Selasa, 21 April 2020

PBHP KELAS X ( MEMUPUK & MENGANGKUT BHP 1, ARI AYUNANI, SPt)


KELAS DARING

KELAS X  SEMESTER GENAP 2019 / 2020

SMK NEGERI 2 BAGOR


NAMA KELAS : X APHP
NAMA GURU : ARI AYUNANI, SPt
JUDUL MATERI : Menumpuk  dan   Mengangkut   Bahan Hasil Pertanian ( 1 )

MATERI :

Kegiatan menumpuk dan mengangkut bahan hasil pertanian dan perikanan setelah panen sangat terkaitdengankegiatan transportasi dan distribusi bahan tersebut. Bila kita berkunjung ke pasar, sering dijumpai tumpukan bahan hasil pertanian dengan berbagai kemasan. Pada alat tramsportasi tampak bahwa, bahan hasil pertanian dan perikanan ditumpuk. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi transportasi. Bahkan adabeberapa jenis barang dilakukan penumpukan melebihi batas yang diizinkan untuk ukuran kendaraan tertentu. Berdasarkan ilustrasi tersebut diatas, upaya penumpukan bahan hasil pertanian dan perikanan sangat perlu diperhatikan agar upaya efisiensi yang dilakukan tidak berakibat kerusakan bahan hasil pertanian yang dapat memberikan dampak merugikan. 
Pengangkutan bahan hasil pertanian sudah dilakukan sejak dulu kala dengan menggunakan alat sederhana dengan tenaga manusia maupun bantuan binatang/hewan ternak. Peralatan pengangkutan kini telah berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhannya, meskipun peralatan tradisionalpun hingga kini masih digunakan. Pengangkutan barang dalam jumlah yang relatif banyak harus memperhatikan berbagai hal diantaranya adalah teknik penumpukan. Penumpukan tanpa memperhatikan kondisi bahan, alat pengangkutan, dan berbagai faktor lain dapat mengakibatkan kerusakan bahan. 

a. Pengertian dan tujuan menumpuk dan mengangkut bahan hasil pertanian dan perikanan
1) Pengangkutan
Pengangkutan merupakan kegiatan memindahkan produk dari suatu tempat ke tampat lain dengan tetap mempertahankan mutu produk (Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 44/ Permentan/Ot.140/10/2009 tentang pedoman penanganan pasca panen hasil pertanian asal tanaman yang baik/good handling practices). Pengangkutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat danatau mesin dengan jenis dan spesifikasi sesuai sifat dan karakteristik hasil pertanian tanaman.
Karakteristik komoditas dan pengelolaan lingkungan sangat perlu diperhatikan dalam kegiatan pengangkutan. Pengaturan suhu sangat penting selama proses dalam pengangkutan, apalagi bila bahan akan diangkut dengan jarak tempuh yang  jauh,  Oleh karena itu,bahan yang diangkut harus disusun sedemikian rupa agar terjadi sirkulasi udara yang baik yang dapat membawa keluar panas yang dihasilkan oleh produk dan juga akibat udara panas yang datang dari udara sekitarnya serta panas jalan. 
Alat dan sarana pengangkutan harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan mutu komoditas yang diangkut. Sarana angkutan yang dipakai harus mempunyai insulasi (bahan penahan suhu)yang baik sehingga suhu muatan yang telah didinginkan terlebih dahuluatau di pre-cool dapat dijaga dan mempunyai ventilasi yang baik sehingga udara bisa mengalir melalui produk. Selama pengangkutan, produk hasil pertanian harus disusun sedemikian rupa sehingga kerusakan dapat diminimumkan kemudian diperkuat dan aman.
Muatan atau produk dalam kendaraan bak terbuka dapat diatur sedemikian rupa sehingga udara bisa mengalir melalui produk yang dapat mendinginkan produk itu sendiri selamakendaraan melaju. Perjalanan pada malam dan pagi hari bisa mengurangi beban panas (heat load) pada kendaraan yang mengangkut hasil panen. Pengemudi kendaraan yangterlibat dalam pengantaran produk harus dilatih terlebih dahulu tentang bagaimana caranyamemuat dan menangani muatan mereka. 
Pengangkutan beberapa jenis produkhortikultura baik Indonesia maupun di beberapa negara lain merupakan hal yang biasa dilakukan, khususnya untuk pengiriman sayur-sayuran. Muatan dengan berbagai jenis bahan dapat menjadi masalah yang seriusjika suhu optimal tidak sesuai (contohnya dalam pengiriman buah yang sensitif terhadap kerusakan suhu dingin bersama-sama dengan komoditas yang membutuhkan suhu yang sangat rendah) atau ketika pengiriman campuran antara komoditas yang memproduksi etilendengan komoditas yang sensitif terhadap etilen. Komoditas pertanian yang memproduksi etilen tinggi seperti pisang, apel dan melon yang matang) bisa menyebabkan kerusakan fisik dan atau perubahan warna, rasa dan tekstur yang tidak diinginkan terhadap komoditas yang sensitif terhadap etilen, seperti selada, mentimun, wortel, kentang, dan ubi jalar.
Berbagai macam penutup palet bisa digunakan untuk menutupi produk yang didinginkan selama proses penanganan dan pengangkutan. Penutup dari bahan polietilen harganya murah dan ringan, serta melindungi palet dari debu, kelembaban dan mengurangi peningkatan suhu. Penutup berinsulasi ringan dapat melindungi muatan dari proses peningkatan panas untuk beberapa jam (misalnya, jika terjadi penundaan proses pemuatan). Penutup berinsulasi tebal terkadang digunakan untuk melindungi produk-produk tropis darihawa dingin pada saat pengiriman selama musim dingin. Informasi lebih lanjut bisa didapatkan di internet (kata kunci: produce pallet covers/palet penutup produk pertanian)atau katalog dari International Ripening Company (www.QAsupplies.com atau 800-472-7205).
2) Penumpukan
Tumpukan bahan sangat dipengaruhi oleh kondisi bahan itu sendiri. Bahan yang dikemas perlu penanganan yang berbeda dengan bahan yang ditumpuk tanpa kemasan. Sebagai contoh pada penanganan bahan yang dikemas dalam kotak karton yang yang sama, maka dengan menggunakan kotak ukuran standar dapat memudahkan penanganan selanjutnya. Namun demikian, apabila kotak yang ditangani tidak seragam, maka tumpukan dapat tidak stabil atau karton yang lebih berat dapat menghancurkan yang lebih ringan. Tumpukan yang tidak stabil sering berakibat jatuh/robohnya bahan yang diangkut saat perjalanan maupun selama penyimpanan. 
Menurut Kitinoja (2003), kemasan adalah bagian dari program MUM (Modularization, Unitization dan Metrication) USDA. Semua barang dapat di tumpuk dalam pola yang bervariasi, targantung dari ukurannyaKemasan MUM untuk hasil hortikultura adalah sebagai berikut.
 
Bahan dalam kemasan dapat ditumpuk dengan pola tertentu di atas palet kayu untuk memudahkan pengangkutan dan transportasi bahan tersebut. Tumpukan bahan di atas palet dapat dilihat pada gambar berikut.
 
Gambar  36. Palet dan Tumpukan Bahan dalam Kemasan di atas palet
Sumber:http://www.logensolutions.com/VMS/CubeMaster/FeatureTour/pallet_opti mization.html
Kemasan MUM paling popular pada palletstandar (1000 x 1200 mm atau 40 x 48 inch) dapat dilihat pada gambar berikut.  Penggunaan kemasan MUM dapat menghemat tempat selama transportasi dan penyimpanan, karena pemanfaatan pallet hampir mencapai 100%.
 
Pola tumpukan dan efisiensinya
Sumber: McGregor, B. 1989 dalam Kitinoja (2002)

b. Prinsip penumpukandan pengangkutbahan hasil pertanian
Banyak pengirim dan penerima lebih memilih untuk menangani muatan ke dalam unit palet produk dari pada menangani pengiriman kemasan secara individual. Peralihan keunit muatan telah mengurangi penanganan, menyebabkan kerusakan lebih sedikitterhadap kemasan dan produk di dalamnya, dan memungkinkan menaikan/menurunkan muatan lebih cepat ke/dari kendaraan transportasi. 
Jika pengusaha dalam skala kecilhendak memakai unit muatan untuk mengirim produk, palet kayu atau alas lembaran dapat berguna sebagai dasar muatan. Menggunakan penopang atau penguat untuk meluruskan berdirinya tumpukan kotak (seperti menempatkan palet yang akan diberi muatan di pojok ruangan, atau membuat satu set “papan siku” jika pallet diberi muatandi luar) akan menstabilkan muatan.  Papan palet harus dibuat segi empat secara sempurna agar muatan di atas palet sestabil mungkin.
Menggunakan kotak kemasan serat, plastik atau kemasan kayu dengan penguncian (interlocking) tegak lurus juga dapat membantu memperbaiki kestabilan muatan. Kemasan harus memiliki lubang untuk ventilasi yang berhubungan lurus verticaldan/atau horizontal dengan ventilasi kemasan lainnya jika ditumpuk persegi ke atas. Lem dapat digunakan antara lapisan tumpukan palet untuk mengurangi licin, dan jaring plastik atau plastik atau tali pengikat besi sebaiknya ditambahkan untuk melindungi muatan. Penguat sudut dibuat dari papan serat, plastik atau besi membantu untuk menyediakan muatan yang stabil. Pengikatan dan papan sudut dalam muatan:
 

