KELAS DARING
KELAS XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS : XI ATPH
NAMA GURU :
ANA KUSMA SANTI
JUDUL MATERI : KEGIATAN PEMBELAJARAN 8. MELAKSANAKAN
PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH PADA TANAMAN BUAH SEMUSIM
MATERI :
1. Kondisi kesuburan tanah
Tanah
yang subur adalah tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan
cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan
biologi tanah. Tanah merupakan faktor terpenting untuk tumbuhnya tanaman dalam
suatu sistem pertanaman. Pertumbuhan suatu tanaman dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya ialah tersedianya unsur hara, baik unsur hara makro
maupun unsur hara mikro. Tanah sebagai media
tumbuh tanaman berfungsi pula sebagai pemasok unsur hara, dan tanah
secara alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat beragam sebagai media
tumbuh tanaman. Tanaman memerlukan makanan yang sering
disebut hara tanaman (plant nutrient) untuk memenuhi siklus hudupnya. Apabila
suatu tanaman kekurangan suatu unsur hara, maka akan menampakkan gejala pada
suatu organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Unsur
hara yang diperlukan tanaman tidak seluruhnya dapat dipenuhi dari dalam tanah.
Oleh karena itu perlu penambahan dari luar, biasanya dalam bentuk pupuk. Pupuk adalah bahan
yang diberikan kedalam tanah atau tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
bagi tanaman dan dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan atau
biologi tanah. Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan
fisika, kimia dan biologi tanah. Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman
efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara tanah. Keadaan kimia
tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), KTK, kejenuhan basa, bahan organik,
banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara dan ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan biologi tanah antara lain
meliputi aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan
pengikatan nitrogen udara. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui
beberapa cara, yaitu
a.
Identifikasi tanda-tanda
kekurangan pada tanaman yang sedang tumbuh : Petunjuk tentang tanda-tanda
kekurangan unsur hara pada tanaman akan di uraiakan pada bab berikutnya dan
dapat di jadikan pegangan. Suatu hal yang
harus di ingat, dalam menetapkan tanda-tanda kekurngan unsur hara hendaknya di
bedakan dengan tanda-tanda serangan hama dan penyakit tanaman. Bila gejala-gejala yang nyata sudah jelas
terlihat, untuk memastikannya yakni dengan mengadakan analisa tanah dan tanaman
serta percobaan pemupukan.
b.
Analisa Tanah : Analisa
tanah merupakan bagian kegiatan dalam mengidentifikasi kesuburan tanah hal ini
bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah pupuk yang ada ditanah dan sekaligus merekomendasi
unsur hara yang di berikan pada lahan pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan
tanaman. Apabila disekolah mempunyai ”kit analisa tanah” peserta didik bisa
melakukan sendiri analisa tanahnya sebaliknya kalau tidak ada, kita bisa
meminta bantuan Dinas Pertanian setempat, Perguruan Tinggi yang ada atau Balai
Penelitian Tanah, dengan mengirimkan contoh tanah yang akan di analisa.
c.
Analisa tanaman : Analisa tanaman dilakukan secara
kimiawi yang meliputi analisa serapan hara makro primer (N, P dan K) dan uji
vegetatif tanaman dengan melihat pertumbuhan tanaman/bagian tanaman lainnya di
laboratorium. Dengan metoda ini
dapat di tentukan sejumlah unsur hara yang diperlukan dengan tingkat ketelitian
yang cukup tinggi.
d.
Percobaan : Cara ini
merupakan yang terbaik karena dapat dikatahui secara pasti pupuk apa dan berapa
jumlahnya yang di perlukan oleh tanaman pada lahan tertentu. Percobaan ini dapat dilakukan dengan cara
sederhana.dapat juga dilakukan dengan suatu rangcangan percobaan yang teliti.
e.
