Senin, 30 Maret 2020

KEPARIWISATAAN KELAS X ( Jenis dan Ruang Lingkup Karir pada Industri Pariwisata, NUROHMAH, S.Pd )


KELAS DARING
KELAS X SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR

NAMA KELAS               : X TATA BOGA I & 2
NAMA GURU               : NUROHMAH
JUDUL MATERI            : INDUSTRI PARIWISATA
                                      (Jenis dan Ruang Lingkup Karir pada Industri Pariwisata)
TANGGAL                    : 31 MARET 2020

MATERI :
            Dalam mengkaji tenaga kerja pariwisata perlu memperhatikan aspek-aspek atau dimensi :
1.      Bursa dan arus
2.      Kuantitas dan kualitas
3.      Pekerjaan dan Pendidikan, serta
4.      Iklim makro dan mikro
Dimensi arus mengacu pada penyediaan tenaga kerja selama kurun waktu tertentu, sedangkan bursa mengacu pada berapa banyak tenaga kerja yang tersedia untuk memasok permintaan dan kebutuhan industri. Mekanisme keduanya perlu diatur agar terjadi keseimbangan dan menghilangkan akses demand maupun akses supply. Dimensi kualitas dan kuantitas mengacu kepada jumlah orang yang tersedia. Dengan kualifikas/keahlian tertentu. Sementara itu, pekerjaan mengacu pada deskripsi peran dan fungsi yang dimainkan. Pada kenyataannya, tidak semua yang bekerja di sektor pariwisata memiliki kualifikasi Pendidikan yang sesuai, oleh karena itu pekerjaan tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Akhirnya, dalam keadaan apapun factor lingkungan baik lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung akan menentukan jumlah dan jenis tenaga kerja pariwisata.
a.      Karakteristik Tenaga Kerja Sektor Pariwisata
Masalah umum ketenagakerjaan sektor pariwisata di wilayah Asia Pasifik adalah mengalami kekurangan tenaga kerja yang terampil, disamping ketidakmampuan untuk berkompetisi dengan industri lain dalam hal upah dan kondisi kerja. Hal ini terjadi karena karakteristik kunci lapangan pekerjaan bidang pariwisata yaitu sebagai berikut.
1.      Tingginya mobilitas tenaga kerja dan perputaran pekerja.
2.      Penekanan pada pekerjaan kasual dan musiman.
3.      Sektor tenaga kerja intensif dengan ketrampilan yang beragam.
4.      Dominasi oleh usaha kecil.
5.      Proporsi yang tinggi dalam pekerja muda dan tidak terampil.
6.      Upah rendah atau pembayaran yang tidak mencukupi bila dibandingkan sektor ekonomi lainnya.
7.      Waktu kerja yang Panjang, dan atau tidak ramah.
8.      Kurangnya pengembangan karir dengan rendahnya penekanan pada pelatihan.

b.      Perspektif Tenaga Kerja indutri Pariwisata
Karena karakteristiknya yang kompleks, maka untuk mendapatkan gambaran umum tenaga kerja pariwisata dapat ditinjau dari lima perspektif, yaitu.
1.      Aksesibiliti
Industri pariwisata cenderung mengakomodasi pekerja dengan berbagai keterampilan meskipun tingkat keterampilan tidak selalu tinggi. Kualifikasi pekerjaan lebih social daripada teknis, maka aksesibiliti akan dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan terakhir, lowongan kerja kelompok usia, persyaratan rekrutmen dan keterampilan berkomunikasi.
2.      Fleksibiliti
Industri pariwisata sangat sensitif terhadap kondisi musiman dan variasi periodik, sehingga permintaan tenaga kerja cenderung “cepat menghilang”. Akibatnya permintaan tenaga kerja cenderung tidak pasti.
3.      Remunerasi dan Kondisi Kerja
Menurut ILO (2003) citra sektor pariwisata khususnya perhotelan agak rendah dan diangga tidak menarik. Pekerjaan di hotel dan restoran dianggap memberikan upah rendah, jam kerja tidak manusiawi, shift kerja, kerja semasa liburan dsb. Namun ada manfaat non-materi seperti akomodasi, tips, pelatihan, kenyamanan dalam jam kerja yang menyebabkan karyawan bertahan kerja.
4.      Mobiliti
Mobility tenaga pariwisata sangat tinggi termasuk pekerjaan, penduduk, antar-industri, dan geografis. Karena sifat mobilitas yang tinggi, maka turn ovr karyawan dan proporsi pekerja dari luar wilayah menjadi cukup tinggi.
5.      Ukuran Bisnis
Ukuran bisnis akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pariwisata. Banyaknya usaha kecil dan menengah dan sektor informal di bidang pariwisata sangat memungkinkan kemudahan untuk keluar-masuk industri ini.

c.       Strategi Penempatan Tenaga Kerja Pariwisata
Dilihat dari sektor dan ruang lingkup industri pariwisata perlu adanya hubungan yang sangat erat antara penyedia tenaga kerja pendistribusian dan penyedia lapangan kerja.
1.      Penyedia Tenaga Kerja
Lembaga Pendidikan dan pelatihan sebagai penyedia tenaga kerja sangat memerlukan informasi mengenai ketersediaan lapangan kerja, kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan, dan periodesasi. Oleh karena itu, sertifikasi, lisensi dan akreditasi perlu dilakukan terhadap penyedia tenaga kerja tersebut guna untuk memberikan pengakuan terhadap lulusan atas kemampuan yang dimiliki.
2.      Pendistribusi atau Intermediaries
Selam ini pendistribusian tenaga kerja baik di dalam maupun ke luar negeri, selain langsung antar industri dengan tenaga kerja, maupun industri dengan institusi penghasil tenaga kerja, juga dimediasi oleh agen-agen tenaga kerja. Tujuan utamanya adalah untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja yang jumlahnya sangat terbuka luas. Hanya saja beberapa kendala yang harus diperbaiki antara lain.
Ø  Komunikasi dan penguasaan bahasa asing
Ø  Tingkat percaya diri yang masih rendah
Ø  Daya juang dan rasa kebanggaan terhadap jati diri bangsa Indonesia cukup rendah
Ø  Kesenjangan kualitas lulusan perguruan tinggi pariwisata Indonesia masih cukup besar.
Oleh karena itu, perlu dibangun kerjasama yang difasilitasi oleh pemerintah dalam peningkatan kualitas secara berimbang melalui beberapa kegiatan diantaranya,
Ø  Menetapkan standar minimum kelulusan bahasa inggris pada setiap pendidikan tinggi agar terpacu untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris.
Ø  Menetapkan standar minimum proses pembelajaran dan sarana pembelajaran termasuk standar minimum laboratorium praktik.
Ø  Menyediakan fasilitas ajang kompetisi dalam rangka meningkatkan semangat berkompetisi dan sarana ujian kompetensi lulusan melalui lomba kompetisi mahasiswa.
Dalam rangka penempatan trainee dan lulusan ke luar negeri, yang menyangkut keterlibatan berbagai pihak, maka perlu dibentuk suatu jaringan (misalnya university global connection). Dengan adanya global connection, diharapkan jumlah lulusan Pendidikan pariwisata yang terserap ke luar negeri dapat terpantau sehingga dapat mengukur tingkat keterserapan lulusan oleh industri. Dengan adanya jaringan ini, sehingga dapat :
Ø  Membangun peluang networking dengan institusi partner di luar negeri
Ø  Mempromosikan lulusan pendidikan pariwisata ke luar negeri
Ø  Mengidentifikasi peluang kerja, profesi, kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan industri luar negeri.
Ø  Menyusun prioritas program kerja pengembangan bidang ilmu pariwisata berdasarkan informasi benchmarking.
LINK TUGAS

SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...