KELAS
DARING
KELAS
XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA
KELAS : XI ATPH - 1
NAMA
GURU : ANA
KUSMA SANTI
JUDUL
MATERI : KEGIATAN PEMBELAJARAN 6. MELAKSANAKAN PENGAIRAN TANAMAN BUAH SEMUSIM
MATERI :
1. KETERSEDIAAN AIR TANAH
Ketersediaan
air akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman serta
mempengaruhi hidup jasad renik dalam tanah. Struktur, porositas, kandungan
bahan organik akan menentukan jumlah air di dalam tanah. Menurut Hansen et al.
(1979) dalam usaha pemberian air irigasi perlu diperhatikan kemampuan tanah
dalam menyerap air. Air tersedia bagi tanaman merupakan air yang terdapat
diantara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kramer 1979 (dalam Rahadi
Bambang dkk, 1999) berpendapat bahwa tingkat kelembababan tanah berpengaruh
pada ketersediaan air. Air yang tersedia bagi tanaman antara 15-20 atmosfer,
yaitu antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
2. KEBUTUHAN AIR BAGI TANAMAN (KAT)
Kebutuhan
air tanaman didefinisikan sebagai jumlah (kedalaman) air yang diperlukan untuk
menggantikan air yang hilang melalui evapotranspirasi (ET).
Jadi
:
Kebutuhan air = ET
tanaman
|
a.
Kebutuhan air tanaman selalu merujuk pada
satu tanaman yang tumbuh pada kondisi optimal,
yaitu;
1)
Tanaman
yang seragam
2)
Sedang
aktif tumbuh,
3)
Tajuknya
menutupi tanah,
4)
Bebas
hama penyakit, dan pada kondisi tanah yang baik (termasuk hara dan air).
tanaman tersebut akan mampu mencapai potensi produksinya.
b.
Faktor
yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman (KAT)
1)
Iklim : pada iklim kering dan panas tanaman akan memerlukan air
harian lebih banyak dibandingkan pada iklim sejuk dan berawan.
2)
Jenis tanaman:
tanaman jagung atau tebu akan memerlukan air yang lebih banyak dibandingkan
sorgum dan kedele.
3)
Fase
pertumbuhan tanaman:
tanaman yang tumbuh penuh
akan memerlukan air yang lebih banyak dibandingkan yang baru ditanam.
3. FUNGSI
AIR BAGI TANAMAN
Air
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Daya pelarut unsur-unsur yang diambil
oleh tanaman.
b. Mempertinggi reaktivitas persenyawaan
yang sederhana/kompleks.
c. Berperan dalam proses fotosintesis.
d. Penyangga tekanan di dalam sel yang
penting dalam aktivitas sel tersebut.
e. Mengabsorbsi temperatur dengan
baik/mengatur temperatur di dalam tanaman.
f. Menciptakan situasi temperatur yang
konstan.
Air
di dalam tanah dalam keadaan seimbang dengan di dalam tanaman. Masuk dan
keluarnya air dari dalam tubuh tanaman ini sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor ekologis.
4. TANDA-TANDA
KEKURANGAN AIR PADA TANAH DAN TANAMAN
Kandungan
air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah
untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah
(Pairunan et al, 1985). Sistem yang menggambarkan tingkah laku
air dan pergerakan air dalam tanah dan tubuh tanaman didasarkan atas suatu
hubungan energi potensial. Air mempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu
akan bergerak dari daerah dengan energi potensial tinggi ke daerah dengan
energi potensial rendah (Gardner et al, 1991).
Dalam
fisiologi tanaman, adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas yang
dikandung air dalam bentuk potensial air (ψ) yang didefinisikan sebagai
energi bebas per unit volume air. Dengan menganggap bahwa potensial air murni
adalah nol pada kondisi standar. Potensial air tanah dan tanaman dinyatakan
dalam unit tekanan, baik dalam bar atau Pascal (Pa), dimana 1 bar = 105
Pa (Fitter dan Hay, 1994). Perakaran tanaman tumbuh ke arah yang
lembap dan menarik air sampai tercapai potensial air kritis dalam tanah. Air
yang diserap dari tanah oleh akar tanaman disebut air yang tersedia. Air
tersedia merupakan perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas
lapang (air yang tetap tersimpan dalam tanah yang tidak
mengalir ke bawah karena gaya gravitasi) dan jumlah air dalam tanah pada
persentase perlayuan permanen (pada persentase kelembapan tanah ini tanaman
akan layu dan tidak segar kembali dalam atmosfer dengan kelembapan relatif
100%) (Gardner et al, 1991). Air tersedia berbentuk larutan, yang
mengandung berbagai unsur hara yang diperlukan oleh tanaman misalnya N, K, Ca,
Mg, dan S (Najiyati dan Danarti, 1996). Jansen et al, (1990) dalam
Anonim (1996) menyatakan bahwa secara umum kapasitas lapang terjadi pada
tekanan potensial tanah berkisar -10 KPa atau -0,1 bar (tekstur tanah kasar)
dan -20 KPa atau -0,2 bar untuk tekstur tanah sedang dan halus. Makin tinggi
kandungan liat makin tinggi pula kandungan air tanah pada kapasitas lapang.