Perhitungan kebutuhan pupuk yang
digunakan sebagai berikut:
Jumlah pupuk
Yang dipakai
|
=
|
Kebutuhan
Tanaman
|
+
|
Jumlah pupuk
Yang hilang
|
-
|
Zat makanan Yang
tersedia di dalam tanah
|
2. Topografi lahan
Topografi adalah keadaan
muka bumi pada suatu kawasan atau daearah yang berhungan dengan pertanian
yaitu kelas kemampuan lahan dalam hal ini penggunaan lahan. Sistem pertanian yang intensif dimana tanaman
sangat respon terhadap pemupukan akan menghasilkan produksi yang optimal,
tetapi tidak dipikirkan bahwa dampak dari penggunaan pupuk yang terus menerus terutama pupuk anorganik
menyebabkan kemampuan lahan menjadi turun. Berdasarkan kelas kemampuan lahan dikelompokkan beberapa
kelas tidak semua kelas bisa dilakukan agribisnis tanaman buah semusim, yang paling ideal adalah
kelas satu karena mempunyai
kombinasi sifat-sifat dan kualitas yang relatif baik antara lain;
a.
Terletak pada topografi hamper datar
b.
Ancaman erosi kecil
c.
Mempunyai kedalam efektif (tanah
yang mengandung unsur hara) yang dalam
d.
Umum nya berdrainase baik
e.
Mudah diolah
f.
Kapasitas menahan air baik
g.
Subur atau peka terhadap pemupukan
h.
Tidak terancam banjir
i.
Dibawah iklim setempat yang sesuai
bagi pertumbuhan tanaman umunya
j.
Kalau seandainya dipaksakan pada
kelas dua akan lebih banyak resikonya sehingga akan berpengaruh pada produksi
akhirnya seperti misalnya tingkat kemiringan sampai 30 % berdampak pada
ancaman erosi tanah sehingga efektifitas
pemupukan akan terganggu.
3. Mengidentifikasi defisiensi unsur hara
Pemupukan yang tepat dan
benar akan mempercepat dan memperkuat tanaman, menambah daya tahan tanaman
terhadap hama dan penyakit tertentu, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
pertanian. Tanaman seperti manusia jika tidak mendapat cukup makanan akan menjadi
lapar dan pertumbuhannya menjadi kurang baik. Demikian juga halnya tanaman,
sebaiknya adanya kondisi yang memenuhi persyaratan tumbuhnya tanaman agar dapat
berkembang lebih baik. Salah satu hal
yang memepengaruhi kondisi tersebut adalah keadaan unsur hara, untuk itu kita
harus mengetahui unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan kegunaannya. Ada enam
belas (16) unsur hara yang di butuhkan tanaman yang diperoleh dari udara, air,
tanah, dan garam-garam mineral atau bahan organik. Unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen
(O), diambil tanaman dari udara, Sedangkan Unsur Nitrogen (N), Fospor (P), dan
Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (mg), Sulfur (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), Klorin (Cl), diambil dari dalam tanah. Nitrogen, Fospor dan Kalium merupakan unsur makanan yang
utama dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar, Kalsium, Magnesium dan Sulfur
yang disebut bahan unsur sekunder dibutuhkan dalam jumlah yang sedang/sedikit saja tetapi tetep memegang peranan penting dalam
perkembangan dan pembentukan jaringan-jeringan tanaman. Unsur lainnya
dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil dan di sebut sebagai unsur makanan
mikro.
a. Kegunaan unsur hara N, P, K, dan S bagi tanaman sebagai berikut :
1) Unsur hara Nitrogen (N) : Membuat tanaman menjadi lebih hijau, segar banyak
mengandung butir-butir hijau daun yang penting dalam proses potosintesis, memepercepat pertumbuhan tanaman (tinggi),
jumlah anakan, cabang, menambah kandungan protein makanan.
2) Unsur hara Fospor (P) : Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang
baik sehingga dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman
menjadi sehat dan kuat, meningkatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang
membentuk titk tumbuh tanaman, memacu pertumbuhan tanaman generatif yaitu
memepercepat pertumbuhan bunga dan masaknya buah dan biji.
3) Unsur hara Kalium (K) : Memepercepat proses fotosintesis, memacu
pertumbuhan tanaman pada tingkat permulaan, memperkuat ketegakan batang.
