MODUL DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN
X APHP
1. UJI KIMIA
a. Analisis kadar air
Peralatan yang digunakan adalah oven
pengering. Terdapat beberapa metode pegukuran kadar air yaitu metode
Thermogravimetri, Distilasi, potensiometri dan titrasi.
b. Analisis Protein
Metode yang digunakan adalahmetode
Kjeldahl.
Peralatan yang digunakan antara lain :
1.
Pemanas kjeldahl yang
dihubungkan dengan pengisap uap aspirator.
2.
Labu kjeldahl
3.
Alat destilasi
4.
Erlenmeyer
5.
Buret 50ml
6.
Labu ukur
7.
Gelas kimia
Tahapan
pelaksanaan analisis dimulai dari :
1.
Pengambilan sampel
2.
Preparasi/ penyiapan sampel
uji
3.
Pelaksanaan analisis protein
dengan metode kjeldahl terdapat beberapa tahapan reaksi yaitu :
1.
Tahapan destruksi
Tahapan dimana semua protein yang
terkandung didalam sampel dapat didestruksi atau dipecah.
2.
Tahapan tahapan destilasi
Tahapan ini berfungsi untuk mendapatkan
gas ammonia (NH3)
3.
Tahapan titrasi
Tahapan ini meupakan langkah terahir
dalam proses analisis protein. Pada akhir proses titrasi ditandai dengan tepat
perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 menit
jika menggunakan indicator fenolftalein.
c. Analisis lemak
Metide yang digunakan adalah :
1.
Metode Soxhlet dan Timbel
2.
Metode weibul
Metode
analisis lemak dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Metode ekstraksi solven
(pelarut)
2.
Metode ekstraksi non solven
3.
Metode instrumental
Penentuan
analisis lemak dilakukansesuai jenis bahan yang digunakan yaitu bahan kering
dan bahan cair.
d. Analisis karbohidrat
Metode yang digunakan yaitu :
1.
Metode luff school
2.
Metode munson walker
3.
Metode lane Eynon
4.
Metode Iodometri
e. Analisis kadar abu
Kadar abu merupakan bahan anorganik sisa
hasil pembakaran suatu bahan. Kadar abu berhubungan dengan kandungan mineral
dalam bahan pangan. Analisis kadar abu pada bahan pangan digunakan untuk
mengetahui total mineral yang terkandung dalam bahan pangan. Mineral dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu :
1.
Garam organic
2.
Garam anorganik
3.
Senyawa kompleks
Metode
pembuangan dibagi menjadi 2 jenis : pengabuan kering dan pengabuan basah.
1.
Pada metode pengabuan kering
penentuan kadar abu didalam bahan pangan dengan cara menimbang berat sisa bahan hasil pembakaran berupa mineral.
Pembkaran di;akukan terhadap bahan pangan dengan suhu 500-600oC selama 2-8 jam
tergantung pada bahan yang digunakan. Jumlah sampel yang digunakan pada analisa
kadar abu sebesar 2-5 gram. Untuk bahan yang banyak mengandung mineral contoh :
ikan, susu, biji – bijian daging. Sekitar 10 gram untuk bahan yang tidak banyak mengandung mineral seperti : jelly, jam, sirup dan buah
kering. Bahan yang sedikit mengandung
mineral sekitar 25-50 gram seperti buah segar dan jus buah.
2.
Pada metode pengabuan basah
penentuan kadar abu dilakukan secara
tidak langsung dengan cara melarutkan sampel ke dalam cairan yang ditambahkan
oksidator lalu dilakukan pembakaran sampel dengan suhu pembakaran tidak terlalu
tinggi.
Tugas
6 Mei 2020