XI APH 1 selasa 21
april 2020 jam 7-11
XI APH 2 Rabu 22
april 2020 jam 1-5
Pertemuan 2
PROSES
KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK
A. Prototype
Prototipe merupakan penafsiran produk yang dapat
diklasifikasikan melalui dua dimensi yaitu dimensi yang pertama adalah tingkat
dimana sebuah prototipe merupakan bentuk fisik. Dimensi kedua adalah tingkatan
dimana sebuah prototipe merupakan prototipe yang menyeluruh. Prototipe yang
menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk.
Prototipe menyeluruh merupakan prototipe yang diberikan kepada pelanggan untuk
mengidentifikasi kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi.
B. Tahapan
Tahapan
Pembuatan Prototype Produk Setiap
tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan
prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian konsep yang akan
membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan : model “hanya bentuk”
dapat ditunjukkan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya,
sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis. Berikut tahapan
prototype:
1) Pendefinisian
produk
merupakan penerjemahan konsep
teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2) Working
model Working
model tidak harus mempresentasikan fungsi
produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya. Working model
juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan
prototipe rekayasa.
3) Prototipe
rekayasa (engineering prototype)
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan
pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
4) Prototipe produksi (production prototype)
bentuknya
dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan
metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
5) Qualified production
item
dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal
dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar
maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk
diuji-cobakan kepada umum.
6) Model
Merupakan
alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like– models). Secara
jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun
sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user (Eris Kusnadi, 2007)
C. Kegunaan
Prototype
Dalam
proyek pengembangan produk, prototipe digunakan untuk empat tujuan yaitu:
1) Pembelajaran Prototipe sering digunakan untuk
membuat dua tipe pertanyaan "akankah dapat bekerja?" dan "sejauh
mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?" saat harus menjawab pertanyaan
semacam ini, prototipe dilakukan sebagai alat pembelajaran.
2) Komunikasi Prototipe memperkaya komunikasi dengan
manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan dan
investor. Hal ini benar karena sebuah gambar, alat tampil tiga dimensi dari
produk lebih mudah dimengerti dari pada penggambaran verbal, bahkan sebuah
sketsa produk sekalipun.
3) Penggabungan Prototipe digunakan untuk memastikan
bahwa komponen dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe
fisik menyeluruh paling efektif sebagai alat penggabung dalam proyek
pengembangan produk karena prototipe ini membutuhkan perakitan dan
keterhubungan fisik dari seluruh bagian dan sub-assembly yang membentuk sebuah
produk.
4) Milestones Dalam tahap pengembangan produk
berikutnya, prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk yang telah
mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe milestones menyediakan
hasil nyata memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan
jadwaI.
D. Produk Barang
dan Jasa
Pengertian
produk
Menurut Alma (2004:139) adalah seperangkat atribut
baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama baik
pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta
pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan
keinginannya.
Menurut Kotler dan Armstrong dalam Ginting (2011:90),
pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
perhatian, penggunaan dan konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan.
Produk dalam arti yang luas mencakup komponen fisik,
jasa, orang, organisasi, gagasan, atau gabungan dari semuanya.
Menurut Alma
(2004:141), ada beberapa tingkatan produk, sedangkan untuk tiap tingkatan ada
nilai tambahnya. Pembagian tingkatan produk sebagai berikut:
1. Produk
utama atau inti (core benefit)
adalah produk yang manfaat sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk atau yang
paling dasar dari produk adalah manfaat inti. Contohnya dalam bisnis makanan
dan minuman.
2. Produk
generik (generic product)
adalah produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat
berfungsi) atau bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca
indra. Produk makanan dan minuman yang sudah terkenal biasanya mempunyai merek
tertentu, sehingga merek tersebut akan selalu mudah diingat oleh konsumen.
3. Produk
harapan (expected product)
adalah produk formal yang ditawarkan
pada konsumen dengan berbagai atribut dan kondisinya layak diharapkan dan
disepakati untuk dibeli.
4. Produk
makanan dan minuman (food & beverage)
yang dibeli wajib mengutamakan mutu,
kualitas, kebersihan, dan jaminan kehalalan yang dapat dipertanggung jawabkan
kepada konsumen.
5. Produk
pelengkap (augmented product)
adalah berbagai atribut produk yang
mendapat tambahan pelengkap meliputi berbagai manfaat dan layanan, sehingga
dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
Produk makanan dan minuman yang dijual juga harus disertai dengan jaminan. Hal
ini bertujuan agar konsumen lebih yakin dengan produk tersebut.