4) Unsur hara Belerang (S) : Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga
daun lebih hijau, menembah kandungan protein dan vitamin, berperan dalam
sintesis minyak yang berguna dalam pembuatan gula dan memacu pertumbuhan tunas
produktif.
Bila semua unsur hara yang di butuhkan terutama N, P, K, dan S cukup
tersedia di dalam tanah dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
untuk tumbuh dan berproduksi, maka dapat diharapkan hasil yang lebih baik, begitu juga sebaliknya. Setiap unsur hara mempunyai fungsi tersendiri
dan memepengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangna dan pertumbuhan
tanaman. Jadi jika terjadi kekurangan salah satu unsur, maka fungsi dan proses
tersebut akan terganggu pula. Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan
terlihat pada tanam tergantung pada jenis dan sifat tanaman.
b.
Bila tidak ada faktor lain yang memepengaruhi maka tanda-tanda kekurangan unsur hara sebagai berikut :
1) Kekurangan Unsur Hara Nitrogen : Seluruh tanaman berwarna pucat
kekuning-kuningan, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, daun tua berwarna
kekuning-kuningan, perkembangna buah tidak sempurna atau tidak baik seringkali
masak sebelum waktunya dan dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi
kering, milai dari daun bagian bawah terus kebagian atas.
2) Kekurangan Unsur Hara Fospor : Sistem perakaran tanaman tanaman miskin dan
tidak berkembang, dalam keadaan kekurangan yang parah, daun, cabang, dan batang
berwarna ungu dan hasil tanaman yang berupa bunga, buah, dan biji merosot.
3) Kekurangan Unsur Kalium : Daun mula-mula mengkerut dan mengkilap,
selanjutnya pada bagian ujang dan tepi dun mulai terlihat warna
kekuning-kuningan yang menjalar di antara tulang daun kemudian tampak
bercak-bercak coklat dan mengakibatkan mati,
pada tanaman buah-buahan buah mudah gugur, tanaman mudah rebah dan
patah, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil dan daun sebelah bawah seperti
terbakar pada tepi dan ujungnya, kemudian berjatuhan sebelum waktunya.
4) Kekurangan Unsur Hara Belerang : Daun hijau kekuning-kuningan dan
pertumbuhannya lambat, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
dan jumlah anakan terbatas.
5) Kekurangan Unsur Hara Kalsium : Kecuali perubahan warna, tenunan tenunan di
beberapa tempat mati, pada ujung dan tepi daun muda terjadi warna
kekuning-kuningan, kuncup yang tumbuh kembali, akan mati dan pada umumnya
tanaman menjadi lemah.
6) Kekurangan Unsur Hara Magnesium : Gejala terlihat pada daun-daun yang tua,
daun-daun pada umumnya menjadi lemah, pembakaran oleh sinar mata hari mudah
terjadi karena daun tidak memepunyai lapisan lilin dan pada tanaman
biki-bijian, daya tumbuh biji kurang.
7) Kekurangan Unsur Hara Mangan : Gejala terlihat pada daun muda, kecuali
perubahan warna dan pembentukan biji kurang baik.
8) Kekurangan Unsur Hara Besi : Gejala terlihat pada daun muda, tenunan tadak
mati, tulang daun yang berwarna hijau berubah menjadi kuning kemudian putih,
9) Kekurangan Unsur Hara Molibdenum : Pertumbuhan tanaman tidak normal,
terutamapada tanaman melon, dan mati pucuk yang mati dapat menyebabkan kematian
tanaman.
10) Kekurangan Unsur Hara Seng : Adanya pemutihan pada bagian tengah daun, daun-daun muda menunjukan garis kuning dan
terus menguning dan tanaman kerdil.
11) Kekurangan Unsur Hara Tembaga : Daun berukuran besar dan berwarna hijau
gelap, ranting berwarna coklat dan mati dan buah kecil dan berwarna coklat.
12) Kekurangan Unsur Hara Boron : Pertumbuhan kerdil, pertumbuhan tidak
sempurna dan tangkai daun membentuk celah dan garis-garis tidak teratur.
