KELAS
DARING
KELAS X
SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS : X ATPH
1,X ATPH 2 DAN X ATPH 3
NAMA GURU : SANTI
NOVANI,SP.,MM
JUDUL MATERI : Pengendalian
hayati, kimiawi dan perhitungan kebutuhan pestisida
MATERI :
c).
Pengendalian Hayati atau Biologi
Pengendalian hayati atau biologi pada dasarnya
adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami untuk mengendalikan populasi hama
yang merugikan. Musuh alami adalah organisme yang dapat menyerang serangga
hama. Dilihat dari fungsinya, musuh alami dikelompokkan menjadi parasitoid,
predator dan patogen.
(1). Parasitoid
atau Parasit
Parasit adalah binatang yang hidup di atas
atau di dalam binatang lain yang lebih besar yang merupakan inangnya. Parasit
memakan atau mengisap cairan tubuh inangnya sehingga dapat melemahkan dan
akhirnya dapat membunuh inangnya.
Fase hidup parasit biasanya sama dengan fase
hidup inangnya. Contoh, parasitoid hama
ganjur (Platygaster oryzae) meletakkan
telurnya di dalam telur hama ganjur, pada saat telur hama menetas, telur
parasitoid itu terbawa dalam larva hama.
Telur parasit menetas menjadi larva, kemudian
larva hidup dan berkembang dengan mengisap cairan inangnya sehingga inang
menjadi lemah dan jika larva instar terakhir parasit keluar dari inang untuk
membentuk kokon, akhirnya inang mati, kemudian imago parasit akan muncul dari
kokon.
(2). Predator
Predator adalah organisme yang hidup bebas
dengan memakan atau memangsa binatang lainnya. Predator adalah binatang yang
tergolong pemakan daging (karnivora) dan pemakan segala (omnivora).
Individu yang memangsa disebut predator,
sedangkan yang dimakan disebut mangsa. Mangsa inilah yang merupakan binatang
herbivora sebagai hama pengganggu tanaman budidaya. Beberapa jenis predator
yang dapat digunakan adalah:
· Predator hama tikus
Predator hama tikus antara lain ular sawah,
burung hantu, kucing,elang, dan anjing.
· Predator hama ulat
Predator
hama ulat adalah burung pemakan ulat, diantaranya burung poksya, burung murai,
dan lain-lain.
· Predator hama serangga
Predator hama serangga diantaranya:
- dari
jenis reptil: katak sawah, katak pohon, cecak dan kadal
- dari jenis serangga: laba-laba, belalang
sembah, capung, beberapa jenis kumbang dan kepik
(3). Patogen
Patogen adalah mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit pada hama. Patogen yang dapat menyerang serangga hama
adalah bakteri, virus dan cendawan. Beberapa contoh patogen yang sudah diteliti
dan terbukti dapat dimanfaatkan dalam pengendalian hama adalah sebagai berikut:
· Bakteri
Bakteri Bacillus
thuringiensis merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit
pada serangga secara umum, termasuk serangga dari Ordo Lepidoptera,
Hymenoptera, Diptera dan Coleoptera. Bakteri ini telah terbukti efektif untuk
pengendalian ulat kubis (Plutella
xylostella), ulat tanaman kedelai (Heliothis
sp.), ulat tanaman jagung (Spodoptera
litura).
· Virus
Virus
yang telah diteliti dan dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama adalah virus
Baculovirus oryctes yang dapat
menyerang kumbang kelapa Oryctes
rhinoceros.
· Cendawan
Cendawan yang telah teruji dapat menyebabkan
penyakit pada hama adalah cendawan Metarrhizium
anosipliae yang merupakan patogen bagi larva kumbang kelapa Oryctes rhinoceros.
d). Pengendalian
Kimiawi
Pengendalian
kimiawi adalah pengendalian OPT dengan menggunakan pestisida. Pestisida adalah
bahan kimia untuk mengendalikan OPT. Pestisida atau bahan kimia yang digunakan
untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman terdiri dari beberapa jenis.
(1). Berdasarkan kegunaannya,
pestisida dikelompokkan menjadi:
-Insektisida: bahan kimia
yang digunakan untuk mengendalikan hama serangga.
-Acarisida: untuk mengendalikan tungau.
-Nematisida: untuk mengendalikan nematoda.
-Herbisida: untuk mengendalikan gulma.
-Ovisida: untuk memberantas telur serangga.
- Larvasida: untuk memberantas larva serangga.
-Rodentisida: untuk mengendalikan tikus.
-Algasida: untuk mengendalikan algae.
-Molluscida: untuk
mengendalikan siput.
-Bakterisida:untuk mengendalikan
bakteri.
- Virusida: untuk mengendalikan virus.
(2). Dalam
pengendalian hama secara bijaksana, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar pemakaian pestisida efektif, efisien, optimal dan maksimal, yaitu:
1. Jenis pestisida yang digunakan harus tepat
dan sesuai dengan jenis organisme pengganggu
yang akan dikendalikan sehingga alat dan bahan yang digunakan untuk
pengendalian disesuaikan.
2. Dosis dan konsentrasi
pestisida yang akan digunakan harus tepat. Dosis adalah jumlah pestisida dalam
liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama/penyakit tiap
satuan luas tertentu.
(3). Ada 3 (tiga) macam konsentrasi dalam hal
penggunaan pestisida, yaitu:
Konsentrasi bahan aktif yaitu persentase bahan
aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
Konsentrasi formulasi yaitu banyaknya
pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
Konsentrasi
larutan (konsentrasi pestisida dalam larutan) yaitu persentase kandungan
pestisida dalam suatu larutan jadi.
1.
Cara pemakaian
pestisida harus tepat, bagaimana ia diaplikasikan pada sasaran, baik tanaman,
tanah/lahan, benih/bibit, misalnya apakah dengan disemprot, disuntik atau
dihembus.
2.
Waktu pemakaian
pestisida harus tepat, ditinjau dari umur atau stadia pertumbuhan dan
perkembangan organisme penganggu, umur tanaman (benih, bibit, tanaman dewasa),
keadaan cuaca (angin, suhu udara, kelembaban, curah hujan), atau waktu aplikasi
pagi hari, siang, sore, dalam keadaan panas atau hujan, dan sebagainya.
(4). Perhitungan Kebutuhan Pestisida Untuk
Menangani Areal Tertentu
Contoh 1:
Diketahui kebutuhan cairan semprot 320
liter/ha. Untuk menangani areal 0,5 ha, konsentrasi semprotan yang dianjurkan
untuk pestisida 45 EC adalah 0,04%.
Jika kapasitas alat semprot yang digunakan 8
liter, berapa kebutuhan cairan semprot untuk menangani areal tersebut? berapa
liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk menangani areal tersebut ? berapa
liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk per pengisian alat semprot?
Jawab:
Diketahui:
Kebutuhan cairan
sempro = 320 lt/ha
konsentrasi yang
dianjurkan = 0,04%
konsentrasi bahan aktif dalam formulasi 45 EC =
45%
kapasitas alat
semprot = 8 liter
Areal yang harus
digarap = 0,5 ha = 5000 m2
Ditanyakan:
1). Berapa kebutuhan cairan semprot untuk
menanga areal 0,5 ha
2). Berapa
volume dari formulasi dagang yang dibutuhkan?
3). Berapa
volume dari formulasi dagang per pengisian alat semprot?
Penyelesaian:
a). Kebutuhan
cairan semprot untuk menangani areal 0,5 ha adalah
|
=
X
320 liter = 160 liter
b). Kebutuhan
pestisida untuk menangani areal 0,5 ha adalah:
Rumus
untuk mencari:
|
Jadi volume formulasi dagang =
= 0,142
liter
c). Sedangkan
untuk mencari:
Volume formulasi komersial per
penpengisian alat semprot =
|
=
=
0,007 liter
Jadi
volume formulasi komersial per pengisian semprot = 0,007 liter
TUGAS (SOAL LATIHAN ESSAY)
1. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan pathogen dan sebutkan bakteri
yang efektif dalam pengendalian (Plutella
xylostella),
2. Sebutkan
hal apa saja yang harus diperhatikan agar pemakaian
pestisida efektif, efisien,optimal dan maksimal
3. Diketahui kebutuhan cairan semprot adalah =
400 lt/ha,konsentrasi yang dianjurkan =0,05%, konsentrasi bahan aktif dalam
form,ula 45 EC= 45%. Sedang kapasitas alat semprot adalah 8 liter,dan areal yang digarap adalah 10.000 m2.
Hitunglah berapa kebutuhan
cairan semprot untuk areal seluas 1 ha
4. Diketahui kebutuhan cairan semprot adalah =
400 lt/ha,konsentrasi yang dianjurkan =0,05%, konsentrasi bahan aktif dalam
form,ula 45 EC= 45%. Sedang kapasitas alat semprot adalah 8 liter,dan areal yang digarap adalah 5000 m2.. Hitunglah Berapa
volume dari formulasi dagang yang dibutuhkan?
5. Diketahui kebutuhan cairan semprot adalah =
400 lt/ha,konsentrasi yang dianjurkan =0,05%, konsentrasi bahan aktif dalam
form,ula 45 EC= 45%. Sedang kapasitas alat semprot adalah 8 liter,dan areal yang digarap adalah 5000 m2.. Hitunglah berapa
volume dari formulasi dagang per pengisian alat semprot?