PELUANG
USAHA PRODUK BARANG/JASA
Peluang
Usaha dalam Kaitannya dengan Perencanaan Bisnis Produk Kreatif
Peluang dan perencanaan adalah dua hal yang
saling berkaitan, ketiaka suatu peluang
muncul, hal selanjutnya yang dilakukan adalah
melakukan perencanaan. Mengapa demikian?
Sebab perencaan adalah yang paling mendasar
dalam membangun sebuah bisnis. Namun,
memubuat suatu bukanlah hal yang mudah.
Sebagai bukti, kita bisa melihat banyak sekali
Perusahaan
yang mengalami kegagalan karena kesalahan dalam membuka peluang dan juga
kesalahan dalam pembuatan perencanaan yang
tidak mengarah pada tujuan.
1.
Ciri-ciri peluang usaha yang baik
Setiap hal dapat dimaknai sebagai peluang
usaha. Namun, tidak semua peluang usaha baik
bagi kita. Lalu, bagaimanakah cara membedakan
antara peluang usaha yang baik dengan
yang tidak baik? Berikut penjelasannya.
a.
Peluang itu orisinal dan tidak meniru
Orisinal merupakan sebuah peluang yang berasal
dari pemikiran dan perhitungan kita
sendiri, bukan hasil nekat akibat meniru
peluang usaha orang lain. Contoh: kita ingin
mendirikan usaha produk kreatif bangunan,
yaitu pembuatan bata ringan, loster, dan
pilar hanya karena kita ingin sukses seperti
orang lain yang berkecimpung di dunia bisnis
bangunan yang sama. Namun, karena perbedaan
keahlian, kita tidak mampu
menghitung tingkat risiko usaha. Kita hanya
ikut-ikutan orang lain. Itulah yang membuat
peluang usaha tersebut tidak baik untuk kita.
b.
Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan, persaingan, dan kebutuhan
pasar
di masa yang akan datang
Setiap peluang harus memiliki ketahanan akan
perubahan zaman dan tidak terpaku
pada satu tren semata. Contoh : pada saat ini,
tren yang ada
dalam dunia bangunan
adalah pemakaian ukiran batu alam. Untuk itu,
sebagai wirausaha yang bergelut dalam
bidang produk kreatif bangunan harus siap
dalam menganalisis tingkat kebutuhan pasar
dan persyaratan baik itu teknis atau nonteknis
dalam dunia bisnis bangunan tersebut.
c.
Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama
Usaha yang sesuai dengan keinginan kita akan
lakukan dengan senang hati. Lain
halnya dengan usaha yang tidak sesuai dengan
keinginan kita. Selain adanya celah
dalam pengetahuan, usaha yang tidak kita
inginkan akan dikerjakan secara setengah
hati.
d.
Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk dilakukan riset
dan
trial
Usaha yang dilakukan benar-benar bisa
menawarkan keuntungan sesuai dengan
kebutuhan pasar dan sudah teruji aspek
ketahanannya. Untuk itu, pengetahuan
mengenai usaha yang akan kita akan geluti
harus senantiasa kita asah. Kita harus
mengetahui secara mandalam persyaratan,
risiko, dan pangsa pasar usaha yang akan
kita tekuni.
e.
Ada keyakinan untuk mewujudkannya
Setiap usaha harus dilandasi dengan keyakinan,
karena masa depan akan selalu
berubah-ubah. Sebagai contoh, mungkin zaman
ini, pasar masih membutuhkan produk
kreatif bangunan berupa loster, atau
angina-angin dari kayu. Namun kita tidak akan tahu
apakah hal tersebut akan berlaku selamanya
atau tidak. Untuk itu, kita harus yakin dalam melakukan
usaha produk kreatif bangunan kita. Tanpa adanya keyakinan, kita tidak akan
mampu menghadapi perubahan.
f.
Ada rasa senang dalam mewujudkannya
Semua usaha produk kreatif bangunan akan
sia-sia apabila kita hanya setengah hati
dalam melakukannya. Dengan melakukan dengan
rasa senang, kita selalu bersemangat
dalam mengembangkan usaha kita.
g.
Risiko Usaha
Risiko usaha merupakan informasi, kejadian,
kerugian, atau pekerjaan yang terjadi
sebagai akibat dari keputusan yang diambil
dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat
bersifat pasti maupun tidak pasti. Kunci untuk
mengetahui seberapa besar risiko yang
akan kita hadapi adalah seberapa sempurna kita
mendapatkan informasi, makin akurat
pula kita mengetahui seberapa besar risikonya.
Risiko dan peluang usaha berjalan beriringan.
Layaknya jeli melihat peluang usaha,
berani mengambil risiko adalah hal yang
prinsip dan wajar dalam merelaisasikan potensi
diri sebagai wirausaha. Para wirausahapada
umumnya menyukai pengambilan risiko
usaha karena ingin berhasil di dalam mengelola
usaha atau bisnisnya. Pengambilan
risiko dalam hidup melibatkan suatu kendala
akan peristiwa-peristiwa yang terjadi,
perhatian akan masa depan dan keinginan hidup
di masa sekarang..
Secara umum, risiko dibagi menjadi enam jenis
sebagai berikut.
a.
Risiko Teknis (kerugian)
Risiko ini terjadi akibat wirausaha
ketidakmampuan seorang wirausahawan
atau yang mengoorganisir usaha dalam mengambil
keputusan risiko yang dapat
sering terjadi berhubungan dengan hal berikut
ini.