4. Menentukan Bahan Pemeliharaan Kesuburan
Dalam pengertian kehidupan
sehari-hari pupuk adalah bahan yang di gunakan untuk memelihara kesuburan tanah
sedangkan pemupukan adalah penambahan bahan ketanah agar tanah menjadi
subur. Pemupukan
di artikan sebagai penambahan zat hara atau bahan tanaman kedalam tanah. Namun respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila
mengunakan jenis pupuk, dosis, waktu, dan cara pemberian yang tepat. Pemupukan pada tanaman
bertujuan untuk memelihara dan memeperbaiki kesuburan tanah baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada
tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki
PH tanah dan lingkungan.
Selama perkembangan dan pertumbuhannya dari mulai berkecambah sampai menghasilkan
buah dan bagian yang lainya yang bisa di panen tanaman membutuhkan unsur hara
atau makanan. Pemupukan pada tanaman dapat dikatakan berhasil baik bila
kita mengetahui unsur hara apa yang kurang tersedia dalam tanah atau unsur hara
apa yang di butuhkan oleh tanaman.
Gejala kekurangan unsur hara dapat di lihat dengan tidak normalnya
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Disamping mengetahui unsur hara apa yang kurang, Perlu juga di ketahui
jumlah yang benar-benar efektif.
Kebutuhan tanaman akan pupuk di tentukan oleh keadaan iklim, umur, dan
jenis pupuk yang digunakan.
Jenis pupuk yang digunakan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi
khususnya tanaman buah
semusim/semangka yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
a. Pupuk organik
Pupuk organik yang dapat digunakan pada tanaman buah semusim/semangka
antara lain: pupuk hijau, pupuk kandang dan
pupuk kompos.
1) Pupuk Hijau : Pupuk hijau ialah tanaman atau
bagian tanaman muda yang di benam kedalam tanah untuk menambah bahan organik
dan unsur hara tanaman terutama unsur
hara Nitrogen. Beberapa fungsi unsur
hara nitrogen antara lain : Menambah unsur hara Nitrogen, Fospor, Belerang, dan
unsur hara makro, memberi pengaruh yang baik bagi kehidupan organisme dalam
tanah, memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik tanah dan memperbaiki
struktur tanah. Pupuk hijau ini dapat dilakukan pemberiannya pada saat
melakukan penyiangan pada budidaya tanpa mulsa karena hasil penyiangan hijauan
tersebut bisa dibenamkan lagi ketanah sebagai pupuk hijau.
2) Pupuk kandang : Pupuk kandang ialah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak baik dalam
bentuk padat atau cair. Beberapa fungsi
pupuk kandang antara lain : Menambah unsur hara tanaman, memperbiki struktur
tanah, menambah kandungan humus atau bahan organik tanah dan memperbaiki
kehidupan jasad renik. Jenis pupuk ini sering di berikan pada tanaman buah
semusim/ semangka tetapi harus diingat pemberian pupuk ini jangan dalam kondisi
masih mentah karena dapat membahayakan perakaran.
3) Pupuk Kompos : Pupuk kompos adalah bahan organik yang telah mengalami proses pematangan
sedemikain rupa sehingga mengalami perubahan menjadi bahan yang mempunyai
perbandingan C/N yang rendah C.N tanah, yang di maksud dengan perbandingan C/N
adalah perbandingan unsur C dan perbandingan unsur N.
Kompos di buat dari bahan
organik yang mengandung C/N tinggi, misalnya jerami, batang jagung, dan
daun-daun kering atau dari di campur dengan pupuk hewan. Bahan organik yang telah dikomposkan dengan
baik, bukan saja akan memeperbaiki, memperkaya bahan makanan untuk tanaman
terutama berperan besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah. Pupuk ini memang
paling baik kualitasnya hanya untuk menjadikan kompos membutuhkan waktu, dan harganya relatif
mahal. Ketiga jenis pupuk alami ini memang banyak keuntungan
dan manfaatnya baik bagi tanaman maupun tanah.
