KELAS
DARING
KELAS X
SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS : X ATPH
1, X ATPH 2 DAN X ATPH 3
NAMA GURU : SANTI NOVANI,SP.,MM
JUDUL MATERI : Mengidentifikasi penyakit dan gulma pada
tanaman budidaya
MATERI :
1.
Identifikasi
penyakit
Di
alam terdapat berpuluh-puluh ribu penyakit yang menyerang tumbuhan, dan setiap
tumbuhan dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit. Sebaiknya setiap jenis
penyakit dapat pula menyerang satu atau beratus-ratus macam tumbuhan. Tanaman
apabila sudah terserang penyakit pertumbuhan tidak akan normal, bahkan apabila
penyakitnya tidak dikendalikan akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan produksi
tanaman.
a).
Penyakit tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, diantaranya:
(1). Berdasarkan gejala, yang pada dasarnya
dikelompokkan dalam tiga hal garis besar; 1. nekrose, 2. hipoplasia
dan 3. hipertropi.
(2). Bagian tanaman yang terserang seperti seed root (busuk biji), kemel smut (jamur api pada bulir), seadling beight (nawar semai)
(3). Macam tanaman yang diserang, seperti cereal disease (penyakit serealia), corn disease (penyakit jagung)
(4).
Kerusakan yang ditimbulkan beberapa penyakit hanya menyebabkan kerusakan yang
tidak berarti pada tumbuhan, tetapi jenis lainya mungkin dapat segera membunuh
tumbuhan.
b). Golongan gejala penyakit tumbuhan
(1).
Gejala Hiperplasia, ialah pertumbuhan
luar biasa oleh perpanjangan atau pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi, seperti keriting, kudis, intunesensi, tunefekasi, fasikulasi, dan prolifarasi.
(2). Gejala Hipoplasia ialah pertumbuhan regresif
dengan kekurangan sel-sel, kerdil (duarfuig) ialah suatu gejala hipoplasia.
Dalam hal ini tanaman tidak mencapai ukuran yang normal.
(3).
Perubahan warna
·
Daun menguning, daun-daun tanaman dapat
berubah warnanya menjadi kuning karena rusak dan kemudian gugur
·
Bercak kuning (yellow spot). Bercak kuning dapat merupakan sifat genetik dari
tanaman yang mempunyai warna daun beraneka, tetapi dapat juga disebabkan adanya
infeksi virus, dikenal dengan istilah mosaik.
·
Merah dan merah keungu-unguan, disebabkan
oleh pembentukan antosianin pada tanaman yang menderita kekurangan P misalnya
pada tanaman jagung.
·
Jaringan yang berwarna coklat menunjukan
adanya serangan dieback (mati ujung).
Leher akar berubah karenanya menjadi coklat saat leher akar mulai menebal.
·
Daun keperak-perakan (silvery shine) dapat disebabkan oleh Hysanoptera (trips), Acariva (mites), organisme ini merusak sel epidermis, sehingga sel kering dan
kemudian sel tersebut akan terisi dengan udara.
·
Bercak air (water spot) ialah sebenarnya bercak yang terjadi karena dinding sel
telah mati. Bercak air ini kemudian berubah warnanya menjadi bentuk bulatan
seperti bekas tusukan serangga, misalnya Helopeltis
antoni pada daun teh.
(4). Kekeringan atau layu
Ciri
penyakit layu ialah gugurnya daun-daun, yang diikuti keringnya batang daun tunas,
kadang-kadang akar yang berpenyakit akan berfungsi lagi, dan itu semua mungkin
juga dapat disebabkan oleh jamur nematoda.
(5). Nekrose
Suatu
hal yang biasa bila beberapa jaringan mati, misalnya pada kulit kayu dan daun.
Jika matinya jaringan disebabkan penyebab yang lain dari penyebab yang normal,
dinamakan nekrose. Bercak nekrose pertama-tama berwarna kuning,
kemudian berwarna coklat atau hitam (antracnose).
Pada daun, bercak nekrose dapat
disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, penyakit indefisiensi atau oleh
serangga.
c).
