Selasa, 14 April 2020

KPPdP KELAS XI ( Memahami penyimpanan penggudangan pertanian, ARI AYUNANI, S.Pt )


KELAS DARING

KELAS XI  SEMESTER GENAP 2019 / 2020

SMK NEGERI 2 BAGOR


NAMA KELAS : XI APHP
NAMA GURU : ARI AYUNANI, SPt

JUDUL MATERI : Memahami  penyimpanan penggudangan pertanian

 

 MATERI :

TIPE-TIPE PENYIMPANAN
               
Capaian pembelajaran pada mata kegiatan tipe-tipe penyimpanan adalah:
1.      Calon guru mampu menjelaskan klasifikasi penyimpanan sementara 
2.      Calon guru mampu menjelaskan klasifikasi tipe penyimpanan didasarkan pada waktu
3.      Calon guru mampu mengaplikasikan perawatan barang selama penyimpanan
1.       Menjelaskan klasifikasi penyimpanan sementara 
2.       Menjelaskan klasifikasi tipe penyimpanan didasarkan pada waktu
3.       Mengaplikasikan Perawatan barang selama penyimpanan
1.       Klasifikasi penyimpanan sementara 
2.       Klasifikasi tipe penyimpanan didasarkan pada waktu
3.       Perawatan barang selama penyimpanan
1. Klasifikasi penyimpanan sementara 
Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan komoditi dan melindungi produk dari kerusakan serta terkait erat dengan kebijakan distribusi dan pemasaran seperti pengangkutan, pengeringan, penjualan dan pengolahan. Selama proses tersebut, produk mengalami penyimpanan sementara maupun untuk jangka waktu lama. (Soesarsono, 2007). Berikut adalah penyimpanan sementara:
1.   Penyimpanan di Lapangan
Dalam beberapa hal, hasil panen tidak dapat langsung dibawa ke tempat petani atau memang perlu dibiarkan (disimpan) untuk beberapa waktu dilapangan. Jenis penyimpanan ini dikenal sebagai penyimpanan lapangan. Penyimpanan di lapangan kadang-kadang juga dilakukan dalam keadaan darurat, misalnya jumlah pemasokan yang besar, sementara gudang pengumpul telah penuh. Penyimpanan di lapangan (terbuka) dapat menghemat biaya ruang atau bangunan, namun relatif lebih sulit dalam pengawasan dan pengamanannya. Penutup kalis air (waterproof) diperlukan untuk menyelimuti komoditas dan sistem keamanannya perlu diperketat.
2.   Penyimpanan Tingkat Petani
Setelah sampai di rumah petani, hasil panen itu akan diperlakukan sesuai dengan tujuan dan jenis komoditas bersangkutan. Setelah perlakuan itu selesai maka hasil panen itu mungkin untuk dijual atau dikonsumsi kemudian hari. Penyimpanan di tingkat ini disebut penyimpanan tingkat petani. Penyimpanan pada tingkat petani umumnya hanya berlangsung sekitar satu musim. Petani umumnya juga menyimpan dalam jumlah terbatas. Mereka lebih senang langsung menjual hasil panennya dan hanya menyimpan sebagian saja untuk keperluan sendiri atau untuk kebutuhan yang telah dicadangkan.

3.   Penyimpanan Tingkat Pengumpul
Para pedagang pengumpul dapat membeli komoditas pertanian langsung dari hasil panen di lapangan atau dari persediaan milik petani. Para pedagang pengumpul ini umumnya berprinsip tidak akan menahan komoditas tersebut terlalu lama. Oleh karena itu, penyimpanan pada tingkat pengumpul ini umumnya hanya sebentar, bahkan mungkin hanya bersifat transit. Lama penyimpanan pada tingkat ini dipengaruhi, antara lain oleh faktor bisnis (kontrak), daya tahan komoditas, pencapaian target pengumpulan, situasi permintaan dan pemasokan.
4.   Penyimpanan Tingkat Pengolah
Penyimpanan pada tingkat pengolah dapat berlangsung lama dan dapat pula