Prinsip penumpukan dan pengangkutan bahan sangat dipengaruhi oleh alat untuk menumpuk maupun mengangkut bahan itu sendiri. Kegiatan penumpukan dan pengangkutan dapat dilakukan dengan berbagai cara namun harus mampu mempertahankan mutu produk.
1) Pola Tumpukan/Penumpukan Dengan Tangan
Keranjang untuk memuat  hasil panen dimasukkan ke dalam truk berpendingin dengan menggunakan pola barisan susunan yang berbalik sehingga terdapat banyak ruangan antara untuk sirkulasi udara. (Ashby, B. H. et al. 1987 dalam Kitinoja 2002). Hasil panen yang diangkut menggunakan kotak karton sebaiknya ditumpuk dan disusun dengan teknik tertentu sehingga bisa memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi keseluruh muatan. Lantai truk, harus diletakkan palet atau sarana pendukung lainnya untuk menjaga karton agar tidak kontak langsung dengan lantai. 
Pengangkutan buah negara maju biasanya telah memerhatikan rantai pendingin, sehingga untuk pengiriman antar kota/daerah ataupun tujuan ekspor umumnya telah menggunakan truk atau trailer berpendingin. Truk berpendingin memiliki kapasitas angkut yang lebih kecil dari trailer yaitu berupa boks berinsulasi dan dilengkapi dengan pendingin. Trailer berpendingin berupa boks berinsulasi memiliki roda di bagian belakang dan digandengkan dengan kendaraan penggandengnya. Buah yang diangkut dengan truk berpendingin memiliki daya simpan lebih lama daripada buah dengan pengangkutan tanpa pendingin (Anonim 2011).
Pengangkutan buah juga dapat dilakukan dengan truk yang tidak dilengkapi dengan pendingin dengan beberapa persyaratan diantaranya adalah adanya  sirkulasi udara antara tumpukan peti kemasan. Hal tersebut diperlukan karena selama perjalanan panjang, dapat terjadi peningkatan suhu di dalam bak yang berasal dari panas yang dikeluarkan oleh buah ditambah dengan panas dari lingkungan luar (bagian bawah dan samping kendaraan). Untuk mengurangi peningkatan suhu yang terjadi di dalam bak truk pengangkut yang ditutup terpal, saat memuat buah dan menutupnya dengan kain terpal harus dimungkinkan adanya aliran udara dari depan ke belakang yang berguna untuk membuang panas (Anonim 2011). 
Rancangan truk tanpa pendingin yang dilengkapi dengan ‘penangkap angin’ dan saluran udara yang disusun dari peti-peti kayu memungkinkan terciptanya aliran udara dari depan ke bagian belakang sehingga dapat menghindari peningkatan suhu, selanjutnya kemasan buah diatur agar tercipta aliran udara tersebut.

 
Gambar  37. Rancangan truk yang diberi ‘penangkap angin’ di bagian depan dan susunan peti kayu untuk menjadi aliran udara.
Sumber: Anonim (2011)

Kitinoja (2002) mengungkapkan bila muatan dalam kotak karton dari berbagai ukuran dimuat secara bersamaan, kotak muatan yang paling besar dan berat harus diletakkan paling bawah. Disamping itu juga harus diberi lubang saluran pararel antar kotak agar udara bisa beredar melewati muatan.
 
Gambar  38. Tumpukan barang dengan berbagai ukuran
Sumber: Nicholas, C.J. (1985) dalam Kitinoja (2002) 

Penggunaan boks berukuran besar untuk mengemas bunga potong harus memperhatikan proses pemuatannya. Proses pemuatan harus ditumpuk dengan tangan (manual) ke dalam kendaraan pengangkut. Pola pengisian yang terbaik untuk bunga potong dikenal sebagai ‘pola lubang merpati’, dimana box ditumpuk satu lapisan tidak diberi jarak, sementara lapisan yang diatasnya diberi jarak satu sama lain. Pada kedua sisi muatan, dibiarkan terbuka sehingga udara bisa lewat melalui saluran ini. Pola ini menyediakan saluran untuk sirkulasi udara menurut panjangnya muatan dan memberikan kesempatan untuk setiap boks kontak secara langsung dengan udara pendingin.
 
