Senin, 06 April 2020

DBT KELAS X (Mengidentifikasi penyakit dan gulma pada tanaman budidaya, SANTI NOVANI,SP.,MM)


KELAS DARING
KELAS X SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR

NAMA KELAS     : X ATPH 1, X ATPH 2 DAN X ATPH 3
NAMA GURU     :  SANTI NOVANI,SP.,MM
JUDUL MATERI  :  Mengidentifikasi penyakit dan gulma pada tanaman budidaya


MATERI :
1.      Identifikasi penyakit
Di alam terdapat berpuluh-puluh ribu penyakit yang menyerang tumbuhan, dan setiap tumbuhan dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit. Sebaiknya setiap jenis penyakit dapat pula menyerang satu atau beratus-ratus macam tumbuhan. Tanaman apabila sudah terserang penyakit pertumbuhan tidak akan normal, bahkan apabila penyakitnya tidak dikendalikan akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan produksi tanaman.
a). Penyakit tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, diantaranya:
(1).   Berdasarkan gejala, yang pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga hal garis besar; 1. nekrose, 2. hipoplasia dan 3. hipertropi.
(2).  Bagian tanaman yang terserang seperti seed root (busuk biji), kemel smut (jamur api pada bulir), seadling beight (nawar semai)
(3).  Macam tanaman yang diserang, seperti cereal disease (penyakit serealia), corn disease (penyakit jagung)
(4). Kerusakan yang ditimbulkan beberapa penyakit hanya menyebabkan kerusakan yang tidak berarti pada tumbuhan, tetapi jenis lainya mungkin dapat segera membunuh tumbuhan.

b).  Golongan gejala penyakit tumbuhan

(1). Gejala Hiperplasia, ialah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi, seperti keriting, kudis, intunesensi, tunefekasi, fasikulasi, dan prolifarasi.
(2).   Gejala Hipoplasia ialah pertumbuhan regresif dengan kekurangan sel-sel, kerdil (duarfuig) ialah suatu gejala hipoplasia. Dalam hal ini tanaman tidak mencapai ukuran yang normal.
 (3).  Perubahan warna
·           Daun menguning, daun-daun tanaman dapat berubah warnanya menjadi kuning karena rusak dan kemudian gugur
·           Bercak kuning (yellow spot). Bercak kuning dapat merupakan sifat genetik dari tanaman yang mempunyai warna daun beraneka, tetapi dapat juga disebabkan adanya infeksi virus, dikenal dengan istilah mosaik.
·           Merah dan merah keungu-unguan, disebabkan oleh pembentukan antosianin pada tanaman yang menderita kekurangan P misalnya pada tanaman jagung.
·           Jaringan yang berwarna coklat menunjukan adanya serangan dieback (mati ujung). Leher akar berubah karenanya menjadi coklat saat leher akar mulai menebal.
·           Daun keperak-perakan (silvery shine) dapat disebabkan oleh Hysanoptera (trips), Acariva (mites), organisme ini merusak sel epidermis, sehingga sel kering dan kemudian sel tersebut akan terisi dengan udara.
·           Bercak air (water spot) ialah sebenarnya bercak yang terjadi karena dinding sel telah mati. Bercak air ini kemudian berubah warnanya menjadi bentuk bulatan seperti bekas tusukan serangga, misalnya Helopeltis antoni pada daun teh.
(4).   Kekeringan atau layu
Ciri penyakit layu ialah gugurnya daun-daun, yang diikuti keringnya batang daun tunas, kadang-kadang akar yang berpenyakit akan berfungsi lagi, dan itu semua mungkin juga dapat disebabkan oleh jamur nematoda.