hanya sebentar bergantung pada jumlah yang ditangani dan perputaran yang terjadi. Para pengolah juga berprinsip tidak akan menahan atau menyimpan stok terlalu banyak dan terlalu lama karena hal itu dapat membebani ongkos yang tinggi. Penyimpanan diperlukan oleh para pengolah untuk menjaga agar stok bahan baku tetap terjamin dan produksi tetap lancar.
5.   Penyimpanan Tingkat Distributor
Penyimpanan pada tingkat ini mungkin dalam jumlah yang sangat besar dan dalam jangka waktu lama, mungkin pula dalam jumlah kecil dan sebentar. Pedagang besar atau grosir umumnya merupakan distributor yang menangani satu atau beberapa jenis komoditas. Pedagang pengekspor dapat juga digolongkan distributor. Distributor membeli dan mengumpulkan barang dari pedagang pengumpul dan dari pengolah, menyimpannya sebentar sampai beberapa waktu, kemudian menjualnya ke agen atau mengekspornya ke luar negeri.
Penyimpanan dalam jumlah yang sangat besar dan agak lama dilakukan untuk tujuan stok nasional. Di Indonesia Badan Urusan Logistik (BULOG) diserahi tugas tersebut. Setiap tahun tidak kurang dari 2.500.000 ton gabah dan beras disimpan untuk stok nasional. Waktu penyimpanan sampai dua tahun atau lebih. Pada tingkat ini kemungkinan serangan hama dan kerusakan yang terjadi adalah sangat besar karena jumlah akumulasi komoditas yang besar dan waktu penyimpanan yang relatif juga lama. Oleh karena itu, perhatian dan kewaspadaan pada tingkat harus benar-benar tinggi.
6.     Penyimpanan Tingkat Agen dan Pengecer
-TIPE      PENYIMPANAN
Komoditas pertanian umumnya tidak lama disimpan pada tingkat ini dan jika tersimpan umumnya juga bercampur-baur dengan jenis komoditas lain. Pada tingkat ini komoditas tersebut mungkin sebagian telah terkontaminasi hama, mungkin pula pada tingkat ini mulai terserang hama walaupun tidak terlihat.
7.    Penyimpanan Tingkat Konsumen Akhir
Konsumen akhir umumnya menyimpan dalam jumlah dan waktu relatif singkat. Penyimpanan pada tingkat ini umumnya berlangsung dalam beberapa hari sampai satu bulan. Walaupun waktu penyimpanan relatif singkat, namun sering konsumen menemukan bahwa komoditas yang akan dikonsumsinya telah terserang hama, misalnya kutu pada beras. Gentong atau pendaringan adalah tempat menyimpan beras yang umum digunakan orang pada masa lalu, namun kini tergeser oleh “Cosmos” tempat penyimpan beras untuk konsumsi keluarga sehari-hari.
2. Klasifikasi tipe penyimpanan dapat didasarkan waktu
1) Klasifikasi berdasarkan lama penyimpanan
Sistem penyimpanan diklasifikasikan berdasarkan lama penyimpanan yaitu : a) Jangka pendek
Penyimpanan jangka pendek biasanya dilakukan tidak lebih dari 6 bulan. Bahanbahan yang mudah rusak misalnya telur, daging, dan produk susu umumnya
-TIPE      PENYIMPANAN
disimpan unuk jangka pendek. Kehilangan kualitas yang cukup tinggi dikaitkan dengan resiko kerusakan produk yang cukup tinggi dari suatu penyimpanan produk kecuali adanya penggunaan sistem kontrol.
b)   Jangka menengah
Penyimpanan jangka menengah bertujuan untuk menjaga kualitas produk yang disimpan hingga mencapai 12 bulan tanpa kerusakan yang nyata. Kualitas produk yang disimpan tidak dapat dijamin hingga lebih dari 18 bulan.
c)   Jangka panjang
Penyimpanan jangka panjang dapat menjaga kualitas hingga mencapai 5 tahun. Beberapa sistem penyimpanan dikenal untuk melestarikan kelangsungan hidup dan karakteristik bahan yang disimpan selama beberapa dekade.
2) Klasifikasi berdasarkan skala penyimpanan
Sistem penyimpanan diklasifkasikan dari segi ukuran atau skala penyimpanan meliputi :
a)   Penyimpanan skala kecil
Sistem penyimpanan skala kecil kapasitasnya tidak lebih dari 1 ton dan biasanya dilakukan oleh petani.
b)   Penyimpanan skala menengah
Penyimpanan skala menengah dapat menampung bahan yang disimpan hingga kisaran 100 ton. Kebanyakan skala penyimpanan ini memiliki kapasitas antara 2-50 ton dan sangat sedikit yang mencapai lebih dari 50 ton. Penyimpanan skala menengah ini digunakan dalam pabrik untuk penyimpanan sementara biji-bijian.
c)   Penyimpanan skala besar
Penyimpanan skala besar kapasitas penyimpanannya antara 100-1000 ton. Hal ini digunakan baik untuk penyimpanan sementara atau penyimpanan secara permanen dari jumlah yang sangat besar berbagai produk pertanian. Penyimpanan skala besar ini membutuhkan biaya awal sangat besar namun secara umum akan mengurangi biaya operasional produksi.
3) Klasifikasi penyimpanan berdasarkan prinsip sistem operasi penyimpanan Sistem penyimpanan dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip operasinya yang meliputi :
a) Penyimpanan fisik