Sumber: Rij, R et al. 1979. Handling, Precooling and Temperature Management of Cut Flower Crops for Truck Transportation. USDA Science and Education Administration, AAT-W-5, UC Leaflet 21058.

2) Pola Penumpukan atau Palet dan Kekuatannya
Pemuatan produk ke dalam kontainer harus dilakukan sedemikian rupa sehingga produk tidak bersentuhan langsung dengan dinding dan lantai kendaraan pengangkut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya perpidahan panas dari lingkungan luar. Penggunaan palet menjaga box karton tidak bersentuhan langsung dengan lantai, sementara pengaturan muatan dengan meletakkannya pada bagian tengah, menyisakan isolasi berupa ruang udara antara muatan dengan dinding luar. 
Menurut Prambudi (2013) syarat yang paling penting dari Karton Box sebagai kemasan adalah daya muat (containability) dan kemampuan untuk ditumpuk (stacking strength). Cara Penyusunan tumpukan karton box merupakan faktor penting yang harus dipahami agar mampu mempertahankan bahan yang dikemas dengan efesiensi penggunaan ruang dan kekuatan kemasan yang optimal. Pada penyusunan karton box, kemasan paling bawah harus mampu menahan beban dari berat kotak-kotak yang ada diatasnya. Karton box harusdapat  berfungsi sebagai pelindung dan pada saat ditumpuk tidak boleh penyok atau berubah bentuk. Beberapa karton box yang disusun lurus dimana dinding karton saling bertemu mempunyai kekuatan yang paling bagus, sebaliknya jika kita menyusun sembarangan maka kekuatan bisa berkurang sampai 30%.Hal ini terjadi karena konstruksi sebuah karton box pada umumnya dibuat dengan arah flute vertikal (berdiri). Pada saat flute berdiri fungsinya sebagai tiang penyangga atau kolom dalam bangunan sebuah karton. Jika deretan flute ini saling menumpang pada tiang dibawahnya maka susunan ini akan mempunyai kekuatan paling maksimal. Sebaliknya jika susunan karton tidak lurus maka tiang penyangga tidak bertumpu pada kolom dibawahnya.
 
Sumber: Prambudi (2013)
Gambar  39. Tumpukan tidak lurus
Selain model susunanseperti di atas terdapat juga model susunan interlock. Model susunan interlock yaitu susunan karton box saling mengunci dengan harapan agar tumpukan tidak mudah roboh. Tumpukan model seperti ini dinding karton bagian atas tidak bertumpu pada dinding karton box dibawahnya. Akibatnya kekuatan tumpukan bisa bekurang hingga 40%. 

 
Sumber: Prambudi (2013)
Gambar  40. Susunan Model Interlock

Ketika menumpuk kotak, pastikan semua kotak disejajarkan dengan baik. Jika memungkinkan, tumpuk wadah tersebut sehingga sudut kotak dan sudut palet bertemu. Palet yang digunakan sebagai landasan tumpukan barang harus memiliki ukuran yang sesuai. Ukuran yang lebih besar akan mengurangi efisiensi ruangan. Sementara bila penggunaan palet kayu sebagai landasan memilikiukuran lebih kecil dibanding besarnya susunan karton box akan berakibat dinding karton box bagian luar tidak menumpang pada palet dan menggantung.
Susunan seperti ini akan mengurangi kekuatan tumpukan hingga 30% .
Gambar  41. Susunan karton box pada landasan palet yang lebih kecil
Sumber Prambudi (2013)
3) Memperkuat Muatan
Antara tumpukan terakhir dan bagian belakang kendaraan pengangkut harus diberi ruang kosong. Karena itu, muatan harus diperkuat/diikat untuk mencegah pergeseran pada bagian belakang kendaraan selama proses pemindahan. Jika muatan bergeser, hal ini bisa menghalangi sirkulasi udara dan karton yang berjatuhan bisa berbahaya bagi pekerja yang membuka pintu di pasar tujuan. Penguat sederhana dari kayu bisa dibuat dan dipasang untuk mencegah kerusakan selama pengangkutan.
 
Gambar  42. Penguat muatan
Sumber : Nicholas, C.J. (1985)dalam Kitinoja (2002)
Penguatan muatan bisa dilakukan dengan menggunakan penguat dari kayu, bantal udara atau blok styrofoam. Kuncinya adalah untuk menghentikan pergeseran tumpukan produk untuk mengurangi kerusakan selama pengangkutan.
 
Sumber: Thompson, J.F. 2002. Transportation. In. Kader, A.A. Postharvest Technology of orticultural Crops (3rd Edition). UC Publication 3311. University of California, Division of Agriculture and Natural Resources. pp.259-269.









TUGAS ( SOAL LATIHAN ESSAY )






SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...