KELAS DARING
KELAS XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR
Nama Kelas : XI ATPH 1
Nama Guru : Agung
Priyono, SP.
Judul Materi : Pengendalian hama
dan penyakit tanaman pangan dan palawija
Uraian materi
a.
Teknik pengendalian secara kimia
Untuk metode pengendalian secara kimia, sarana
pengendalian OPT yang akan dipakai disesuaikan dengan bentuk bahan kimia atau
pestisida yang akan digunakan (butiran,
cairan, tepung, fumigan), ember atau wadah plastik dapat dipakai untuk
penyebaran pestisida butiran. Penyemprot (hand sprayer),
penyemprot gendong (knapsack sprayer), power sprayer digunakan semua alat
tersebut dipakai untuk penggunaan
pestisida bentuk cair. Untuk
melindungi diri pekerja perlu disiapkan
peralatan pelindung pekerja seperti; masker,
sarung tangan, pakaian lengan panjang dan celana panjang, sepatu boot. kacamata
besar.
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air
suatu alat semprot untuk
luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan
penyemprotan yang gunanya adalah :
luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan
penyemprotan yang gunanya adalah :
·
Menghindari pemborosan herbisida/pemupukan/pestisida
·
Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman
akibat penumpukan herbisida/pemupukan/pestisida
·
Memperkecil pencemaran lingkungan.
Tehnik
kalibrasi pestisida dilakukan untuk mengkalibrasi/ mengestimasi atau
memperkirakan kebutuhan larutan pestisida/ZPT dan pupuk daun yang
diperlukan untuk diaplikasikan pada lahan kita. Jika kita mengetahui kebutuhan
total air yang diperlukan untuk menyemprot (aplikasi) kita akan mudah
menentukan konsentrasi pestisida/ ZPT atau pupuk daun yang akan kita gunakan.
Hal ini sangat erat kaitanya dengan penggunaan pestisida yang ketentuan
kebutuhannya menggunakan dosis bukan konsentrasi.
Biasanya
dalam petunjuk penggunaan pestisida ada 2 istilah yang digunakan untuk
mengetahui jumlah kebutuhan pestisida: Dosis adalah jumlah pestisida
yang diperlukan dalam satuan luas, pohon, atau batang. Contoh : penggunaan POC
merek A adalah 2 Liter/ hektar. Konsentrasi adalah jumlah pestisida yang diperlukan
dalam satuan liter. Contoh: yang harus diaplikasikan POC merek A adalah 7 ml/
Liter air.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh
dalam melaksanakan
kalibrasi:
kalibrasi:
1) Siapkan alat
semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya
nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m
2) Isi tangki alat
semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter - Pompa tangki sebanyak 10-12 kali
hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh.
3) Lakukan
penyemprotan pada areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang
sama sampai air 2,5 liter tersebut habis.
4) Ukur panjang areal
yang dapat disemprot dengan 2,5 liter air tersebut.
5) Lakukan
penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta luas
areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut.
areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut.
Panjang dan luasan
areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter
menggunakan nosel.
menggunakan nosel.
Ulangan
|
Panjang
(m)
|
Luas
(m2)
|
1
|
33
|
49,5
|
2
|
33
|
49,5
|
3
|
34
|
51
|
Rata-rata
|
33,3
|
50
|
Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka
banyaknya air yang dibutuhkan adalah:
Volume air =
10.000 m2 x 2,5 liter air/1,5 mx 33,3m
= 10.000 m2 x 2 5
liter air/50 M2 = 500 liter/ha.
Apabila takaran
herbisida yang akan digunakan adalah 3 liter (3000 ml) per hektar
maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air pencampur adalah: Volume
herbisida = (15 liter x 3000 ml)/500 liter
= 90 ml herbisida /15 liter air.
= 90 ml herbisida /15 liter air.
Contoh pencampuran cairan semprot.
Pekerjaan ini menggunakan knapsack
sprayer berukuran 16 liter untuk menyemprot lahan kentang berukuran panjang 50 m dan lebar 30 m
(1.500 m2), menggunakan fungisida dengan dosis 2,5 kg/ha. Jumlah air yang digunakan untuk
menyemprot plot kalibrasi adalah sebesar 0.4 L (400 mL). Dengan menggunakan Tabel, dapat diperoleh
nilai laju air per hektare sebesar 16 L /1,000 m2 atau 160 L/ha. Untuk mengetahui berapa tangki air yang
akan diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare, dapat menggunakan rumus ini:
Jumlah tangki/hectare = (jumlah air(liter)/hectare) / (Volume
knapsack sprayer dalam satuan liters)
= 160/16 = 10
Oleh karena itu 10 tangki penuh air
diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare dengan menggunakan air sebanyak 160 L
air/hektare.
Berikutnya, hitung kuantitas (jumlah)
fungisida yang harus ditambahkan ke setiap knapsack yang penuh air dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: Jumlah senyawa kimia/tangki = (jumlah senyawa kimia /hektare) / (jumlah
tangki/hektare)
= 2.5 kg/10 = 0.25 kg = 250 grams
Hal tersebut menunjukkan bahwa 250 gram
fungisida harus ditambahkan ke masing-masing tangki penuh air untuk menjamin dosis
penggunaan sebanyak 2,5 kg produk fungisida per hektare di 160 L air per
hektare.
b.
Teknik pengendalian secara mekanis
Pengendalian
kultur teknis menggunakan peralatan budidaya, dengan membuat ekosistem yang
kurang sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit tanaman, seperti; sanitasi lingkungan, pengolahan tanah,
pengelolaan air irigasi dan draenase.
Sehingga peralatan yang diperlukan untuk pengendalian tersebut dapat
berupa; cangkul, garpu tanah, parang, sabit, cungkir/koret. Penggunaan varietas tahan juga merupakann salah satu cara
pengendalian tanpa kimia yang sering diterapkan pada usaha sayuran.
c.
Teknik pengendalian secara fisik
Pengendalian hama dan penyakit secara
fisik umumnya dilakukan orang dengan cara mengambil langsung hama atau
bagian tanaman yang terserang hama
atau terkena penyakit. Mengambil atau menangkap hama dilakukan orang dengan berbagai cara
misalnya dengan menggunakan jaring serangga, dengan penggunaan perangkap.
d.
Teknik pengendalian secara terpadu
Pengendalian
secara terpadu mengintegrasikan dua atau lebih cara
pengendalian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, penggunaan
kimia hanya dilakukan apabila cara-cara lain sudah tidak dapat diandalkan lagi
didalam menanggulangi hama sasaran.
e. Teknik pengendalian secara biologis
Pengendalian
secara biologis dilakukan dengan menggunakan hama predator, mikroorganisme yang
menguntungkan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan tanah.