Penyebab penyakit (organisme yang berpotensi sebagai pathogen)
(1). Jamur
Jamur termasuk dalam tumbuh-tumbuhan Thallopyta, akan tetapi tidak mempunyai khrolopil, sehingga untuk hidupnya
memerlukan sumber bahan organik. Dinding selnya kebanyakan mengandung zat
lahitin, yang terdiri dari rangkaian molekul N-acetyglocosamina.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyakit jamur
· Suhu
Suhu yang optimum untuk perkecambahan sporagium dari jamur adalah 20-50 oC.
Sedangkan suhu optimum untuk perkembangan jamur 18-24 oC niminum
12-15 oC dan maksimum 30 oC.
· Angin
Hembusan angin
menyebabkan sporagium dari jemur
melalui tunas, sulur, daun dan buah berupa tepung putih dan menempel pada permukaan
jaringan tanaman kemudian terjadi infeksi baru.
· Unsur
hara
Tumbuhan penyakit jamur ini didorong oleh defisiensi nitrogen, oleh karena itu
bagian tanaman yang terserang harus mendapatkan pemupukan nitrogen pada
permukaan musim.
· Kelembaban
dan curah hujan
Tingginya kelembaban udara dan curah hujan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jamur plasnopora viticola pada
permukaan di bawah daun. Bila cuaca
lembab, maka disamping dapat menyebabkan berkembangnya tepung putih jamur pada
permukaan di bawah daun. Kelembaban pada
80-100% akan mudah terjadinya infeksi jamur pada daun muda cukup dengan
kelembaban 70-80%
(2). Bakteri
Bakteri merupakan
organisme kecil berukuran sekitar 0,2-1 cm. Sehingga sulit untuk dilihat
dibawah mikroskop biasa. Bakteri berasal dari bahasa Yunani bacterian. Bentuk tersebut tidak mutlak,
dapat beraneka ragam, seperti: tongkat dapat berupa basilus, diplobasilus, dan speptobasilus:
bulat dapat berupa pokus, diplokokus, speptokokus, tetrakokus dan stafilokukus
Gejala
penyakit bakteri terjadi serangan pada tanaman adalah sebagai berikut:
· Busuk
basah
Terjadinya
pembusukan yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan
jaringan tanaman. Bakteri berada dalam sel tanaman yang rusak (luka) dan
mengeluarkan enzim-enzim yang dapat
menyebar ke sel-sel sekelilingnya dan melarutkan nidel camella dinding sel.
· Bercak
daun
Beberapa
penyakit bakteri dimulai dengan penetrasi pada stomata pada daun atau lain
organ tanaman, dan menyebar ke bagian disekitarnya. Dengan demikian
mengakibatkan suatu gejala nokrotis.
Apabila perkembangan penyakit ini terus terjadi maka akan mengakibatkan gejala
lodoh baik pada daun maupun tangkai tanaman.
·
Bleight
(lodoh)
Terjadinya
gejala nekrose yang cepat sekali,
biasanya penyerangan bakteri lebih cepat
dari pada penyebab bercak daun.
· Penyakit
pada jaringan pembuluh
Pada
beberapa hal patogen penyebab leaf spot
juga dapat meluas ke dalam jaringan pembuluh sehingga menjadi sistemik
sifatnya. Dalam hal lain penyerangan
bakteri dapat melalui stomata,
inti sel atau luka-luka tetapi bakteri berkonsentrasi dan berbalik dalam
jaringan pembuluh. Gejala ini adalah busuk hitam pada crucifera, layu bakteri pada cucurpita
dan bercak bercincin.
(3). Virus
Virus
mempunyai wujud Sub-Mikrokopir yang
hanya mampu hidup dan berkembang didalam organisme hidup lainnya, sebagai
akibatnya sering menyebabkan penyakit. Partikel Virus disebut Virion yang pada dasarnya terdiri dari
satu atau beberapa molekul Asam Nukleat
Deoksinibase (DNA) atau Asam Nuklat
Ribosa (RNA) yang terbungkus dalam selubung protein.
Tanaman
yang terinfeksi dapat menimbulkan berbagai macam gejala pada sebagian atau
seluruh bagian dari tumbuhan. Gejala yang paling umum dari virus atau gejala
khusus bagi virus tersebut adalah penurunan laju pertumbuhan dari tanaman yang
mengakibatkan pengkerdilan (stuting).
Gejala yang paling nyata dari tumbuhan yang terserang virus umumnya nampak pada
daun, tapi bisa juga tampak gejala pada batang, buah dan akar.
Gejala
sistemik ini terdapat pada seluruh bagian tumbuhan yang terinfeksi ada juga
sebagian atau lokal disebut infeksi lokal. Gejala sistemik pada umumnya yang
terserang virus adalah mosaic, yellow dan ringsport.
Mosaic
dicirikan dengan adanya daerah-daerah yang berwarna
hijau muda, kering atau putih yang berselang-seling dengan warna hijau yang
normal dari daun atau buah dan bunga.
Yellow
dicirikan dengan adanya warna kehijauan pada bunga,
mematahkan dormancy, tunas mengganggu
pertumbuhan.
Ring sport dicirikan dengan adanya cincin klorosis atau nekrose pada daun kadang-kadang juga pada buah dan batang,
ditularkan oleh Aplih dan Leaf Hopper.
d). Mengidentifikasi gejala penyebab penyakit
Identifikasi dalam pekerjaan pengendalian penyebab
penyakit ada dua metode:
(1).
Identifikasi melalui lab laboratorium yang fungsinya untuk menyakinkan penyakit
apa yang timbul pada bagian-bagian tanaman yang terserang misalnya pada batang,
daun, buah, akar, dan melalui uji mikroskopis dan uji reverensi penyakit
(2). Identifikasi melalui tanda-tanda
kerusakan pada tanaman yang terdapat dilapangan dengan ditunjukkan adanya
gejala serangan penyakit, bakteri, virus dan jamur serta diuji referensi gejala
penyakit pada batang, buah, daun, dan akar.
Gulma
Pada
dasarnya gulma merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat , mulai
dari tempat yang miskin unsur hara sampai tempat yang kaya unsur hara. Sifat
inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan.
Banyak
batasan pengertian tentang gulma, secara umum gulma dapat didefinisikan sebagai
kelompok jenis tumbuhan yang hidupnya atau tumbuhnya tidak dikehendaki oleh
manusia karena dianggap mengganggu dan bisa merugikan hasil tanaman yang
dibudidayakan. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma tersebut dapat bersifat
kuantitatif (kerugian dalam bentuk jumlah atau dapat diwujudkan dengan angka)
dan bersifat kualitatif (kerugian dalam bentuk kualitas hasil pertanian yang
tidak dapat diwujudkan dengan angka).
a). Pengaruh yang merugikan dengan adanya gulma
pada lahan pertanian ada beberapa hal, antara lain
:
· Mengurangi mutu hasil panen tanaman budidaya
Beberapa
bagian dari gulma yang ikut terpanen akan memberikan pengaruh negatif terhadap
hasil panenan. Misalnya dapat meracuni, mengotori, menurunkan kemurnian,
ataupun memberikan rasa dan bau yang tidak asli.
· Menghambat kelancaran aktivitas pertanian
Adanya
gulma dalam jumlah populasi yang tinggi akan menyebabkan kesulitan dalam
melakukan kegiatan pertanian misalnya pemupukan, pemanenan dengan alat-alat
mekanis, pengairan, dan lain-lain.
· Mempunyai pengaruh persaingan/kompetisi yang tinggi
dengan tanaman budidaya
Adanya
gulma di lahan pertanian mempunyai pengaruh persaingan/ kompetisi yang tinggi
sehingga dapat menurunkan hasil panen. Persaingan/ kompetisi ini dapat berupa
kompetisi akan sinar matahari, unsure hara dan air.