6. Produk
potensial (potential product)
adalah segala macam tambahan dan perubahan
yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. Produk makanan
dan minuman yang sudah ada dikembangkan lagi sesuai dengan permintaan konsumen
dan penambahan daerah pemasaran.
E. Kelebihan dan
Kekurangan Produk dan Jasa
Kelebihan
dari produk antara lain:
-
Menghasilkan produk dalam bentuk fisik.
-
Memiliki alur proses produksi yang jelas. Kekurangan dari produk antara lain: -
Membutuhkan tempat untuk memajang hasil produk.
-
Membutuhkan tempat untuk penyimpanan barang berupa gudang.
- Membutuhkan banyak karyawan sehingga
menghemat menambah beban pengeluaran untuk komponen gaji.
Kelebihan dari
jasa antara lain:
-
Tidak membutuhkan tempat untuk memajang hasil
produk.
-
Tidak membutuhkan tempat
untuk penyimpanan barang berupa gudang.
-
Tidak membutuhkan banyak
karyawan sehingga menghemat pengeluaran untuk komponen gaji.
Kekurangan dari jasa antara lain:
-
Tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik.
-
Jasa yang ditawarkan bisa berbeda-beda antar
konsumen.
- Membutuhkan
promosi berupa testimoni konsumen sebanyak-banyaknya.
F. Pemetaan
Keberagaman Produk dan Jasa
Salah satu peluang pasar dapat dilihat dengan cara
mengamati konsumen, focus pengamatannya meliputi :
- Barang dan jasa apa yang paling dibutuhkan konsumen ?
- Berapa banyak
yang mereka butuhkan ?
- Kualitas yang
mana yang paling tepat ?
- Berapa banyaknya ?
Cara
dalam merekayasa produk barang dan jasa agar diminati oleh konsumen,
diantaranya
- Jenis-jenisnya diperbarui
-
Kualitasnya dibeda-bedakan dan ditingkatkan
-
Model dan desainnya bermacam-macam dan dibedakan
-
Kemasan, warna, bentuk, ukuran, standart, merek dibuat sedmikian rupa sehingga
lebih menarik.
Pengembangan produk merupakan rangkaian aktivitas yang
dimulai dengan analisa perpepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan
aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi
yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi
proyek pengembangan produk, diantaranya :
a. Pemasaran
Fungsi pemasaran menjembatani
interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah
menfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar,
dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus
merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target
harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
b. Perancangan (Desain)
Fungsi perancangan memegang peranan
penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain
engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri
(estetika, ergonomics, user interface).
c.
Manufaktur Fungsi manufaktur
terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi
pada proses produksi produk. Fungsi ini mencakup pembelian, instalasi, dan
distribusi.
Proses pengembangan
produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, yaitu sebagai
berikut :
1) Fase 0 : Perencanaan Produk : Kegiatan
perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk actual.
2)
Fase 1 : Pengembangan Konsep : Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar
target diidentifikasi, alternative konsep-konsep produk dibangkitkan dan
dieveluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan
lebih jauh.
3)
Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem : Fase perancangan tingkat sistem mencakup
definisi arsitektur produk dan uraian
produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
4)
Fase 3 : Perancangan Detail : Fase perancangan detail mencakup spesifikasi
lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen
unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari
pemasok.
5)
Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan : Fase pengujian dan perbaikan melibatkan
konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.
6)
Fase 5 : Produksi Awal : Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan
menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini
adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul
pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi
produksi
sesungguhnya
biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk
diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Desain Produk Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Produk Setiap produk yang akan dihasilkan
mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan
apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan
bentuk dan fungsi dari suatu produk.
b. Standar dan
Spesifikasi Desain Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan
terlihat dari :
1) Sambungan-sambungan
Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung
bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
2) Bagian Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan
ukuran keserasian desain disambung
dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang
kuat
3) Bentuk Pada waktu mendesain bentuk perlu
diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan
kegunaannya.
4) Ukuran Yaitu
merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk secara keseluruhan.
5) Mutu Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut
fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka
mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan
digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
6) Bahan Apabila produk yang akan digunakan ingin
mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat
menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan
kepuasan tersendiri.
7) Warna Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen,
karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna
tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
c. Tanggungjawab Produk
Salah
satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan
keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini
menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu
mendesain produk tersebut.
d. Harga dan
Volume Harga
dihubungkan
dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya
akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasarkan kepada konsumen luas
yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.
e. Prototype
Prototype
merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu. Dari
pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan
gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai
informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.
LINK SOAL