KELAS
DARING
KELAS X
SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS : X
ATPH1, X ATPH 2 DAN X ATPH 3
NAMA GURU : SANTI
NOVANI
JUDUL MATERI : Penentuan
metode pengendalian OPT
MATERI :
a.
Penentuan Metode Pengendalian
Dalam usaha meningkatkan produksi tanaman,
perlindungan tanaman mempunyai peranan penting dan menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari usaha tersebut. Perlindungan tanaman dapat membatasi
kehilangan hasil oleh organisme pengganggu dan menjamin kepastian serta
memperkecil resiko berproduksi.
Dalam melaksanakan pengendalian organisme
pengganggu, pemerintah telah mengaturnya dalam UU No. 12 tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Tanaman. Dalam UU No. 12 tahun 1992 pada Pasal 20 ditetapkan
bahwa perlindungan tanaman ditetapkan dengan sistem Pengendalian OPT Terpadu
(PHT). Undang-undang tersebut memberikan landasan dan dukungan hukum yang kuat
bagi pelaksanaan dan penerapan konsep PHT pada umumnya dan pengurangan
penggunaan pestisida pada khususnya.
1).
Metode Pengendalian Hama Menurut Konsep PHT
Metode pengendalian OPT menurut konsep PHT
adalah memadukan semua metode pengendalian OPT sedemikian rupa, termasuk
didalamnya pengendalian secara fisik, pengendalian mekanik, pengendalian secara
bercocok tanam (kultur teknis), pengendalian secara biologi atau hayati dan
pengendalian kimiawi sebagai alternatif terakhir, untuk menurunkan dan
mempertahankan populasi organisme pengganggu di bawah batas Ambang Ekonomi,
menstabilkan produksi dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Secara umum, berbagai metode pengendalian OPT
dapat diuraikan sebagai berikut:
a). Pengendalian secara bercocok tanam (kultur
teknis)
Pengendalian OPT secara bercocok tanam yaitu
pengendalian OPT dengan cara mengelola lingkungan atau ekossistem sedemikian
rupa sehingga ekosistem tersebut menjadi kurang cocok bagi kehidupan dan
perkembangbiakan OPT, hal ini dapat mengurangi laju peningkatan populasi dan
kerusakan tanaman.
Teknik pengendalian secara bercocok tanam
dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
(1). Melakukan sanitasi (pembersihan) dengan
cara pembenaman atau pembakaran. Sanitasi dilakukan untuk merubah
lingkungan/ekosistem sedemikian rupa menjadi tidak sesuai bagi perkembangan
hidup hama sehingga dapat mengurangi laju peningkatan populasi dan ketahanan
hidup hama.
Sanitasi
dilakukan terhadap:
· Sisa-sisa tanaman yang masih hidup seperti
tunggul-tunggul padi
· Tanaman atau bagian tanaman yang terserang
hama
· Sisa-sisa tanaman yang sudah mati
· Jenis tanaman lain yang dapat menjadi inang
pengganti
· Sisa-sisa bagian tanaman yang jatuh atau
tertinggal di permukaan tanah, seperti buah dan daun
(2). Pengerjaan
tanah atau pengolahan lahan
Pengolahan lahan dapat dilakukan sedemikian
rupa sehingga:
· Dapat menghambat pertumbuhan populasi hama
atau membunuh langsung hama yang hidup dalam tanah
· Dapat mematikan gulma dan sisa-sisa tanaman
yang mungkin menjadi tempat berteduh atau tempat hidup hama sementara
· Dapat membunuh telur, larva, pupa hama yang
diletakkan dalam tanah
(3). Pengelolaan air
Pengelolaan air antara
lain melalui sistem irigasi dan drainase dapat digunakan untuk mengendalikan
hama yang ada dalam tanah atau di permukaan tanah. Contoh, penggenangan sawah
dalam beberapa hari setelah panen dapat dilakukan untuk mematikan larva hama
penggerek batang padi (Scirpophaga
innotata) yang sedang berdiapause atau istirahat di dalam batang sisa-sisa
tanaman padi, juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama uret atau lundi (Phyllophaga helleri).
(4).
Pergiliran tanaman (rotasi tanaman)
Rotasi tanaman adalah menanam suatu lahan pada
musim yang berbeda dengan jenis tanaman yang bukan inang hama yang menyerang
tanaman yang ditanam pada musim sebelumnya. Contoh, jika pada musim sebelumnya
ditanam padi, pada lahan yang sama dianjurkan musim berikutnya ditanami
palawija, musim berikutnya lagi ditanami padi. Tujuan rotasi tanaman adalah
untuk memutuskan kesinambungan tersedianya makanan bagi hama pada suatu tempat
(5).