 



(5).  Nekrose
Suatu hal yang biasa bila beberapa jaringan mati, misalnya pada kulit kayu dan daun. Jika matinya jaringan disebabkan penyebab yang lain dari penyebab yang normal, dinamakan nekrose. Bercak nekrose pertama-tama berwarna kuning, kemudian berwarna coklat atau hitam (antracnose). Pada daun, bercak nekrose dapat disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, penyakit indefisiensi atau oleh serangga.

c).  Penyebab penyakit (organisme yang berpotensi sebagai pathogen)
(1).  Jamur
 Jamur termasuk dalam tumbuh-tumbuhan Thallopyta, akan tetapi tidak mempunyai khrolopil, sehingga untuk hidupnya memerlukan sumber bahan organik. Dinding selnya kebanyakan mengandung zat lahitin, yang terdiri dari rangkaian molekul N-acetyglocosamina.




Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit jamur
·      Suhu
 Suhu yang optimum untuk perkecambahan sporagium dari jamur adalah 20-50 oC. Sedangkan suhu optimum untuk perkembangan jamur 18-24 oC niminum 12-15 oC dan maksimum 30 oC.
·      Angin
Hembusan angin menyebabkan sporagium dari jemur melalui tunas, sulur, daun dan buah berupa tepung putih dan menempel pada permukaan jaringan tanaman kemudian terjadi infeksi baru.
·      Unsur hara
  Tumbuhan penyakit jamur ini didorong oleh defisiensi nitrogen, oleh karena itu bagian tanaman yang terserang harus mendapatkan pemupukan nitrogen pada permukaan musim.
·      Kelembaban dan curah hujan
Tingginya kelembaban udara dan curah hujan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jamur plasnopora viticola pada permukaan di bawah daun.  Bila cuaca lembab, maka disamping dapat menyebabkan berkembangnya tepung putih jamur pada permukaan di bawah daun.  Kelembaban pada 80-100% akan mudah terjadinya infeksi jamur pada daun muda cukup dengan kelembaban 70-80%
(2).  Bakteri
Bakteri merupakan organisme kecil berukuran sekitar 0,2-1 cm. Sehingga sulit untuk dilihat dibawah mikroskop biasa. Bakteri berasal dari bahasa Yunani bacterian. Bentuk tersebut tidak mutlak, dapat beraneka ragam, seperti: tongkat dapat berupa basilus, diplobasilus, dan speptobasilus: bulat dapat berupa pokus, diplokokus, speptokokus, tetrakokus dan stafilokukus
Gejala penyakit bakteri terjadi serangan pada tanaman adalah sebagai berikut:
·      Busuk basah
Terjadinya pembusukan yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan jaringan tanaman. Bakteri berada dalam sel tanaman yang rusak (luka) dan mengeluarkan enzim-enzim yang dapat menyebar ke sel-sel sekelilingnya dan melarutkan nidel camella dinding sel.
·      Bercak daun
Beberapa penyakit bakteri dimulai dengan penetrasi pada stomata pada daun atau lain organ tanaman, dan menyebar ke bagian disekitarnya. Dengan demikian mengakibatkan suatu gejala nokrotis. Apabila perkembangan penyakit ini terus terjadi maka akan mengakibatkan gejala lodoh baik pada daun maupun tangkai tanaman.
·      Bleight (lodoh)
Terjadinya gejala nekrose yang cepat sekali, biasanya penyerangan  bakteri lebih cepat dari pada penyebab bercak daun.
·      Penyakit pada jaringan pembuluh
Pada beberapa hal patogen penyebab leaf spot juga dapat meluas ke dalam jaringan pembuluh sehingga menjadi sistemik sifatnya. Dalam hal lain penyerangan  bakteri dapat melalui stomata, inti sel atau luka-luka tetapi bakteri berkonsentrasi dan berbalik dalam jaringan pembuluh. Gejala ini adalah busuk hitam pada crucifera, layu bakteri pada cucurpita dan bercak bercincin.   
(3).  Virus
 Virus mempunyai wujud Sub-Mikrokopir yang hanya mampu hidup dan berkembang didalam organisme hidup lainnya, sebagai akibatnya sering menyebabkan penyakit. Partikel Virus disebut Virion yang pada dasarnya terdiri dari satu atau beberapa molekul Asam Nukleat Deoksinibase (DNA) atau Asam Nuklat Ribosa (RNA) yang terbungkus dalam selubung protein.
Tanaman yang terinfeksi dapat menimbulkan berbagai macam gejala pada sebagian atau seluruh bagian dari tumbuhan. Gejala yang paling umum dari virus atau gejala khusus bagi virus tersebut adalah penurunan laju pertumbuhan dari tanaman yang mengakibatkan pengkerdilan (stuting). Gejala yang paling nyata dari tumbuhan yang terserang virus umumnya nampak pada daun, tapi bisa juga tampak gejala pada batang, buah dan akar.
Gejala sistemik ini terdapat pada seluruh bagian tumbuhan yang terinfeksi ada juga sebagian atau lokal disebut infeksi lokal. Gejala sistemik pada umumnya yang terserang virus adalah mosaic, yellow dan ringsport.
Mosaic dicirikan dengan adanya daerah-daerah yang berwarna hijau muda, kering atau putih yang berselang-seling dengan warna hijau yang normal dari daun atau buah dan bunga.
Yellow dicirikan dengan adanya warna kehijauan pada bunga, mematahkan dormancy, tunas mengganggu pertumbuhan.
Ring sport dicirikan dengan adanya cincin klorosis atau nekrose pada daun kadang-kadang juga pada buah dan batang, ditularkan oleh Aplih dan Leaf Hopper.

d).  Mengidentifikasi gejala penyebab penyakit
Identifikasi dalam pekerjaan pengendalian penyebab penyakit ada dua metode:
(1). Identifikasi melalui lab laboratorium yang fungsinya untuk menyakinkan penyakit apa yang timbul pada bagian-bagian tanaman yang terserang misalnya pada batang, daun, buah, akar, dan melalui uji mikroskopis dan uji reverensi penyakit
(2). Identifikasi melalui tanda-tanda kerusakan pada tanaman yang terdapat dilapangan dengan ditunjukkan adanya gejala serangan penyakit, bakteri, virus dan jamur serta diuji referensi gejala penyakit pada batang, buah, daun, dan akar.
Gulma
Pada dasarnya gulma merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat , mulai dari tempat yang miskin unsur hara sampai tempat yang kaya unsur hara. Sifat inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan.
Banyak batasan pengertian tentang gulma, secara umum gulma dapat didefinisikan sebagai kelompok jenis tumbuhan yang hidupnya atau tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia karena dianggap mengganggu dan bisa merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma tersebut dapat bersifat kuantitatif (kerugian dalam bentuk jumlah atau dapat diwujudkan dengan angka) dan bersifat kualitatif (kerugian dalam bentuk kualitas hasil pertanian yang tidak dapat diwujudkan dengan angka).
a).  Pengaruh yang merugikan dengan adanya gulma pada lahan pertanian ada beberapa hal, antara lain :
·      Mengurangi mutu hasil panen tanaman budidaya
Beberapa bagian dari gulma yang ikut terpanen akan memberikan pengaruh negatif terhadap hasil panenan. Misalnya dapat meracuni, mengotori, menurunkan kemurnian, ataupun memberikan rasa dan bau yang tidak asli.
·      Menghambat kelancaran aktivitas pertanian
Adanya gulma dalam jumlah populasi yang tinggi akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan pertanian misalnya pemupukan, pemanenan dengan alat-alat mekanis, pengairan, dan lain-lain.
·      Mempunyai pengaruh persaingan/kompetisi yang tinggi dengan tanaman budidaya
Adanya gulma di lahan pertanian mempunyai pengaruh persaingan/ kompetisi yang tinggi sehingga dapat menurunkan hasil panen. Persaingan/ kompetisi ini dapat berupa kompetisi akan sinar matahari, unsure hara dan air.
·      Persaingan sinar matahari
Sinar matahari merupakan unsur penting yang menunjang terjadinya proses fotosintesis pada tanaman. Adanya gulma pada lahan pertanian akan menimbulkan persaingan untuk mendapatkan sinar matahari terutama dari pengaruh kanopi/tajuk tanaman atau gulma yang saling menaungi. Akibatnya tanaman budidaya tidak dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimal untuk mendukung proses fotosintesisnya sehingga laju fotosintesisnya akan kurang optimal pula. Kurang optimalnya fotosintesis tanaman budidaya tersebut tentunya akan berpengaruh pula pada laju pertumbuhan tanamannya.
·      Persaingan unsur hara