Keberadaan
air dalam tanah tergantung pada iklim yang ditekankan pada curah hujan.
Kebutuhan air dapat dipenuhi oleh air hujan alami atau hujan buatan maupun air
pengairan. Kebutuhan air total bagi pertumbuhan tanaman secara umum berkisar
dari 500–700 mm selama satu musim. Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif
menunjukkan tanggap yang jelas akan air. Namun, air yang banyak dalam tanah
akan mengurangi kadar oksigen dalam tanah apabila seluruh pipa kapiler tanah
terpenuhi oleh air (Moenandir, 2004). Oleh sebab itu, adanya air dalam tanah
belum tentu menjamin pertumbuhan tanaman yang baik, sebab bila air berlebihan, tanah
tidak mengandung udara lagi. Padahal udara dalam tanah juga sangat diperlukan
oleh tanaman. Akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terganggu (Najiyati dan
Danarti, 1996). Air yang ada di dalam tanah dapat berkurang karena adanya
penguapan, perkolasi, atau diserap oleh tanaman. Apabila dalam jangka waktu
tertentu tidak ada penambahan air oleh hujan atau oleh irigasi maka tanah akan
mengering dan tanaman akan segera memperlihatkan pengaruhnya terhadap
kekeringan tersebut. Mula-mula tanaman akan layu pada siang hari dan segar
kembali pada malam hari. Tetapi lama kelamaan tanaman akan tetap layu baik
siang maupun malam hari, bila tidak segera disiram (Najiyati dan Danarti,
1996). Air dalam tanaman berada dalam suatu keadaan aliran sinambung (kontinyu).
Kehilangan air mengakibatkan terhentinya pertambahan berat kering tanaman dan
kekurangan air yang terus menerus menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman
yang tidak dapat balik dan mengakibatkan kematian. Hal ini terjadi sangat cepat
dalam keadaan panas dan kering untuk tanaman-tanaman yang strukturnya tidak
sesuai untuk mencegah kehilangan air (Hardjadi, 1993). Untuk mengatasi hal
tersebut, diperlukan pengairan yaitu pemberian air secara sengaja dan teratur
pada sebidang lahan tanaman (Moenandir, 2004). Tujuan
pengairan ialah menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman. Umumnya
pemberian air disesuaikan dengan periode kritis tanaman. Kebutuhan air bagi
pengairan dapat ditentukan oleh adanya penghitungan kelembaban air tanah dan
air yang tersedia, serta penghitungan tingkat ketersediaan air (oleh data
meteorologi). Dengan kata lain, pengairan akan efektif apabila diberikan
sebelum kelembaban tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Jelasnya air
diberikan pada 60% dari air yang tersedia artinya 60% kadar air diantara
kapasitas lapang dan titik layu permanen (Moenandir, 2004).
Pengurangan hasil akibat kekurangan air telah lama
diteliti oleh para peneliti di bidang agronomi. Ketepatan waktu kekurangan air
itu sama pentingnya dengan tingkat kekurangan tersebut. Dimana spesies tertentu
seperti hasil panen, apabila mengalami kekurangan air yang hebat selama 4 hari
pada tingkatan tertentu dari daur reproduktif dan dua minggu berikutnya
merupakan periode paling peka terhadap kekurangan air. Ketersediaan air dalam
tanah akan mempengaruhi besarnya potensial air dalam daun. Berkurangnya
potensial air dalam daun menurunkan laju fotosintesis. Hal ini berhubungan
dengan kombinasi beberapa proses seperti : (1) penutupan stomata secara
hidroaktif akan mengurangi suplai CO2, (2) dehidrasi kutikula,
dinding epidermis, dan membran sel, sehingga mengurangi aviditas dan
permeabilitasnya terhadap CO2, (3) bertambahnya tahanan sel mesofil
daun terhadap pertukaran gas, dan (4) menurunnya efisiensi fotosintesis. Hal
ini berhubungan dengan proses biokimia, aktivitas enzim dalam sitoplasma,
dimana fotosintesis merupakan proses hidrolisis yang memerlukan air (Hardjadi
dan Yahya, 1987).
5. PENGUKURAN
KELEMBABAN TANAH DENGAN TENSIOMETER
Cara
menggunakan alat tensiometer (gambar 6.1.) sebagai berikut:
a. Lubangi tanah dengan bor tanah lebar
sesuaikan dengan lebar alat tensiometer.
b. memasukan ujung keramik tensiometer
kedalam tanah yang akar diukur kelembabannya. Pada tanah yang kering air
didalam tabung akan turun yang menyebabkan tegangan yang dapat terukur/terbaca
pada pengukur tegangan/tekanan.
c. Dengan terbacanya ukuran tegangan pada
tensiometer maka bermanfaat untuk menentukan langkah selanjutnya tindakan apa
yang perlu dilakukan setelah mengetahui gambaran kelembaban tanah/kandungan air
tanah (Baca buku petunjuk pengoperasian alat tensiometer tanah)
d. Skala Pembacaan secara umum menunjukan
gambaran sbb :
1)
(0-10) Centibar
: Tanah jenuh air dan tidak cukup udara
2)
(10-25)
Centibar : Kondisi ideal untuk tanaman
3)
3.