Meskipun demikian ada juga beberapa kelemahannya yaitu : Umumnya sedikit
sekali mengandung unsur hara sehingga dalam penggunaannya membutuhkan jumlah
yang banyak, dapat membawa biji tanaman pengganggu kalau biji ini dibiarkan
akan tumbuh menyaingi tanam pokok. Kadang-kadang mengandung bibit penyakit yang
dapat membahayakan tanaman utama.
Bahan organik mutlak
dibutuhkan di dalam unsur hara tanah untuk kebutuhan tanaman.
Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman karena pengaruhnya
terhadap sifat-aifat fisik, kimia dan biologis pada tanah. Bahan organik
memiliki peranan kimia didalam menyediakan unsur hara makro khususnya mikro
untuk tanaman, peranan biologis didalam mempengaruhi organisme micro flora dan micro fauna serta peranan fisik didalam memperbaiki struktur tanah.
Bahan organik berasal dari sisa-sisa tanaman atau hijauan dan kotoran hewan
disebut juga pupuk alami atau pupuk organik seperti pupk hijau, kompos dan
kandang.
Karena untuk memperoleh
pupuk hijau dan kompos dalam jumlah banyak cukup sulit, maka lebih praktis
menggunakan pupuk kandang. Namun yang perlu di perhatikan adalah tingkat
kemasakan dari pupuk yang akan digunakan,dengan tingkat kemasakan yang rendah
berarti seresahnya belum terdekomposisi, hal ini memungkan nisbah C/N masih
besar sehingga perlu perlakuan khusus untuk menurunkan nisbah C/N misalnya dengan
pemberian pupuk nitrogen, dapat juga diberikan micro organisme penghancur
seperti Biokomplek Vedca Cianjur dan EM-
4 yang mempunyai daya hancur cepat.
b. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk kimia yang dibuat dipabrik dengan jenis dan
kadar unsur hara yang sengaja ditambahkan pada pupuk tersebut dalam jumlah
tertentu, yang dapat dibedakan menjadi
pupuk majemuk yang mengandung unsur hara
lebih dari satu jenis unsur hara (NP, NK, dan NPK) dan pupuk tunggal yang hanya
mengandung unsur hara (N, P, dan K). Pupuk
anorganik partikelnya terdiri dari beberapa macam ukuran warna dan bentuk, ada
beberapa gelintir, kristal, cair, butiran. Kalau dibandingkan dengan pupuk
alam, pupuk buatan mempunyai
kelebihan antara lain : dapat di berikan pada saat yang tepat, unsur hara dapat
di berikan dalam jumlah dan perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing jenis tanaman, unsur hara dapat di berikan dalam bentuk mudah
tersedia dan pemakaian, pengangkutan, penyimpanan lebih mudah, lebih murah
karena karena konsentrasinya tinggi. Pupuk anorganik dapat digolongkan
berdasarkan kandungan unsur hara kelarutan dan sifat kemasamannya.
1) Berdasarkan kandungannya :
a) Pupuk Tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara pokok
N, P, atau K. Contoh :Pupuk Nitrogen
seperti ZA,Urea, dan Kalium Nitrat, Pupuk Fospor seperti SP 36 dan pupuk Kalium seperti KCl dan ZK.
b) Pupuk Majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara pokok
N, K, P. contoh : DAP, NPK, Kalium Anium Nitrat.
2) Berdasarkan kelarutan :
a) Kelarutan cepat misalnya ZA, Urea,
b) Kelarutan sedang misalnya DAP, NPK, ZK,
c) Kelarutan lambat miasalnya TSP, DSP, ESP.
3) Berdasarkan sifat keasaman :
a) Pupuk masam yaitu pupuk yang dapat memasamkan tanah bila di gunakan terus
menerus misalnya ZA,
b) Pupuk netral yaitu pupuk yang tidak mengubah keasaman tanah misalnya Urea,
NPK, dan DAP,
c) Pupuk basa pupuk yang dapat mengurangi kemasaman tanah misalnya Magnesium Fospat
5.
