KELAS DARING
KELAS X SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS : XI ALSINTAN
NAMA GURU : SRI WULANDARI, STP,
MPd
JUDUL MATERI :
Mengukur kemiringan
lahan pertanian (PPLP)
MATERI:
Lahan
pada umumnya tidak datar, tetapi kondisinya miring. Kondisi lahan yang miring
bila ditanami tanpa mengidahkan aspek-aspek konservasi akan menyebabkan
terjadinya kerusakan lahan yang diawali dengan terjadinya erosi. Akibat
terjadinya erosi akan menyebabkan terbentuknya lahan-lahan kritis.
Berbagai
usaha dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah kritis, antara
lain dengan
menggunakan teknologi tepat guna seperti pengolahan tanah menurut garis kontur
atau memotong lereng, menggunakan tanaman pelindung untuk mencegah terjadinya
erosi, dengan pengiliran tanaman dan yang erat kaitannnya dengan ukur wilayah
adalah pembuatan teras.
Untuk
pembuatan teras, yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah derajat kemiringan
lahan. Dengan mengetahui derajat kemiringan lahan akan memudahkan untuk membagi
lereng secara mendatar. Bila lahan terlalu curam, maka jarak antara garis-garis
kontur semakin rapat atau lebar teras yang akan di buat semakin sempit.
Tujuan
pembuatan teras adalah untuk mematahkan atau mengurangi kecepatan aliran air,
dengan adanya teras diharapkan kecepatan aliran air diatas permukaan tanah
menjadi seminimal mungkin sehingga tidak terjadi erosi.
Teknik
Pengukuran Kemiringan
Untuk
menentukan derajat kemiringan lereng sebenarnya tidak begitu sulit. Ada
beberapa unsur yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jarak Horizontal
Jarak horizontal adalah jarak terpendek antara dua titik,
yaitu antara titik tertinggi dengan titik terendah pada lereng tersebut, yaitu
garis proyeksi (garis datar) dari garis lereng (jarak miring) antara kedua
titik tersebut lihat gambar berikut :
b. Jarak vertikal
Jarak vertikal adalah
perbedaan ketinggian antara kedua titik terendah dan tertinggi dan dinyatakan,
dengan t (lihat gambar di atas).
Derajat
kemiringan
Yang dimaksud
kemiringan lereng adalah perbandingan antara jarak vertikal dan horizontal
antara titik tertinggi dan terendah. Biasanya kemiringan lereng dinyatakan
dengan persen disimbolkan dengan S
(slope).
S = t/d x 100 %
di mana :
S = persen kemiringan
lahan
t = jarak vertikal
d = jarak horizontal
Yang menjadi dasar
perhitungan, untuk menentukan persen kemiringan lahan adalah jarak datar, yaitu
jarak horizontal (d) antara kedua titik tersebut, dan ini merupakan harga
rata-rata sehingga bila ada pendahuluan atau penurunan biasanya diabaikan.
Contoh :
Bila suatu lereng
memiliki persen kemiringan 5% berarti pada jarak (d) 100 meter antara titik
tertinggi dan terendah terdapat perbedaan tinggi (t) 5 meter,
atau terdapat perbedaan tinggi (t) 50 cm
setiap jarak (d) 10 meter.
Kelas
Kemiringan lahan
Berdasarkan persen
kemiringan lahan, maka dibedakan atas beberapa kelas:
- Datar bila persen
kemiringan lereng 0-13 %.
- Bergelombang bila persen
kemiringan lerengan 3-8 %.
- Agak curam 8-15 %.
- Curam, bila persen
kemiringan lereng 15-30 %.
- Sangat curam, bila persen
kemiringan lereng >30%.