(25-35) Centibar : Perlu perhatian ,pada
tanah pasir mulai diairi
4)
4.
(35-40) Centibar : Harus diperhatikan
untuk mengairi (Pada tanah berat)
5)
5.
> 40 Centibar : Tanaman akan Layu .
6. PERHITUNGAN
KEBUTUHAN AIR UNTUK TANAMAN
a. Penentuan kebutuhan air dengan pertimbangan
evaporasi dan transpirasi.
Dalam pertumbuhannya tanaman dipengaruhi
oleh evaporasi dan evapotranspirasi yang berada di sekeliling tanaman sehingga
akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya. Yang dimaksud dengan evaporasi
adalah proses keluarnya/menguapnya uap air yang ada di dalam tanah ke udara
bebas dan transpirasi adalah proses hilangnya uap air dari dalam tanaman ke
udara bebas, sedangkan evapotranspirasi adalah proses hilangnya uap air baik
dari dalam tanah maupun dari tanaman ke udara bebas. Kedua proses tersebut
sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca yang ada di udara bebas. Faktor-faktor
cuaca yang mempengaruhinya adalah radiasi matahari, suhu, kelembaban dan faktor
angin. Dengan meningkatnya faktor radiasi matahari maka makin meningkat pula
evaporasi dan evapotranspirasi, sehingga tanaman akan banyak kehilangan air
dari dalam tubuhnya. Suhu yang tinggi akan meningkatkan evaporasi dan
evapotranspirasi. Demikian juga dengan pengaruh kelembaban udara, semakin
kering udara di sekitar tanaman maka evapotranspirasi akan semakin meningkat.
Pengaruh angin berperan jika angin yang bergerak akan membawa uap air di
sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan evapotranspirasi
menjadi tinggi.
Oleh karena itu dalam menghitung
kebutuhan air bagi tanaman disamping mempertimbangkan berapa jumlah air yang
diperlukan tanaman juga mempertimbangkan pengaruh evaporasi dan
evapotranspirasi yang terjadi di areal pertanaman sehingga pemberian air dapat
optimal yang diberikan pada tanaman.
b. Frekuensi pengairan dianalisis
berdasarkan kebutuhan dan evapotranspirasi.
Frekuensi pengairan harus
mempertimbangkan evapotranspirasi yang terjadi di sekitar areal pertanaman
sehingga pemberian air bagi tanaman akan mencapai optimal. Oleh karena
evapotranspirasi dipengaruhi radiasi matahari, suhu, kelembaban dan angin, maka
faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam bentuk cuaca harian di
sekitar pertanaman sehingga dikenal radiasi matahari harian, suhu harian dan
keadaan angin harian dan pengaruhnya terhadap evapotranspirasi sehingga dapat
dihitung besarnya evapotranspirasi yang terjadi, dengan demikian dapat
ditambahkan dengan besarnya kebutuhan air yang harus diberikan pada tanaman
7. PENGAIRAN
TANAMAN SEMANGKA
Air merupakan faktor
penting bagi tanaman semangka yang buahnya mengandung > 90% air.
Tanaman semangka memerlukan air yang banyak untuk pertumbuhan
dan produksinya, tetapi tidak menyukai air yang tergenang.
Pada fase pembibitan,
tanaman semangka memerlukan air yang cukup, kemudian
kebutuhan air mulai meningkat pada fase pertumbuhan vegetatif
(pembentukan akar, batang, dan daun). Memasuki
fase generatif (ditandai dengan munculnya bunga) pengairan dikurangi agar
pembungaan berlangsung serempak.
Pengairan ditingkatkan
lagi ketika memasuki fase pembesaran buah. Pengairan
dikurangi lagi pada saat tanaman memasuki fase pemasakan buah (50-65 HST). Cara pengairan di lahan bekas sawah dilakukan penggenangan, tinggi airnya cukup sebatas
mulsa terendah penutup bedengan, kemudian
dibantu dengan penyiraman secara di cebor pada lubang tanam. Cara pengairan di lahan tegalan, buatlah sobekan pada mulsa PHP dengan pisau silet, kemudian bedengan dicebori air
secukupnya, jangan sampai tanah pada
lubang tanam longsor. Bila terjadi longsor, tutup kembali dengan tanah sehingga akar tanaman tidak rusak. Untuk mengetahui saat yang tepat dilakukan
pengairan dengan memasukkan tangan ke
dalam tanah bedengan apabila tanah sudah kering segera lakukan pengairan jangan sampai menunggu tanaman layu. Cara pengairinya bisa sistem cebor pakai gayung atau yang lebih efektif dengan sistem
mengalir atau leb.