KELAS
DARING
KELAS
XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA
KELAS : XI ATPH
NAMA
GURU : ANA
KUSMA SANTI
JUDUL
MATERI : KEGIATAN PEMBELAJARAN 16. MELAKSANAKAN PEMBUKUAN
USAHA TANAMAN BUAH SEMUSIM
MATERI :
1. Buku
kegiatan usaha
Pencatatan usaha sendiri merupakan serangkaian kegiatan
untuk mencatat semua aktivitas usaha
yang dapat digunakan sebagai bahan laporan yang dapat kita tuangkan ke dalam “Buku kegiatan usaha tanaman buah”,
sementara itu Pembukuan usaha
merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mencatat semua perubahan atau transaksi yang telah dilakukan baik menyangkut uang atau
barang-barang berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan guna kelancaran usaha
tersebut dan dapat kita tuangkan ke dalam “buku laporan keuangan usaha tanaman
buah”.
Macam-macam Pencatatan laporan keuangan Usaha
a. Pencatatan
Data Inventaris, yakni
mencatat seluruh inventaris yang dimiliki suatu perusahaan agribisnis pada
waktu tertentu; menilai masing-masing inventaris untuk membantu dalam
menetapkan kekayaan (assets) dan
hutang (leabilities);
membandingkan nilai inventaris pada awal; sebagai bahan untuk membuat
pencatatan neraca (balance sheet)
untuk laporan keuangan usaha.
b.
Pencatatan Data Produksi, merupakan mencatat kegiatan-kegiatan
dalam proses produksi, yaitu: tenaga kerja yg digunakan; jumlah produksi;
bagian produksi yang dikonsumsi sendiri dan membandingkan jumlah produksi saat
ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Produksi usaha pertaninan selalu dicatat dalam satuan.
Pencatatan dalam bentuk fisik merupakan ciri dari catatan ini yang menunjukkan
jumlah produksi; jumlah bahan / sarana produksi yang digunakan serta memberikan
keterangan untuk persiapan suatu perencanaan usaha. Dalam jangka pendek, catatan produksi
ini sangat penting untuk memilih tanaman / ternak / komoditi apa yang baik
untuk pengembangan usaha.
Beberapa Jenis Pencatatan Agribisnis
Tanaman Buah antara lain :
1)
Catatan
Produksi Tanaman.yang dicatat dalam buku sederhana tentang jenis komoditi,
lahan/tempat, biaya produksi/input & produksi/output.
2)
Catatan
Pengolahan Tanah yang mencatat tentang waktu, alat, tenaga kerja dan
biaya-biaya yang dikeluarkan.
3)
Catatan
Tenaga Kerja yang dapat dibuat harian, jumlah tenaga kerja, jenis (Laki-laki,
perempuan, anak-anak), biaya tenaga kerja (keluarga /
upahan) dan peralatan yang digunakan.
4)
Catatan
Pemakaian Produksi Usaha berisi catatan pembelian & penjualan produksi
usaha, jumlah pemakaian. Perubahan pada inventaris perlu tercatat dengan baik.
c. Pencatatan
Data Keuangan
Macam-Macam Pencatatan Data Keuangan adalah:
1)
Catatan bukti transaksi bisnis, merupakan dokumen asli bahan utama
berupa “ slip “
atau bukti-bukti penjualan; penerimaan; cek; faktur-faktur; kartu jam kerja;
rekening
2)
Jurnal,
adalah catatan semua transaksi bisnis dalam urutan kronologis, perkiraan
berjalan (running account) dari
transaksi kegiatan sehari-hari (tabel 17.1). Disebut juga sebagai catatan awal
untuk bisnis (book of
original entry).
Tabel 17.1. Contoh Buku Jurnal
Tgl/bulan
|
Keterangan
|
Kode rekening
|
Debet
|
Kredit
|
3)
Buku Besar , disebut juga perkiraan / rekening (account). Perkiraan
adalah: catatan terpisah untuk setiap kategori informasi, misal: mengenai aktiva (assets); kewajiban/
asiva (leabilities); informasi tentang pendapatan (revenue) (tabel 17.2).
Pemindahan dari jurnal ke buku besar disebut pemprosesan (posting).