Penyimpanan fisik menggunakan prinsip-prinsip fisika untuk mencapai penyimpanan dan pengawetan kualitas produk yang disimpan. Lingkungan fisik yang meliputi kadar air, suhu, dan kelembaban relatif dalam sistem penyimpanan umumnya dikontrol dan dimanipulasi untuk memperlambat dari aktivitas-aktivitas penyebab kerusakan atau juga untuk mencegah kerusakan. Cara yang dilakukan misalnya dengan penyimpanan dingin atau melakukan kontrol lingkungan.
b)   Penyimpanan kimia
Penyimpanan kimia menggunakan bahan-bahan kimia untuk menghentikan atau memperlambat aktivitas penyebab kerusakan. Penggunaan bahan kimia misalnya lilin, atelic atau serbuk atau tablet phosphosene untuk mencegah respirasi atau juga investasi serangga dalam produk yang disimpan. Beberapa bahan kimia yang ditambahkan pada proses penyimpanan bersifat racun dan dalam penggunaannya harus dikontrol secara ketat.
c)   Penyimpanan biologi
Penyimpanan biologi menggunakan agen biologi khususnya mikroorganisme untuk menghentikan atau memperlambat aktivitas penyebab kerusakan atau memperpanjang umur simpan produk. Hal ini merupakan suatu cara yang baik sebagai aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian.
3. Perawatan Barang Selama Penyimpanan
Selain merawat barang sesuai dengan jenis bahnnya agar barng tetap dalm kualitas yang baik maka banyak hal yang perlu dierhatikan. Adapun hal – hal yg perlu diperhatikan, antara lain :
a.   Melakukan pengecekan barang dan melakukan perawatan secara periodik. Hal ini dimaksudkan agar barng tidak mengalami kerusakan yang parah. Jika dilakukan pengecekan secara berkala maka jika terdapat sedikit kerusakan dapat segera diperbaiki. Selain itu pemeliharaan secara berkala sangatlah penting.
b.   Menjaga gudang dari kebocoran atap. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga gudang dari berbagai ancaman cuaca baik itu panas matahari maupun hujan. Biasanya ada barang-barang tertentu yang sangat sensitif dengan air maupun panas matahari maka dari itu sangatlah perlu untuk menjaga atap gudang tetap dalam keadaan semestinya.

c.   Menghindari penempatan barang yang dapat mempengaruhi kualitas maupun kerusakan barang. Yang dimaksud barang yang dapat mempengaruhi kualitas barang lain di sini, misalnya ada barang yang harus dihindarkan dari bau yang tajam seperti durian, alkohol, maupun bahan kimia lain. Hal ini dkarenakan akan merusak kualitas barang tersebut.
d.   Mengecek instalasi listrik secara periodik. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya konsleting listrik yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Konsleting mungkin dapat disebabkan adanya kabel yang terkelupas oleh tikus yang akan mengakibatkan arus pendek sehingga akan berakibat fatal yaitu kebakaran.
e.   Gunakan metode FIFO untuk menghindari kadaluwarsa dan kerusakan barang. Metode FIFO telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode penyimpanan barang yaitu mengeluarkan barang yang pertama masuk.
f.    Menyediakan alat pemadam kebakaran. Kebakaran merupakan suatu hal yang tidak terduga. Kebakaran dapat disebabkan oleh konsleting listrik maupun kelalaian manusia itu sendiri. Maka dari itu sangatlah penting jika di gudang disediakan alat pemadam kebakaran dan letak alat pemadam kebakaran ini haruslah mudah dijangkau.
g.   Mengatur aliran temperatur udara. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga suhu ruangan karena ada beberapa barang yang mungkin akan terbakar atau bahkan meledak pada suhu-suhu tertentu.
h.   Memberi alas untuk setiap barang agar terhindar dari kelembaban. Barangbarang seperti almari kayu haruslah tetap kering agar tidak dimakan rayap. Oleh karena itu sangatlah perlu untuk menjaga agar barang tetap kering untuk setiap barang yang terbuat dari kayu maupun triplex diberi alas berupa kain maupun kardus.
i.     Barang berat dan besar di bagian bawah, barang ringan dan kecil di atas. Hal ini berkaitan dengan penyusunan barang yang bertujuan untuk menjaga kualitas barang.
j.     Barang – barang kecil yang sejenis dan mudah dicuri diletakkan ditempat khusus yang aman atau terkunci. Barang-barang seperti berkas-berkas penting haruslah disimpan di tempat yang aman, serta tidak mudah terbakar atau bisa terlindung dari air.
Aspek lain yang tidak kalah penting dalam pemeliharaan barang agar barang dapat siap digunakan kapan saja adalah dengan adanya pengawasan (stock opname). Maka dari itu perlulah beberapa cara untuk memudahkan pengawasan. 

Barang-barang disimpan menurut jenisnya, oleh karenanya dalam penyimpanan harus dikelompokan, dengan memperhatikan prosedur sebagai berikut: a. Mengelompokan golongan barang
b.       Mengelompokan jenis barang
c.       Mengelompokan  sub golongan barang
d.       Mengelompokan article
e.       Mengelompokan merek atau cap gudang

SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...