Pemberaan lahan
Tujuan pemberaan lahan untuk mengosongkan
lahan sehingga hama tidak menjumpai
makanan yang sesuai, sehingga populasi hama menurun dan kurang membahayakan
bagi pertanaman yang akan ditanam berikutnya.
(6). Penanaman
serentak
Penanaman serentak dianjurkan dilakukan pada
suatu hamparan yang sama, dimaksudkan agar tersedianya makanan yang sesuai bagi
hama menjadi lebih pendek dan suatu saat saat akan terjadi periode tidak ada
pertanaman sehingga perkembangan populasi hama dapat dihambat.
(7). Pengaturan jarak tanam
Jarak tanam dapat menguntungkan
perkembangbiakan hama-hama tertentu, tetapi juga dapat merugikan bagi
perkembangbiakan jenis hama yang lain. Tumpang
tindih antara dedaunan satu tanaman dengan tanaman yang berdekatan dapat
menguntungkan gerakan dan kolonisasi serangga tertentu pada habitat tertentu.
Oleh karena itu, secara tidak langsung jarak tanam dapat mempengaruhi besarnya
intensitas hama. Pengaturan jarak tanam
dapat dilakukan sedemikian rupa untuk mengganggu atau mengurangi ketersediaan
makanan bagi hama antar ruang untuk waktu yang sama.
(8). Menghalangi
peletakan telur
Telur hama seringkali diletakkan pada bagian
tanaman tertentu yang nantinya menjadi makana bagi instar nimfa atau larva.
Peletakkan telur dapat kita halangi sedemikian rupa agar tidak memungkinkan
bagi serangga meletakkan telurnya dengan baik dan hal ini dapat mengurangi laju
peningkatan populasi hama berikutnya. Contoh, dengan pemberian serasah, jerami
atau mulsa plastik pada kedelai yang baru ditanami dapat menghalangi hama lalat
kacang (Ophiomya phaseoli) dalam
peletakkan telur.
Contoh lain, pemblongsongan buah seperti mangga,
belimbing, dan lain-lain dapat digunakan untuk menghalangi hama lalat buah
dalam peletakkan telur.
b). Pengendalian secara Fisik dan Mekanik
Pengendalian secara fisik dan mekanik
merupakan tindakan yang kita lakukan dengan tujuan secara langsung dan tidak
langsung untuk: (1) mematikan hama; (2) mengganggu aktivitas fisiologi hama;
(3) mengubah lingkungan sedemikian rupa sehingga lingkungan menjadi kurang
sesuai bagi kehidupan hama.
(1). Pengendalian
fisik
Pengendalian fisik adalah pengendalian hama
dengan cara mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan kematian pada hama dan mengurangi populasinya.
Beberapa perlakukan yang termasuk dalam
pengendalian fisik, antara lain:
·
Pemanasan dengan
suhu tinggi > 450C
·
Pembakaran
·
Pendinginan
dengan suhu rendah < 50C
·
Pengeringan
· Lampu perangkap, misal menggunakan lampu
petromaks untuk mengumpulkan ngengat penggerek
· Penggunaan gelombang suara untuk menarik
pasangannya, mengumpulkannya dan kemudian mengendalikannya. Contoh, rekaman
dari suara tonggeret atau jangkrik digunakan untuk menarik pasangannya, setelah
serangga mengumpul kita kendalikan
· Penghalang untuk menghalangi atau membatasi
pergerakan serangga hama atau mencegah serangga hama mendekati tanaman
(2). Pengendalian
mekanik
Pengendalian secara mekanik adalah tindakan
yang dilakukan dengan tujuan untuk mematikan atau memindahkan hama secara
langsung, baik dengan tangan atau dengan bantuan alat dan bahan lain.
Beberapa tindakan yang termasuk dalam
pengendalian mekanik, antara lain:
· Pengambilan dengan tangan
Contoh dalam pengumpulan fase hidup hama yang mudah ditemukan,
seperti telur, larva, atau pupa, juga terhadap bagian-bagian tanaman yang
terserang.
· Gropyokan
Gropyokan biasanya dilakukan untuk mengendalikan
hama tikus, yaitu dengan membunuh tikus, baik yang berada di liang maupun yang
sedang berada di luar sarang. Tikus dibunuh secara langsung dengan menggunakan
alat bantu seperti cangkul atau alat pemukul.
· Memasang perangkap
Serangga
hama dapat diperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap yang dibuat sesuai
dengan jenis hama dan fase hama yang akan ditangkap. Alat perangkap dibuat
sedemikian rupa untuk menarik, meletakkan atau membunuh hama.
· Pengusiran
Teknik
pengusiran adalah mengusir hama yang sedang berada di pertanaman atau yang
sedang menuju ke pertanaman. Contoh, pemasangan bebegig di tengah sawah di
pasang untuk mengusir hama burung dari pertanaman padi
TUGAS (SOAL LATIHAN ESSAY)
LINK TUGAS