Tabel 17.2 Contoh Buku Besar
Tgl/bln
|
Keterangan
|
Ref
|
JUmlah
|
Tgl/bln
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
√
|
xx
|
√
|
Xx
|
||||
√
|
xx
|
√
|
Xx
|
||||
Jumlah
|
xxx
|
Jumlah
|
Xxx
|
2. Buku
keuangan usaha
a. Neraca, merupakan ikhtisar dari semua hak milik
hutang dan penanaman modal yang telah dilakukan oleh pemilik dalam bisnis.
Neraca terdiri dari 3 komponen, yaitu: komponen yang menggambarkan kekayaan (assets/aktiva); yg menggambarkan semua
hutang (leabilities / pasiva);
selisih antara kekayaan dan hutang (nilai bersih / saldo).
1)
Assets
lebih besar dari hutang : saldo positif dan merupakan
kekayaan bersih perusahaan (owner’s
equity).
2)
Hutang lebih besar dari assets
: maka nilai bersih disebut saldo negatif (perusahaan defisit).
3)
Saldo disimpan
disebelah neraca yang jumlahnya lebih kecil,untuk menjadikan neraca seimbang.
b. Bentuk neraca
1)
Bentuk
Staffel (satu halaman),
dimana daftar harta (kekayaan), hutang dan modal tersusun secara berurutan
dari atas kebawah.
Tabel 17.3 Contoh Bentuk Staffel
No.
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
|
Aktiva
lancer
|
xx
|
|
|
Piutang
jangka pendek
|
xx
|
|
|
Piutang
jangka panjang
|
xx
|
|
|
Aktiva
tetap bergerak
|
xx
|
|
|
Aktiva
tetap tidak bergerak
|
xx
|
|
|
Hutang
jangka Pendek
|
xx
|
|
|
Hutang
jangka panjang
|
xx
|
|
|
Modal
|
xx
|
|
Jumlah
⁽*⁾
|
xxxx
|
xxxx
|
|
⁽*⁾ Keterangan Jumlah Debit dan kredit
harus sama
|
2)
Bentuk
Skontro (dua halaman),
dimana daftar harta
(kekayaan) sebelah kiri / debet, daftar hutang dan modal di
sebelah kanan/ kredit. Bentuk skontro sama yang
dicontohkan pada buku besar (Tabel 17.2)
c. Laporan
Laba-rugi, adalah
ringkasan dari semua penerimaan
ditambah keuntungan dikurangi semua pengeluaran
ditambah kerugian, sama dengan pendapatan bersih / kerugian bersih dalam jangka waktu
tertentu (Tabel 17.4). Laba merupakan
tolok ukur utama atas efisiensi manajemen.
Tabel 17.4 Contoh Bentuk Laporan Laba
Rugi
Nomor
Rekening
|
Keterangan
|
Jumlah
|
|
800
|
Pendapatan
|
||
800.2
Penjualan buah semangka
|
63.000.000,-
|
||
900
|
Beban/Biaya
|
||
900.1
Benih semangka
|
4.300.000,-
|
||
900.2
Biaya saprotan
|
11.000.000,-
|
||
900.3
Biaya tenaga kerja
|
11.540.000,-
|
||
900.4
Biaya promosi
|
1.500.000,-
|
||
900.5
Biaya lain-lain
|
3.000.000,-
|
||
Total
Biaya Operasioanl
|
31.340.000,-
|
||
Pendapatan
Bersih sebelum pajak
|
31.660.000,-
|
d.
Laporan arus tunai,
1)
Arus masuk tunai
Sumber
berasal dari hasil-hasil penjualan produk dan bantuan pemerintah (dana
subsidi); hasil penjualan barang-barang produksi; pendapatan dari sumber luar
pertanian seperti: bunga modal, deviden; penjualan kertas berharga (saham,
obligasi); pinjaman dan modal milik pribadi dari luar
perusahaan agribisnis.
2)
Arus keluar tunai .
Sumber
berasal dari biaya operasional; investasi modal seperti:
pembelian tanah dan bangunan dsb; pembelian kertas-kertas berharga; pembayaran
hutang usaha; pengeluaran uang tunai untuk konsumsi (prive), pajak,
pembayaran deviden, bunga; penarikan modal milik pribadi untuk
hadiah dan liburan,dsb. Pencatatan
transaksi usaha adalah kegiatan mencatat setiap transaksi yang berhubungan
dengan lalu lintas keuangan/aktifitas usaha. Transaksi yang perlu dicatat
adalah transaksi yang berhubungan dengan kas, pembelian (tunai dan kredit),
penjualan (tunai dan kredit), piutang, dan hutang. Mencatat setiap transaksi
yang terjadi sangat penting sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan. Tentunya setiap transaksi juga harus
disertai bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar benar
terjadi dan bukan karangan semata. Lebih jauh dari itu, kebiasaan untuk
mengumpulkan, menyimpan dan mengelompokkan bukti transaksi (kwitansi, faktur,
nota penjualan dan nota pembelian) secara tertib akan membentuk kedisiplinan
mereka untuk siap menghadapi kondisi “upgrade” usaha. Sebagai contoh; Jika
terjadi penjualan tunai, maka jurnal yang dimaksud adalah mencatat di kolom
penerimaan (debet) buku kas, dan imbangannya mencatat nilai yang sama pada buku
penjualan tunai
Tabel 17.5
Contoh Buku Kas
Tgl
|
Jenis Trasaksi
|
Ref.
(kode nota)
|
Penerimaan (Debet)
|
Pengeluaran (Kredit)
|
Saldo
|
1 Mei
2013
|
Modal awal
|
50.000.000
|
|||
3 Agust
2013
|
Pemasukan (Hasil panen)
|
34.000.000
|
84.000.000
|
||
5 Mei
2013
|
Biaya produksi
|
25.000.000
|
59.000.000
|
||
Jumlah
|
59.000.000
|
Yang
dicatat pada buku kas adalah transaksi yang mengakibatkan uang tunai bertambah
atau berkurang. Dengan format seperti ini, dapat dilihat posisi kas (uang
tunai) yang dimiliki, atau seharusnya dimiliki, secara cepat dan tepat dengan
melihat kolom saldo dari pencatatan transaksi terakhir. Dari sisi pembentukan
nilai-nilai kedisiplinan dan fokus pada bisnis, buku kas ini dapat berfungsi
sebagai kontrol dalam mengendalikan pemakaian uang tunai agar dapat digunakan
secara efektif dengan melihat item-item dalam penerimaan dan pengeluarannya.
e.
Pentingnya pembukuan
Laporan keuangan sangat penting sekali
bagi pemilik usaha untuk mengetahui kondisi keuangan usahanya. Laporan keuangan
tidak hanya sebagai alat penguji tetapi digunakan juga sebagai dasar
untuk dapat menentukan dan menilai posisi keuangan usaha.
Selain itu laporan keuangan juga berfungsi untuk dilakukannya analisa oleh
pihak-pihak yang terkait seperti : pemilik usaha,kreditur dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan perencanaan-perencanaan yang akan menguntungkan dan
memajukan usaha. Maka dengan ini laporan keuangan sangatlah penting untuk
diperhatikan. Laporan keuangan pada umumnya adalah proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.
f.
Proses
pembukuan keuangan
Proses pembukuan keuangan diawali dari
proses :
1)
Proses
Mengklarifikasi transaksi
Pada
tahap ini dilakukannya suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau
perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contohnya adalah pembagian transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian,
pengeluaran kas, penerimaan kas dan lainnya.
2)
Proses
mencatat dan merangkum
Setelah
melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan.
Memasukan transaksi ke dalam jurnal yang tepat dan benar sesuai dengan urutan
kejadian transaksi. Sumber- sumber yang dapat dijadikan bukti seperti : bon,
bill, nota, struk dan lain sebagainya. Setelah transaksi diinput dalam
jurnal selanjutnya memasukan jurnal dalam buku besar secara berkala.
3)
Proses
Penginterpretasikan dan melaporkan
Setelah
kedua proses dijalankan, maka proses terakhir adalah membuat kesimpulan dari
kegiatan atau pelaporan keuangan sebelumnya. Dari informasi laporan
keuangan, seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada perusahaan, apakah
sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi
acuan atau pedoman bagi managemen untuk pengambilan keputusan.
g.
Tips cara praktis
dalam pembukuan
1)
Melakukan Penyusunan Proyeksi arus kas sebelum memulai
usaha.
Hal ini bisa digunakan untuk melihat prospek dari usaha tersebut dan juga
mempersiapkan cadangan modal usaha yang lebih besar dari asumsi modal yang
dibutuhkan dalam proyeksi aliran kas tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi hal-hal yang tak terduga dalam perjalanan bisnis usaha anda.
2)
Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan (update).
Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan setiap kejadiaanya dan
tidak boleh melewatkan satu transaksi untuk dicatat. Jika hal ini dilakukan
informasi mengenai aktifitas usaha bisa didapat.
3)
Membuat dan mempersiapkan 2 buku, yaitu buku pengeluaran dan buku
pemasukan. Cara ini yang paling mudah dalam melihat posisi keuangan.
4)
Tidak mencampur keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi.
Termasuk diantaranya pembedaan atau pemisahaan rekening perusahaan
dengan rekening pribadi. Sekecil apapun perusahaan anda, jangan mencampur
adukan seluruh aktivitas keuangan perusahaan dengan pribadi. Hal ini dilakukan
agar informasi keuangan perusahaan menggambarkan aktivitas keuangan perusahaan
yang sesungguhnya.
5)
Setiap transaksi yang tercatat harus ada buktinya.
Pencatatan transaksi yang tercatat harus disertai bukti berupa
nota, invoice, kwitansi dan lain- lain. Hal ini dilakukan sebagai
kontrol atas pencatatan transaksi dengan bukti autentiknya. Bukti-bukti
ini akan berguna jika dilakukan pemeriksaan, misalnya dalam hal pajak dan
audit. Tanpa bukti transaksi, pembukuan keuangan dianggap tidak sah.
6)
Pembuatan Form-form khusus.
Hal ini digunakan untuk memudahkan pencatatan, misalnya untuk
pengeluaran rutin menggunakan form warna kuning, pemasukan warna hijau dan lain
sebagainya.
7)
Penempatan file khusus untuk setiap transaksi.
Cara ini dilakukan untuk memisahkan penempatan file-file
transaksi agar terlihat rapi dan mudah dalam hal pencarian dengan
cara : file
penjualan, pembelian, bukti bank masuk dan keluar, bukti kas masuk dan keluar
dan lainnya.
8)
Membuat list dan memperhitungkan depresiasi atau biaya
penyusutan aset-aset perusahaan seperti bangunan, kendaraan, peralatan dan
perlengkapan perusahaan. Untuk memudahkan, biaya penyusutan dihitung setiap
setahun sekali saja. Aturan depresianya harus sesuai dengan aturan perpajakannya. Contohnya
: untuk metode perhitungannya memakai metode garis lurus.
9)
Pastikan setiap periode membuat laporan berupa : neraca, laba
rugi, modal, aliran kas, penjualan,piutang, pembelian, hutang dan laporan
persediaan. Dengan dibuatnya laporan tersebut, pemilik usaha bisa memantau
terus setiap bulannya mengenai perkembangan usahanya.
10) Konsultasi dengan tenaga
akuntan dan pajak. Lakukan konsultasi dengan tenaga akuntan dan pajak jika
merasa kurang mampu dalam hal laporan. Karena bertujuan untuk membantu pemilik
usaha dalam analisa laporan keuangan.
3. Cara Melakukan Pembukuan
sederhana
Pembukuan
sederhana dapat diawali dari pencatatan arus kas. Karena dalam operasinya,
keuangan usaha kecil dan rumahan umumnya masih terfokus pada aliran uang tunai.
Namun perlu diingat
bahwa pembukuan sederhana ini hanyalah bagian kecil dari praktek akuntansi yang
sebenarnya, yaitu pencatatan aliran uang kas. Tapi karena usaha kecil dan
rumahan umumnya masih terfokus pada transaksi tunai (cash/bank transfer), maka
pembukuan usaha bisa dimulai dari sini dulu.
Pos-pos
keuangan yang dimaksud adalah “Kasir”, “Pembelian”, dan “Penjualan”:
a. Kasir
Pos kasir adalah pos keuangan utama di
mana seluruh uang terpusat. Kalau diibaratkan pangkalan taksi, maka Pos Kasir
adalah poolnya. Pos Kasir juga
merupakan pos yang mendistribusikan uang ke Pos Pembelian.
b. Penjualan
Pos
penjualan adalah pos yang mencatat seluruh penjualan produk yang kita miliki.
Uang hasil penjualan dikumpulkan di pos
ini sebelum kemudian disetor ke Pos Kasir.
c. Pembelian
Pos belanja adalah pos yang berhubungan
dengan pengeluaran usaha. Baik itu untuk pembelian bahan baku, biaya
operasional, maupun pembayaran gaji karyawan.
LINK TUGAS