KELAS
DARING
KELAS X
SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS :
X ALSINTAN
NAMA GURU :
DONY HENDRATNO
JUDUL MATERI : Menemukan tema dan menganalisis
puisi
MATERI :
Menemukan Tema Puisi
Tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah tulisan, termasuk
puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan
penyair dalam puisinya. Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung
bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut dengan
menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut. Tema puisi akan sangat
menentukan penyair dalam memiih kata-kata yang digunakan dalam puisinya.
Dalam puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono,
tema puisinya adalah tentang cinta. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan
karena pengulangan kalimat “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’ sebanyak
dua kali, sedangkan tema puisi Sajak Anak
Muda karya W.S. Rendra, temanya adalah pendidikan. Tema ini dapat ditemukan
dari penggunaan kata-kata yang berkaitan dengan ilmu pengethuan seperti ilmu hukum, filsafat, logika; serta
istilah pendidikan seperti pendidikan,
pengetahuan, sekolah, dan ujian.
Membacakan
Puisi
Beberapa hal yang harus
dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu mengetahui cara membacanya. Berikut
adalah hal-hal yang
harus diperhatikan.
1.
Rima dan irama, artinya dalam membaca
puisi tidak terlalu
cepat ataupun terlalu lambat.
Membaca puisi berbeda
dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca
puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu
lambat.
2.
Artikulasi atau
kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca
puisi harus jelas, misalnya
saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal /a/, /i/,
/u/,
/e/, /o/, /ai/, /au/.
3.
Ekspresi mimik
wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi
puisi. Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa menggambarkan
isi puisi sedih tersebut.
4.
Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus
diatur jangan tergesa- gesa.
5.
Sehingga tidak akan mengganggu ketika membaca puisi. Penampilan, artinya
kepribadian atau sikap kita saat di panggung usahakan
harus tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak
demam panggung).
6.
Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan ketika akan membacakan
puisi yaitu sebagai berikut:
a.
Vokal
Suara yang dihasilkan harus
benar. Salah satu unsur dalam vokal
ialah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan
puisi sangat perlu. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/,
/o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar. Demikian pula dengan
bunyi-bunyi konsonan.
b.
Ekspresi
Ekspresi ialah pengungkapan
atau proses menyatakan yang
memperlihatkan atau menyatakan
maksud, gagasan, dan perasaan. Ekspresi mimik atau
perubahan raut muka harus ada, namun harus proporsional, sesuai dengan kebutuhan
menampilkan gagasan puisi secara
tepat.
c.
Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
Intonasi ialah ketepatan penyajian
dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan
dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan tekanan tempo (cepat
lambat pengucapan suku kata atau kata).
Menganalisis Diksi dalam Puisi
Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat
memilih kata- kata agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan serta dapat menimbulkan efek estetis (keindahan) yang diinginkan.
Kata-kata yang dipilih penyair
berdasarkan pertimbangan dari aspek
makna, efek pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran
dan suasana hati penyair.
Adapun diksi muncul karena adanya makna kias, lambang, dan
persamaan bunyi atau ritma.
Menjelaskan Imaji dalam Puisi
Pengimajian adalah kata atau susunan yang
dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Terdapat hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret.
Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian sehingga menjadi kata
konkret, seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa.
Adapun jenis-jenis imaji dalam puisi adalah
sebagai berikut.
1.
Imaji visual
(pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan
seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat).
2.
Imaji auditif
(pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan
seolah-olah objek yang dicitrakan
sungguh-sungguh didengar oleh
pembaca).
3.
Imaji taktil
(pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu
memengaruhi perasaan pembaca sehingga
ikut terpengaruh perasaannya).
Mengidentifikasi Kata Konkret dalam Puisi
Kata konkret
adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap indra. Ini berkaitan dengan kemampuan
wujud fisik objek yang dimaksud
dalam kata itu untuk membangkitkan
imajinasi pembaca. Contoh kata ‘salju’ yang berwarna putih
dan rasanya dingin bisa
digunakan untuk menyampaikan makna kias tentang kesucian, kehampaan, dan rasa
dingin. Dari konsep makna yang terdapat dalam kata salju
tersebut, penyair bisa memilih kata salju
untuk menggambarkan, misalnya, rasa rindu.
Rasa rindu hanya tumbuh pada seseorang yang cintanya suci, tetapi menimbulkan
kesedihan di hati yang mengalaminya. Contoh lainnya adalah kata
‘rawa-rawa’ yang melambangkan tempat
hidup, bumi, dan kehidupan yang kotor.
Dengan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan
yang dilukiskan oleh penyair. Pengonkretan kata ini berhubungan erat
dengan pengimajian, pelambangan, dan pengiasan. Ketiga
hal itu juga memanfaatkan
gaya bahasa untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan.
Menjelaskan Rima/Ritme dalam Puisi
Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang
ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sementara itu,
irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut
ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara
berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata,
perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena
sifat- sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.
Dengan kata lain, rima
adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh
rima. Baik rima maupun irama
dapat menciptakan efek musikalisasi pada puisi, membuat puisi
menjadi indah, dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
Berdasarkan jenis bunyi yang diulang, ada 8 jenis rima yaitu
sebagai berikut.
1.
Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.
2.
Rima tak sempurna, yaitu
persamaan bunyi yang terdapat pada
sebagian suku kata
terakhir.
3.
Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi
yang terdapat pada dua kata
atau lebih secara mutlak
(suku kata sebunyi).
4.
Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi
yang terdapat pada suku akhir
terbuka atau dengan vokal sama.
5.
Rima tertutup, yaitu
persamaan bunyi yang terdapat pada
suku kata tertutup (konsonan).
6.
Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi
yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris
yang sama atau
baris yang berlainan.
7.
Rima asonansi, yaitu
persamaan bunyi yang terdapat pada
asonansi vokal tengah kata.
8.
Rima disonansi, yaitu
persamaan bunyi yang terdapat pada
huruf- huruf mati/konsonan.
TUGAS (SOAL LATIHAN ESSAY)