Perhitungan
Kebutuhan pupuk
Untuk menentukan kebutuhan
pupuk perlu memperhatikan beberapa hal antara lain :
a. Jenis tanaman : Masing-masing tanaman membutuhkan unsur
hara yang berbeda dalam jenis dan jumlah, untuk dapat tumbuh subur dan
menghasilkan.
b. Kesuburan tanah : Masing-masing tanah mempunyai nilai kesuburan yang
berbeda. Tanah dengan kesuburan rendah
akan memerlukan pupuk lebih banyak di bandingkan dengan tanah yang memepunyai
nilai kesuburan tinggi.
c. Jenis pupuk : Kandungan unsur hara masing-masing jenis pupukberbeda. Dengan demikian dalam menentukan jumlah pupuk
yang di perlukan dalam memenuhi ke butuhan bahan makan untuk setiap jenis
tanaman, perlu di perhatikan persentase kandungan unsur hara dari setiap pupuk
buatan yang akan digunakan.
d. Faktor Ekonomis : Pemberian pupuk di harapkan akan menaikan hasil tanaman,
namun tidak berarti semakin banyak ketungan yang di peroleh. Karena bila jumlah pemberian pupuk telah
mencapai titk maksimum, maka tiap pemberian pupuk berikutnya tidak akan di
ikuti dengan kenaikan hasil seperti pemberian pupuk sebelumnya. Karena itu di anjurkan untuk memeberikan
pupuk dengan jumlah yang optimal agar tercapai keuntunagn yang maksimal. Dengan kata lain perlu pertimbangan ratio biaya dan pendapatan pada setiap pemberian pupuk. Pemupukan dasar: Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran kerbau, sapi,
kambing, ayam,dan lain-lain. Dosis pupuk kandang yang dipergunakan pada
pemupukan dasar sangat bervariasi dari satu tempatpenanaman ke tempat lain,
namun yang banyak dilakukan berkisar 1-3 kg/tanaman. Contoh pemberian
pupuk kandang adalah sebagai berikut; Untuk semangka yang menggunakan MPHP bila panjang bedengan 15 m, diperkirakan
akan terdapat 17-18 tanaman dengan jarak tanam 85 cm sehingga pupuk kandang yang diberikan sebanyak 1,5 kg x 18
= 27 kg atau setiap 1 m2 diperlukan 1,8 kg pupuk kandang. Untuk semangka yang tanpa MPHP, bila jarak tanam
yang digunakan 75 cm dengan panjang bedengan 15 m, akan terdapat 18 tanaman sehingga diperlukan 2 kg x 18 = 36 kg pupuk kandang atau setiap 1 m2 diperlukan 2,4
kg pupuk kandang.
Untuk pemberian pupuk kandang tanpa MPHP diberikan lebih banyak karena kondisi
hamparannya terbuka sangat memungkinkan terjadinya erosi dari penyiraman maupun dari akibat hujan. Untuk memudahkan pelaksanaan, pemberian pupuk kandang ditakar berdasarkan kebutuhan
per bedengan dan diwadahi dalam wadah tertentu, misalnya ember. Dari takaran
standar ini digunakan sebagai patokan pemberian pupuk kandang pada bedengan penanaman berikutnya.