·
Persaingan
sinar matahari
Sinar
matahari merupakan unsur penting yang menunjang terjadinya proses fotosintesis
pada tanaman. Adanya gulma pada lahan pertanian akan menimbulkan persaingan
untuk mendapatkan sinar matahari terutama dari pengaruh kanopi/tajuk tanaman
atau gulma yang saling menaungi. Akibatnya tanaman budidaya tidak dapat memperoleh
intensitas sinar matahari yang optimal untuk mendukung proses fotosintesisnya
sehingga laju fotosintesisnya akan kurang optimal pula. Kurang optimalnya
fotosintesis tanaman budidaya tersebut tentunya akan berpengaruh pula pada laju
pertumbuhan tanamannya.
·
Persaingan
unsur hara
Unsur
hara yang tersedia dalam jumlah cukup pada tanah sangat diperlukan untuk
menunjang pertumbuhan tanaman budidaya terutama unsur hara makro seperti unsur
Nitrogen, Phospor, dan Kalium. Adanya gulma pada lahan pertanian apalagi pada
lahan yang miskin unsur hara akan menimbulkan persaingan unsur hara dengan
tanaman budidaya. Akibatnya pertumbuhan tanaman dapat terganggu karena
ketersediaan unsur hara kurang/terbatas untuk mendukung pertumbuhan
tanamannnya.
·
Persaingan
air
Air
juga merupakan salah satu unsur penting untuk mendukung proses fotosintesis
tanaman. Selain itu air juga diperlukan tanaman untuk pelarut dalam sel tanaman
dan sebagai media pengangkutan unsur hara dari dalam tanah ke tanaman.
Persaingan air antara gulma dengan tanaman budidaya yang mengakibatkan
defisiensi/kekurangan air yang terus-menerus menyebabkan terhambatnya atau
terhentinya pertumbuhan tanaman budidaya serta menyebabkan perubahan-perubahan
dalam tanaman yang tidak dapat balik (irreversible).
b). Pengelompokkan
gulma yang dominan terdapat di lahan pertanian secara umum dilihat dari
morfologinya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok/golongan, yaitu
:
(1). Gulma golongan rumput (grasses : Famili
Graminae)
Gulma
golongan ini mempunyai batang bulat atau tegak pipih dan berongga. Daun soliter
pada buku - buku, tersusun dalam
dua deretan,
berbentuk
pita, tepi daun rata, dan terdiri dari dua bagian yaitu helai daun dan pelepah
daun dengan lidah daun di antara dua bagian tersebut.
Karangan
bunganya dalam bentuk anak bulir, dapat bertangkai atau tidak dengan tiap anak
bulir terdiri atas satu atau lebih bunga kecil. Setiap bunga kecil tersebut
biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung yang tidak sama besarnya,
yang besar disebut lemna
dan yang kecil disebut palea.
Buahnya
disebut buah karyopsis dengan bentuk memanjang seperti perahu, bulat telur atau
datar ramping.
(2). Gulma golongan teki (sedges : Famili
Cyperaceae)
Gulma
golongan ini batangnya berbentuk segitiga, kadang-kadang bulat dan tidak
berongga. Daunnya tersusun dalam tiga deretan tanpa lidah daun pada pertemuan
pelepah dan helai daun. Bunganya sering dalam bentuk bulir atau anak bulir yang
dilindungi oleh satu daun pelindung dengan buah pipih atau berbentuk segitiga.
(3). Gulma golongan berdaun lebar (broad
leaves)
Gulma
dari golongan ini pada umumnya tergolong tumbuhan dengan biji berkeping dua
(Dicotyledoneae) atau paku-pakuan (Pteridophyta). Gulma golongan ini secara
umum mempunyai daun lebar dengan tulang daun berbentuk jaringan, menyirip atau
menjari. Gulma ini biasanya berbatang basah (herbaceous) seperti bayam
duri (Amaranthus viridis) dan krokot (Portulaca oleracea) atau
berbatang kayu (lignosus), seperti pada Lantana camara. Batangnya
berbeda dengan gulma golongan rumput dan teki, gulma golongan ini batangnya
bercabang dengan bunganya dapat berupa bunga tunggal atau bunga majemuk yang
biasanya termasuk bunga sempurna. Akar gulma golongan ini termasuk dalam sistem
akar tunggang yang berupa akar yang berkayu ataupun tidak.
TUGAS (SOAL LATIHAN ESSAY)