Unsur hara yang tersedia dalam jumlah cukup pada tanah sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman budidaya terutama unsur hara makro seperti unsur Nitrogen, Phospor, dan Kalium. Adanya gulma pada lahan pertanian apalagi pada lahan yang miskin unsur hara akan menimbulkan persaingan unsur hara dengan tanaman budidaya. Akibatnya pertumbuhan tanaman dapat terganggu karena ketersediaan unsur hara kurang/terbatas untuk mendukung pertumbuhan tanamannnya.
·      Persaingan air
Air juga merupakan salah satu unsur penting untuk mendukung proses fotosintesis tanaman. Selain itu air juga diperlukan tanaman untuk pelarut dalam sel tanaman dan sebagai media pengangkutan unsur hara dari dalam tanah ke tanaman. Persaingan air antara gulma dengan tanaman budidaya yang mengakibatkan defisiensi/kekurangan air yang terus-menerus menyebabkan terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan tanaman budidaya serta menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman yang tidak dapat balik (irreversible).
 b).  Pengelompokkan gulma yang dominan terdapat di lahan pertanian secara umum dilihat dari morfologinya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok/golongan, yaitu :
(1).  Gulma golongan rumput (grasses : Famili Graminae)
Gulma golongan ini mempunyai batang bulat atau tegak pipih dan berongga. Daun  soliter  pada buku - buku,  tersusun  dalam  dua  deretan,
berbentuk pita, tepi daun rata, dan terdiri dari dua bagian yaitu helai daun dan pelepah daun dengan lidah daun di antara dua bagian tersebut.
Karangan bunganya dalam bentuk anak bulir, dapat bertangkai atau tidak dengan tiap anak bulir terdiri atas satu atau lebih bunga kecil. Setiap bunga kecil tersebut biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung yang tidak sama besarnya, yang besar  disebut  lemna  dan  yang kecil disebut  palea.
Buahnya disebut buah karyopsis dengan bentuk memanjang seperti perahu, bulat telur atau datar ramping.
(2).  Gulma golongan teki (sedges : Famili Cyperaceae)
Gulma golongan ini batangnya berbentuk segitiga, kadang-kadang bulat dan tidak berongga. Daunnya tersusun dalam tiga deretan tanpa lidah daun pada pertemuan pelepah dan helai daun. Bunganya sering dalam bentuk bulir atau anak bulir yang dilindungi oleh satu daun pelindung dengan buah pipih atau berbentuk segitiga.
(3).  Gulma golongan berdaun lebar (broad leaves)
Gulma dari golongan ini pada umumnya tergolong tumbuhan dengan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) atau paku-pakuan (Pteridophyta). Gulma golongan ini secara umum mempunyai daun lebar dengan tulang daun berbentuk jaringan, menyirip atau menjari. Gulma ini biasanya berbatang basah (herbaceous) seperti bayam duri (Amaranthus viridis) dan krokot (Portulaca oleracea) atau berbatang kayu (lignosus), seperti pada Lantana camara. Batangnya berbeda dengan gulma golongan rumput dan teki, gulma golongan ini batangnya bercabang dengan bunganya dapat berupa bunga tunggal atau bunga majemuk yang biasanya termasuk bunga sempurna. Akar gulma golongan ini termasuk dalam sistem akar tunggang yang berupa akar yang berkayu ataupun tidak.

TUGAS (SOAL LATIHAN ESSAY)

LINK TUGAS

SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...