Pupuk kandang yang diberikan pada waktu pertumbuhan
tanaman, dosis yang digunakan sebanyak 30-60 kg/1-2 karung setiap hektar,
ditambah pupuk lainnya seperti Urea atau NPK dengan konsentrasi 5-10 gram/liter
air, larutan pupuk diberikan pada setiap tanaman sebanyak ± 300 cc. Pupuk kimia diberikan satu minggu
setelah pemberian pupuk kandang. Pupuk yang digunakan yaitu ZA, Urea, SP-36, KCI, dan Borate. Demikian halnya bila pupuk Borate
sulit diperoleh, dapat diganti dengan pupuk Fertibor dengan dosis penggunaan
sama dengan Borate. Apabila kedua pupuk ini pun sulit diperoleh dapat digantikan dengan bahan kimia
borax dengan dosis penggunaan
Cukup 90% dari dosis Borate/Fertibor. Pupuk
kimia tersebut ditambah insektisida karbofuran (misal Furadan, Curaterr, Petrofur) diaduk menjadi satu. Dengan sistem MPHP, pupuk kimia yang diberikan untuk
semangka non-biji per tanaman yaitu: 85 g ZA, 50 gr Urea, 30 gr SP-36, 85 gr KCI, ditambah 2 gr pupuk mikro Borate dan 7,5 gr insektisida
karbofuran. Dengan tanpa MPHP konposisi pupuknya: 90 gr ZA, Urea 55 gr, 35 gr SP 36, 90 gr KCl, ditambah 2 gr pupuk
mikro dan 7,5 gr insektisida karbofuran. Dosis pemupukan kimia untuk semangka berbiji kurang lebih sama, tetapi komposisinya agak berbeda,
terutama jumlah
pupuk SP-36 ) lebi banyak dibandingkan
semangka non-biji. Pemupukan
semangka non-biji menggunakan pupuk TSP lebih sedikit karena dikhawatirkan SP-36 yang banyak mampu merangsang terbentuknya bakal biji, padahal nilai
jual pada semangka ini adalah non-biji. Komposisi
pemupukan per tanaman semangka berbiji dengan MPHP
yaitu: 80 g ZA, 40 g Urea, 60 g
SP-36, dan 70 KCI ditambah 2 g Borate serta 7,5 g insektisida karbofuran. Untuk penanaman yang tanpa
MPHP komposisi pupuknya: 85 gr ZA, Urea 45 gr, 65 gr, SP-36,
75 gr KCl ditambah 2 g Borate serta 7,5 g insektisida karbofuran.
6. Waktu pemupukan
Pengambilan unsur hara
selama periode pertumbuhan tanaman tidaklah sama banyaknya, tergantung pada
tingkat pertumbuhan tanaman tersebut.
Ada waktu tertentu dimana tumbuhnya tanaman sangat giat dan cepat
sehingga penyerapan unsur haranya pun intensif, pada masa tersebut tanaman akan
banyak mengambil unsur hara. Jelasnya
bahwa tingkat banyaknya unsur hara yang di serap tanaman tergantung dari
keperluan dalam berbagai proses fisiologisnya.
Waktu pemupukan perlu mempertimbangkan antara lain :
a. Kebutuhan dan respon tanaman: Tanaman yang tumbuh merana, akan memerlukan
pemupukan yang lebih cepat dan lebih banyak dari pada tanaman yang tumbuh
subur. Pada saat pertumbuhan vegetatif
tanaman banyak memerlukan unsur Nitrogen dan pada pertumbuhan genertif banyak
memerlukan unsur Fosfat.
b. Kelarutan dan macam pupuk : Ada jenis pupuk yang sukar atau lambat
tersedianya untuk tanaman dan ada yang cepat serta mudah tercuci oleh air yang
meresap di dalam tanah. Untuk jenis
pupuk yang daya larutanya lambat seperti TSP, DAP, Fosfat alam sebaiknya di
berikan sebelum dan pada waktu tanam,sedangkan yang daya larutnya sedang atau
caepat seperti ZA, NPK, dan KCl di berikan pad waktu tanam.sedang tumbuh.
c. Keadaan Iklim : Sebelum unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersedia
untuk tanaman, unsur tersebut harus melarut terlebih dahulu, karena itu perlu
ada air yang cukup tetapi tadak lebih.
Karena itu pada waktu pemupukan di anjurkan tidak pada waktu hujan lebat
atau pada waktu terik mata hari.
d. Perlakuan khusus: Seperti penggunaan MPHP
akan berbeda waktu pemberiannya dengan tanpa MPHP.
Waktu pemberian pupuk kandang untuk semangka non biji dan berbiji yang
menggunakan MPHP pada waktu bersamaan/setelah pembuatan bedengan, sedangkan pada semangka non biji dan berbiji yang tanpa MPHP pupuk kandang diberikan 5 hari setelah
pembuatan lubang tanam/koan dan pengapuran/pupuk kandang diberikan seperti pada
penggunaan MPHP bersama-sama/setelah pembuatan bedengan. Untuk pemupukan susulan dengan
sistem cor diberikan tergantung dari
kondisi pertumbuhan tanamannya, bisa juga dilakukan secara rutin setiap 1
minggu sekali.
