkan kelasnya. Setiap kelas harus diketahui berapa beratnya karena akan berpengaruh kepada harga. Biasanya untuk kelas C yaitu buah yang berukuran kurang dari 4 kg akan dijual disekitar lokasi atau pasar setempat tetapi untuk kelas A dan B akan dijual di pasar swlayan atau dikirim disentral pasar yang lebih besar seperti pasar kramat jati ( Jakarta) atau pasar caringin (bandung).


SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...