KELAS
DARING
KELAS X
SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS : X TB 1
& X TB 2
NAMA GURU : ANISSA
SORAYA
JUDUL MATERI : PENYUSUNAN
MENU DIET ETIK KLINIK
DIET RUMAH SAKIT
A.
Diet
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis
makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang tetap sehat. Bagi orang yang
sakit, diet bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan membantu kesembuhan
serta mencegah permasalahan lain misalnya diare atau intoleransi terhadap jenis
makanan tertentu.
B.
Tujuan Diet Rumah Sakit
Tujuan diet rumah sakit adalah untuk
meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit/
cedera, khusunya infeksi dan membantu kesembuhan pasien dari penyakit/
cederanya dengan memperbaiki jaringan yang aus atau rusak serta memulihkan
keseimbangan dalam tubuh (homeostatis).
C.
Pedoman Diet Rumah Sakit
1.
Makanan dengan kandungan gizi yang baik dan
seimbang menurut keadaan penyakit atau status gizi masing-masing.
2.
Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang
sesuai menurut kondisi gastrointestinal dan penyakit masing-masing.
3.
Makanan yang mudah cerna dan tidak merangsang,
misalnya tidak mengandung bahan yang bias menimbulkan intoleransi, tidak
menghasilkan gas, tidak terlalu pedas, manis asin atau asam.
4.
Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya
(pengawet, pewarna, dll). Makanan alami yang segar lebih dianjurkan daripada
yang awetan.
5.
Makanan dengan citarasa enak dan penampilan
menarik untuk menggugah selera makan yang umumnya terganggu oleh penyakit dan
kondisi indra pengecap atau pembau.
D.
Standar Makanan di Rumah Sakit
1.
Standar makanan umum (hanya berdasarkan
konsistensi)
2.
Standar makanan khusus (berdasarkan jenis
penyakit)
Standar makanan khusus terdiri dari :
a.
Makanan biasa
·
Sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka
ragam, diberikan kepada pasien yang penyakitnya tidak memerlukan makanan
khusus. Sebaiknya mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna.
·
Makanan ini cukup energi, protein dan zat gizi
lainnya.
b.
Makanan lunak
·
Makanan lunak diberikan kepada penderita setelah
operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak
terlalu tinggi : 37,5°C - 38°C.
·
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat
diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan
saring ke makanan biasa.
·
Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang merangsang.
·
Makanan ini cukup energi, protein dan zat gizi
lainnya.
c.
Makanan saring
·
Diberikan kepada penderita sesudah mengalami
operasi tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan
seperti gastroenteritis dengan kenaikan suhu badan > 39°C
serta pada kesukaran menelan.
·
Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat
diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan
cair ke makanan lunak.
·
Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena
tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi.
·
Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama
dengan makanan lunak.
d.
Makanan cair (jenih, penuh, kental)
·
Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah
operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah dengan kesadaran menurun,
dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut.
·
Makanan diberikan berupa cairan jernih yang
tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa.
·
Nilai gizinya sangat rendah, hingga pemberian
hanya dibatasi selama 1-2 hari saja.