Pupuk kimia pada semangka yang menggunakan MPHP
diberikan satu minggu setelah pemberian pupuk kandang. sedangkan semangka
yang tanpa MPHP pupuk kimia tidak sekaligus seperti halnya menggunakan MPHP, tetapi diberikan
secara bertahap. Tahap-tahap pemupukan kimia ini, yaitu pupuk dasar, pupuk susulan
I, pupuk susulan II, dan pupuk susulan III. Pupuk
dasar diberikan bersama-sama dengan pupuk kandang dan insektisida karbofuran.
Komposisi pemupukan pada semangka
non-biji yaitu 15 gr ZA, 15 gr Urea, 20 gr SP-36, 15 gr KCI, 2 gr Borate ditambah 6,2 gr insektisida
karbofuran. Pupuk susulan I diberikan
setelah 10-15 hari bibit ditanam di
lapangan. Komposisi pupuknya yaitu 20 gr ZA, 20 gr Urea, 10 gr SP-36, dan 20 g KCI. Pupuk susulan II diberikan 25-30 hari setelah tanam (HST).
Komposisi pupuk susulan II adalah 20 gr ZA,
20 gr Urea, 5 gr SP-36, dan 20 gr
KCI. Pupuk susulan III diberikan pada
40-45 HST. Pupuk susulan III untuk Semangka non-biji adalah 35 gr ZA dan 35 gr KCI. Pada pupuk susulan III atau pemupukan terakhir ini pupuk Urea dan SP-36 sudah tidak
diberikan. Untuk semangka berbiji jenis dan jumlahnya bisa dilihat
pada Tabel yang menjelaskan perbedaan
dosis pemupukan kimia antara semangka non-biji dan semangka berbiji
7. Cara Pemupukan
Cara pemberian pupuk harus
dipilih dengan sedemikian rupa sehingga sesuai untuk unsur hara tertentu dan
jenis tanaman tertentu pula. Pada
umumnya pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara : disebar, ditempatkan
diantara baris tanaman atau melingkari tanaman, di tempatkan dalam lubang, dan
disemprotkan. Cara pemberian pupuk kandang pada
budidaya semangka dengan MPHP adalah ditebarkan ditengah-tengah bedeng
penanaman secara merata, kemudian diaduk memakai cangkul agar tercampur dengan
tanah secara homogen. Bedengan dirapikan
kembali dan dibiarkan (diangin-anginkan) selama satu minggu agar gas-gas beracun hilang. Bila
pupuk kandang yang digunakan
belum/tidak disterilisasi,
bedengan yang telah diberi pupuk
kandang jangan terlalu sering disiram air. Penyiraman yang cukup sering menyebabkan
benih-benih gulma, terutama teki, akan segera tumbuh
subur untuk budidaya semangka tanpa MPHP hanya
diberikan di tempat tumbuh perakaran tanaman saja atau dengan system koakan.bisa juga diberikan seperti pada yang
menggunakan PMHP. Pupuk kimia pada budidaya yang menggunakan MPHP
pada pemupukan dasar caranya pupuk ditebar tipis tipis dahulu, kemudian
diulangi agar penyebarannya ketebalannya merata. Setelah merata bedengan
diaduk-aduk agar pupuk kimia tercampur secara homogen dengan tanah.u yang tanpa
untuk yang tanpa MPHP bisa dilakukan sama seperti yang dilakukan di MPHP, untuk
pemberianpupuk susulan I dilakukan dengan menugal di kedua
sisi tanaman dengan jarak 10 cm dari tanaman. Pemberian susulan ke II dilakukan dengan
menugal di kedua sisi tanaman dengan jarak
15 cm dari batang tanaman. Tempat penugalan diusahakan berbeda dengan tugalan pada pupuk susulan I, pemberian susulan ke IIIdilakukan secara melingkar dengan jarak 20 cm dari
batang tanaman.