1) Biaya produksi yang tinggi (inefisien)
2) Risiko karena adanya pemogokan karyawan
akibat kesejahteraan kurang
diperhatikan.
3) Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang
(tenaga kerja banyak)
4) Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan
kurang kecematan
5) Terjadi penipuan atau penipuan karena
pengawasan yang kurang baik.
6) Terus menerus mengalami kerugian karena
biaya yang terus membengkak serta
harga jual tidak berubah.
7) Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat
sehingga produktivitas kerja
menurun.
8) Perencanaan dan desain yang salah sehingga
sulit dioperasionalkan, serta halhal
yang berhubungan dengan ketatalaksanaan
perusahaan.
9) Risiko karena tidak dipercaya oleh
perbankan akibat terjadi kredit macet di dalam
perusahaan.
Risiko teknis dapat di atasi dengan melakukan
hal-hal berikut ini.
1)
Seorang wirausaha menambah pengetahuan tentang hal berikut ini.
a. Keterampilan teknis (technological skill),
terutama yang berkaitan dengan
proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan
memakai metode yang dapat
menurunkan biaya produksi (efisien).
b. Kemampuan mengorganisasi (organizational
skill), yaitu kemampuan meramu
yang tepat dari faktor produksi dalam usaha,
mencakup sumber daya modal.
c. Kemampuan memimpin (managerial skill),
yaitu kemampuan untuk mencapai
tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik
dan serasi oleh semua orang
yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap
pemimpin dituntut membuat
konsep kerja yang baik (conceptual skill).
2)
Membuat strategi yang terarah untuk masa depan
Startegi yang dimaksud meliputi strategi
produksi, strategi keuangan, strategi
sumber daya manusia, strategi operasional,
strategi pemasaran dan strategi
penelitian dan pengembangan.
Tujuan dari strategi ini ada sebagai beriku.
a. Untuk tetap memperoleh keuntungan
b. Hari depan yang lebih baik dari sekarang
(usaha berkembang)
c. Agar tetap bertahan (survive)
3)
Mengalihkan Kerugian pada Perusahaan Asuransi
Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi
memiliki konsekuensi setiap
harus membayar premi asuransi yang merupakan
pengeluaran tetap. Contoh :
asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja.
b.
Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang
dihasilkan kurang laku atau tidak laku di
pasar. Produk telah menjadi kuno
(absolonsence) akibat penerimaan (revenue) yang
diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian.
Hal ini akan menjadi bencana usaha
yang berakibat usahanya sampai diterminal
alias gulung tikar atau bangkrut.
Risiko pasar yang lain adalah persaingan dalam
usaha produk kreatif
bangunan. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh
suatu wirausaha, biasanya selalu
diamati oleh wirausaha lainnya. Oleh karena
itu, para pembisnis tidak boleh lengah
terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang
berkembang agar tidak berakibat yang fatal
karena tindakan pesaing.
Hal-hal yang merupakan risiko bagi para
pembisnis yang mengakibatkan
barang produk kreatif bangunan tidak laku
dijual sebagai berikut.
1) Adanya perkembangan teknologi
2) Adanya tindakan atau peraturan baru yang
berwajib
3) Adanya pencurian, kecelakaan dan kebakaran
Berikut ini upaya yang dapat ditempuh untuk
mengantisipasi risiko ini dipaparkan
sebagai berikut.
1)
Mengadakan inovasi (product innovation)
Mengadakan inovasi (product innovation)
membuat disain baru dari produk
kreatif bangunan yang dibutuhkan sector pekerjaan
bangunan oleh masyarakat
luas dan pihak pemborong bangunan.
2)
Mengadakan penelitian pasar (market reserach)
Mengadakan penelitian pasar (market reserach)
dan memperoleh informasi
pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara
ini memerlukan dana yang besar
dan hanya layak untuk usaha yang besar.
3)
Risiko di luar kemampuan manusia (force major)
Risiko ini terjadi di luar kuasa manusia
seperti bencana alam, gempa bumi,
tanah longsor, tsunami, kebanjiran. Karena
kemungkinan terjadinya sangat kecil,
risiko ini dianggap tidak ada. Untuk
mengalihkan risiko ini dapat memanfaatkan
jasa asuransi.
4)
Risiko Riil
Risiko Riil adalah risiko yang terlihat, bisa
dihitung. Bisa diantisipasi dan bisa
dihindari. Berikut ini hal-hal yang termasuk
ke dalam risiko riil.
a. Kehilangan modal
b. Kehilangan kesempatan
c. Kehilangan mata pencarian
d. Kehilangan kendali atas kekuasaan yang
selama ini dimilikinya (dicision
making) karena ada pengalihan gaya bisnis
keluarga menjadi gaya bisnis
professional.
5)
Risiko Psikologis
Risiko Psikologis adalah risiko yang tidak
terlihat, tidak terhitung, bisa di
antisipasi, tetapi belum tentu bisa
dihindarkan. Berikut adalah hal-hal yang
termasuk ke dalam risiko psikologis.
a. Kehilangan reputasi (hilang muka, nama
besar, citra) dan risiko menanggung
malu.
b. Kehilangan kepercayaan pada diri sendiri
dan orang lain sehingga akan
menumbuhkan sikap paranoid
c. Kehilangan perasaan (potent) atau mampu
menyebabkan hilangnya rasa PD
d. Kehilangan jati diri
e. Kehilangan motivasi dan lain sebagainya.