Senin, 27 April 2020

BAHASA INDONESIA KELAS X ( PUISI , DONY HENDRATNO, S,Pd )


KELAS DARING
KELAS X SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR

NAMA KELAS               : X ALSINTAN
NAMA GURU               : DONY HENDRATNO
JUDUL MATERI            : Menemukan tema dan menganalisis puisi

MATERI :
Menemukan Tema Puisi
Tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut dengan menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut. Tema puisi akan sangat menentukan penyair dalam memiih kata-kata yang digunakan dalam puisinya.

Dalam puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono, tema puisinya adalah tentang cinta. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan karena pengulangan kalimat “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’ sebanyak dua kali, sedangkan tema puisi Sajak Anak Muda karya W.S. Rendra, temanya adalah pendidikan. Tema ini dapat ditemukan dari penggunaan kata-kata yang berkaitan dengan ilmu pengethuan seperti ilmu hukum, filsafat, logika; serta istilah pendidikan seperti pendidikan, pengetahuan, sekolah, dan ujian.

Membacakan Puisi
Beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu mengetahui cara membacanya. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan.
1.              Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat.
2.              Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas, misalnya saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal /a/, /i/,
/u/, /e/, /o/, /ai/, /au/.
3.              Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa menggambarkan isi puisi sedih tersebut.
4.              Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa- gesa.
5.              Sehingga tidak akan mengganggu ketika membaca puisi. Penampilan, artinya kepribadian atau sikap kita saat di panggung usahakan harus tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).
6.              Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membacakan puisi yaitu sebagai berikut:
a.          Vokal
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat perlu. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/,
/o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar. Demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.
b.         Ekspresi
Ekspresi ialah pengungkapan atau proses menyatakan yang memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan. Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada, namun harus proporsional, sesuai dengan kebutuhan menampilkan gagasan puisi secara tepat.
c.          Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan tekanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).

Menganalisis Diksi dalam Puisi
Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat  memilih  kata-  kata agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan serta dapat menimbulkan efek  estetis  (keindahan) yang  diinginkan.   Kata-kata yang dipilih penyair berdasarkan pertimbangan dari aspek makna, efek pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran dan suasana hati penyair.
Adapun diksi muncul karena adanya makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau ritma.

Menjelaskan Imaji dalam Puisi
Pengimajian adalah kata atau susunan yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Terdapat hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian sehingga menjadi kata konkret, seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa.
Adapun jenis-jenis imaji dalam puisi adalah sebagai berikut.
1.      Imaji visual (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat).
2.      Imaji auditif (pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan seolah-olah objek yang dicitrakan sungguh-sungguh didengar oleh pembaca).
3.      Imaji taktil (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu memengaruhi perasaan pembaca sehingga ikut terpengaruh perasaannya).

Mengidentifikasi Kata Konkret dalam Puisi
Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap indra. Ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dimaksud dalam kata itu untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Contoh kata ‘salju’ yang berwarna putih dan rasanya dingin bisa digunakan untuk menyampaikan makna  kias  tentang  kesucian,  kehampaan,  dan rasa dingin. Dari konsep makna yang terdapat dalam kata salju tersebut, penyair bisa memilih kata salju untuk menggambarkan, misalnya, rasa rindu. Rasa rindu hanya tumbuh pada seseorang yang cintanya suci, tetapi menimbulkan kesedihan di hati yang mengalaminya. Contoh lainnya adalah kata ‘rawa-rawa’ yang melambangkan tempat hidup, bumi, dan kehidupan yang kotor.
Dengan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Pengonkretan  kata ini berhubungan erat dengan pengimajian, pelambangan, dan pengiasan. Ketiga hal itu juga memanfaatkan gaya bahasa untuk memperjelas  apa yang ingin dikemukakan.

Menjelaskan Rima/Ritme dalam Puisi
Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sementara itu, irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat- sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.
Dengan kata lain, rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama
dapat menciptakan efek musikalisasi pada puisi, membuat puisi menjadi indah, dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
Berdasarkan jenis bunyi yang diulang, ada 8 jenis rima yaitu sebagai berikut.
1.          Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.
2.          Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
3.          Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi).
4.          Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
5.          Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
6.          Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
7.          Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
8.          Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada huruf- huruf mati/konsonan.






TUGAS (SOAL LATIHAN ESSAY)


SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...