KELAS DARING
KELAS X SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS : X ALSINTAN
NAMA GURU : SRI WULANDARI,
STP, MPd
JUDUL MATERI : MENERAPKAN SISTEM
IRIGASI (STPK)
MATERI:
Pengertian Sistem Irigasi
Irigasi didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Meskipun
demikian, suatu defenisi yang lebih umum dan termasuk sebagai irigasi adalah
penggunaan air pada tanah untuk setiap jumlah (Hansen, 1992).dalam pengertian
sistem irigasi pertanian.
Menurut Hansen et
al., (1992) menyatakan bahwa terdapat delapan kegunaan sistem irigasi yaitu:
1. Menambah air ke dalam tanah untuk
menyediakan lengas tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
2. Untuk menyediakan jaminan panen pada saat
musim kemarau yang pendek.
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir,
sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
4. Untuk mengurangi bahaya pembekuan.
5. Untuk mencuci atau mengurangi garam dalam
tanah.
6. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
7. Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan
tanah.
8. Untuk memperlambat pembekuan tunas dengan
pendinginan karena penguapan.
Irigasi merupakan upaya
yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat
ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu,
jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber
mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengairi air tersebut ke lahan
pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air
menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu persatu. Untuk irigasi
dengan model seperti ini di indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah
diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan
untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno (Anonim,
2001).
Irigasi secara umum
didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan
lengas tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air irigasi
dapat dilakukan dalam lima cara: (1) dengan penggenangan (flooding);
(2) dengan menggunakan alur, besar atau kecil; (3) dengan menggunakan air di
bawah permukaan tanah melalui sub irigasi, sehingga menyebabkan permukaan air
tanah naik; (4) dengan penyiraman (sprinkling).; (5) dengan sistem
curahan (trickle), (Hansen et al., 1992).
Irigasi berarti
mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang
lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai
kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk
mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal.
Pemberian air irigasi yang ifisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi,
juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang
dibutuhkan tanaman (Anonim, 2011).
MACAM-MACAM SISTEM IRIGASI
1. irigasi permukaan
sistem irigasi yang banyak dipakai oleh para petani dan dikenal dengan
nama surface irrigation ini
mendistribusikan air dengan cara memanfaatkan gravitasi. singkatnya, sistem ini
akan membiarkan air mengalir sendiri ke lahan sampai ketinggian tertentu. sistem
ini sangat pas dipakai untuk tanah bertekstur halus hingga sedang dan berada di
daerah dengan topografi datar agar air bisa merata. sedangkan untuk tanah
bertekstur kasar, sistem ini tidak cocok karena airnya nanti akan hilang di
saluran.
Contoh penggunaan sistem irigasi permukaan: lahan sawah/padi, lahan jagung,
lahan tebu, dsb.
2. irigasi curah
sistem yang juga dikenal dengan nama sprinkler irrigation ini
merupakan cara pendistribusian air melalui semprotan ke udara layaknya air
hujan. tujuannya yakni agar air bisa terbagi merata pada areal pertanaman.
selain itu, sistem ini membuat proses pemberian air tidak hilang dalam bentuk
limpasan. terapkan saja sistem ini pada daerah yang kecepatan anginnya tidak
terlalu besar.
pasalnya, jika angin besar maka sebagian air akan hilang melalui evaporasi.
dengan demikian, pemberian air tidak akan efisien. untuk pengaplikasiannya,
jenis irigasi ini bisa bervariasi alias menyesuaikan tekstur tanah dan
kedalaman akar tanamannya.
Contoh penggunaan sistem irigasi curah yaitu pada lahan
hortikultura/sayuran, tanaman buah, dan tanaman bunga hias.
3. irigasi bawah permukaan
sistem irigasi yang dikenal dengan nama sub-surface irrigation ini
merupakan bentuk dari irigasi mikro dengan alat yang diletakkan di bagian bawah
permukaan tanah. alat ini bisa berupa pipa semen yang disambung-sambungkan.
biasanya, diameter alat yang sering dipakai adalah 10 cm dengan ketebalan
dinding sekitar 1 cm. untuk penerapannya, sistem irigasi satu ini bisa
digunakan untuk tanah bertekstur sedang sampai kasar. hal ini berguna untuk
mencegah terjadinya penyumbatan pada lubang keluar air. selain itu, irigasi ini
memang sangat membutuhkan tanah berkadar garam rendah agar bisa lancar
berjalan.
Contoh penggunaan sistem irigasi bawah permukaan adalah: lahan
hortikultura/sayur, tanaman buah.
4. irigasi tetes
irigasi tetes atau yang juga dikenal dengan nama irigasi mikro merupakan cara pendistribusian air secara langsung
pada tanaman menggunakan alat tetes bernama emiter.
irigasi ini bisa dilakukan di permukaan tanah maupun di dalam tanah dan
bertujuan untuk memanfaatkan air yang ada dalam jumlah terbatas. pengairannya
sendiri melalui tetesan secara terus-menerus pada tanah yang ada di dekat
tumbuhan.
sistem irigasi mikro sangat cocok untuk tanah yang tidak terlalu kering.
pengairannya juga bisa bervariatif tergantung besarnya debit keluaran dan
interval, kelembaban tanah, permeabilitas tanah, serta struktur dan tekstur
tanah.
Contoh penggunaan sistem irigasi tetes yaitu: lahan/polibag tanaman
hortikultura/sayur, tanaman buah dan tanaman bunga hias.
TUGAS: