Rabu, 25 Maret 2020

KULTUR JARINGAN KELAS XI ( REGENERASI KULTUR JARINGAN, MARDIANI, S.Pd )


KELAS DARING
KELAS XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR

NAMA KELAS     : XI ATPH 3, XI ATPH 1
NAMA GURU      : MARDIANI, S.Pd
JUDUL MATERI  : REGENERASI KULTUR JARINGAN (KULTUR JARINGAN )

MATERI :
SISTEM REGENERASI TANAMAN PADA KULTUR JARINGAN
Bagaimana eksplan beregenerasi, mengalami morfogenesis dan tumbuh menjadi plantlet dalam kultur jaringan meliputi dua jalur utama yakni embriogenesis somatik dan organogenesis. Masing-masing terbagi lagi menjadi dua cara, yakni secara langsung (direct) dan secara tidak langsung atau melalui fase kalus (indirect).

Skema Regenerasi Tanaman secara In Vitro

A.   Embriogenesis Somatik


Embriogenesis somatik adalah proses terbentuknya struktur menyerupai embrio dari sel-sel somatik. Fase yang dilewati dalam embriogenesis somatik ini serupa dengan fase terbentuknya embrio zigotik hasil fertilisasi. Embriogenesis somatik terbentuk dari individu sel atau sekelompok sel, kemudian memasuki globular stage (fase bentuk bundar), heart stage (fase bentuk hati) dan torpedo stage (fase bentuk menyerupai torpedo) baru kemudian menjadi embrio. Pada fase torpedo, meristem ujung batang dan meristem ujung akar sudah dapat terdeteksi.

B.   Organogenesis


Organogenesisdalam kultur jaringana dalah proses terbentuknya organ dari jaringan eksplan secara langsung, maupun secara tidak langsung (melalui fase kalus). Pada dasarnya, regenerasi tanaman melalui organogenesis dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:

-  Organogenesis secara langsung dari eksplan yang memiliki primordia tunas
-  Organogenesis secara langsung dari eksplan yang tidak memiliki primordia tunas
-  Organogenesis secara tidak langsung melalui fase kalus
                                                                                               
Organogenesis secara langsung dari eksplan yang memiliki primordia tunas dapat terjadi jika jaringan eksplan yang digunakan memiliki bakal tunas (pre-existing shoots) yang belum muncul ke permukaan. Tunas apikal (apical buds), tunas lateral (laterally buds), dan irisan buku/ruas pada batang (nodal segment) dapat dijadikan bahan eksplan untuk pilihan tipe ini. Media kultur dimodifikasi dengan menambahkan hormon untuk induksi tunas sehingga bakal tunas tersebut dapat muncul ke permukaan.

C.            Regenerasi Plantlet melalui Pembentukan Protocorm Like Bodies pada Tanaman Anggrek

Protocorm adalah suatu struktur berbentuk bulat, berwarna kuning, hijau atau hijau kekuningan yang dihasilkan dari perkecambahan biji-biji anggrek. Biji-biji anggrek yang jumlahnya jutaan dalam sebuah kapsul (istilah untuk buah anggrek), jika berkecambah membentuk struktur bulat berwarna putih pada awalnya. Lama kelamaan struktur putih akan berubah menjadi kuning, kemudian hijau kekuningan dan hijau. Protocorm memiliki bakal akar dan bakal tunas seperti halnya embrio zigotik karena protocorm berasal dari biji. Pada anggrek V. tricolor, meristem ujung batang akan terdeteksi 12 minggu setelah penanaman. Gambar 17 memperlihatkan struktur protocorm anggrek V. tricolor pada 8 dan 12 minggu setelah semai.
Protocorm like bodies (plb) adalah struktur menyerupai protocorm yang merupakan hasil morfogenesis dari eksplan yang berasal dari sel- sel somatik. Misalnya jika bahan eksplan adalah organ tanaman anggrek, seperti irisan daun atau irisan akar. Plb juga memiliki bakal akar dan bakal tunas seperti protocorm, sehingga plb sebenarnya menyerupai embrio somatik.






Gambar Protorm like bodies anggrek P. amabilis
dari eksplan irisan pangkal akar

Pada Gambar  tersebut, tampak plb umur 6 MST yang sudah menampakkan bakal tunas. Akar terbentuk dengan sendirinya tanpa melalui pemindahan ke media pengakaran, mengindikasikan  bahwa plb memang memiliki bakal akar seperti halnya protocorm dari biji. Dengan demikian, plb yang terbentuk dari sel-sel somatik tersebut lebih menyerupai embrio somatik, sehingga prosesnya lebih kepada embriogenesis dibandingkan organogenesis. Jadi plb bersifat bipolar, artinya memiliki bakal tunas dan sekaligus bakal akar.
Sifat bipolar dan monopolar merupakan perbedaan yang paling mendasar antara organogenesis dan embriogenesis. Organogenesis dicirikan oleh sifat monopolar, atau pertumbuhan ke satu arah yakni pembentukan dan pertumbuhan tunas (ke arah atas) atau pembentukan dan pertumbuhan akar (ke arah bawah), sedangkan pada embriogenesis pertumbuhan terjadi ke dua arah. Pada organogenesis, pertumbuhan yang terjadi masih memiliki hubungan dengan jaringan eksplan asalnya, sedangkan pada embriogenesis pertumbuhan yang terjadi bersifat mandiri dan tidak berhubungan lagi dengan jaringan eksplan asalnya.


SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...