Kamis, 26 Maret 2020

ATB KELAS XI ( MELAKSANAKAN PENGENDALIAN GULMA TANAMAN BUAH SEMUSIM, ANA KUSMA SANTI, SE )


KELAS DARING
KELAS XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR

NAMA KELAS           :    XI ATPH - 1, 2 DAN 3
NAMA GURU            :    ANA KUSMA SANTI
JUDUL MATERI        :    KEGIATAN PEMBELAJARAN 7. MELAKSANAKAN PENGENDALIAN GULMA TANAMAN BUAH SEMUSIM

MATERI                    :
1.    Konsep dan Batasan Gulma
Gulma adalah  suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya dalam hal ini pada tanaman buah semusim, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok/tanaman buah semusim atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat  atau disekitar tanaman pokok tersebut (Ashton, 1991 lihat Dody.K ).  Karena luasnya penyebaran, gulma mempunyai berbagai nama sesuai dengan asal daerah dan negaranya seperti Weed (Inggris), Unkraut (Jerman), Onkruit (Belanda), Tzao (Cina), serta banyak nama yang lainnya. Pendapat  para ahli gulma yang lain mengatakan  bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian.
Oleh karena itu kehadiran gulma pada lahan pertanian  atau pada lahan agribisnis dapat menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan  gulma pada lahan tanaman buah semusim ataupun tanaman pokok adalah sebagai berikut.
a.    Menurunkan produksi akibat terjadinya kompetisi atau persaingan dalam hal:  penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah,  penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh. 
b.    Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian-bagian gulma
c.     Sebagian besar tumbuhan gulma  dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat  toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah allelopati.
d.    Menjadi tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok/tanaman buah semusim.
e.    Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
f.      Mengganggu tata guna air
g.    Secara umum, kehadiran gulma akan meningkatkan biaya usaha tani karena adanya penambahan dipertanaman.
2.    Sifat-sifat  Gulma secara Umum
Setiap jenis tumbuhan berpotensi menjadi gulma. Tumbuhan yang berpotensi sebagai gulma cenderung mempunyai ciri khas tertentu yang memungkinkannya untuk mudah tersebar luas dan mampu menimbulkan gangguan dan kerugian. Ciri khas dari pada gulma antara lain:
a.    Pertumbuhannya cepat,
b.    Mempunyai daya saing yang kuat dalam  memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidupnya,
c.     Mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi  lingkungan yang ekstrem.
d.    Gulma dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai daerah yang lembab bahkan tergenangpun  masih dapat bertahan.
e.    Alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui  angin, air, maupun binatang, dan 
f.      Bijinya mempunyai sifat dormansi yang  memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam  kondisi yang kurang menguntungkan.
3.    Penggolongan Gulma
Gulma dapat dibedakan menjadi  beberapa golongan atau kelompok berdasarkan kepada: bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur atau siklus hidup, sifat morfologi,  botani, dan perkembangbiakan 
a.    Pengolongan gulma berdasarkan bentuk daun
Berdasarkan bentuk daun dapat dibagi dua yaitu gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit.
1)    Gulma berdaun lebar
Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun yang lebar dan luas dan umumnya:
-       mempunyai lintasan C3
-       nervatio (pertulangan daun) menyirip
-       dari kelompok  Dicotyledoneae
-       bentuk helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal, dll. Contoh:Amaranthus spinosus L, Ageratum conyzoides (bandotan), Eupatorium odoratum, Centella asiatica
2)    Gulma berdaun sempit
Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun sempit dan memanjang;
-       mempunyai lintasan C4
-       nervatio (pertulangan daun) linearis atau garis-garis memanjang.
-       dari kelompok monocotyledoneae
-       bentuk daun memanjang seperti pita, jarum, garis dll. contoh:Sprobolus poiretii, Cyperus rotundus, Imperata cylindrical.
b.    Penggolongan Gulma berdasarkan Habitat
Berdasarkan habitat atau tempat hidup maka gulma dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu:
1)    Gulma darat (terristerial weed) yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup dan tumbuhnya di darat, seperti: Imperata cylindrical, Melastoma malabathricum, dsb.Pada gulma darat ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lahan atau arealnya seperti:
a)    Gulma sawah tanaman palawija, contoh: Portulaca oleracea, Cyperus rotundus, dll
b)    Gulma ladang, contoh: Leersea hexandra, Imperata cylindrical, dll
c)    Gulma kebun, contoh: Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp, dll
2)    Gulma air yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup, tumbuh dan berkembang biaknya terjadi di dalam air, di daerah perairan atau ditempat yang basah dan tergenang, Contoh: Eichornia crassipes, Hydrilla verticilata, Pistia stratiotes, Nymphaea sp.
c.     Penggolongan berdasarkan Daur Hidup
Berdasarkan daur hidup (siklus hidup), gulma dapat dikelompokkan menjadi:
1)    Annual (semusim)
Adalah tumbuhan gulma yang mempunyai daur hidup hanya satu musim atau satu tahunan, mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang  biak. Contoh gulma semusim adalah: Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp.
2)    Biennial (dua musim)
Yaitu   tumbuhan  gulma  yang  mempunyai   daur  hidup    mulai    dari    tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak selama dua musim tetapi kurang dari dua tahun. Contoh: Lactuca canadensis L.
3)    Perinnial (gulma musiman atau tahunan)
Adalah tumbuhan gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau lama berkelanjutan bila kondisi memungkinkan. Contoh; Cyperus rotundus, Imperata cylindrical, dll
d.    Penggolongan berdasarkan sifat morfologi
Menurut Tjitrosoedirdjo et. al (1984), berdasarkan sifat morfologi, gulma dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
1)    Golongan rumput-rumputan (grasses)
semua tumbuhan gulma yang berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae). Contoh dari gulma ini  banyak sekali dan ditemukan pada berbagai tempat, baik di areal tanaman budidaya maupun di daerah yang terbuka, ; Eleusine indica, Imperata cylindrica, Panicum repens, Leersea hexandra.
2)    Golongan Teki-tekian (sedges)
Kelompok gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae. Contohnya: Cyperus rotundus, Cyperus irinaria, dll.
3)    Golongan gulma berdaun lebar (broad leaf weed)
Kelompok ini terdiri dari gulma yang berdaun lebar (luas) contoh: Ageratum conyzoides, Melastoma malabathricum, Phylanthus niruri, dll.
e.    Penggolongan berdasarkan sifat botani
Menurut Triharso (1994), berdasarkan sifat-sifat botaninya gulma dapat dikelompokkan  menjadi beberapa golongan  yaitu:
1)    Golongan gulma Dicotyledoneae (berkeping dua)
contoh: Crotalaria sp, Melastoma malabathricum, Phyllanthus niruri, Lantana camara
2)    Golongan gulma Monocotyledoneae (berkeping satu), contoh: Imperata cylindrical, Panicum repens, Dactyloptenium sp., Eragrostis amabilis, Cynodon dactylon, cyperus rotundus, dll.
3)    Golongan gulma Pteridophyta (pakis-pakisan), contoh: Neprolepsis bisserata.
f.      Penggolongan berdasarkan Perkembangbiakan Gulma
Berdasasarkan perkembangbiakan (reproduksi) maka gulma dapat dikelompokkan  menjadi beberapa golongan  yaitu:
1)    Melalui biji
Sebagian besar  gulma berkembangbiak dengan biji  dan menghasilkan jumlah biji yang sangat banyak seperti biji pada Amaranthus spino  sus, Cynodon dactylon, Eragrostis amabilis.
2)    Stolon
Adapula gulma yang dapat membentuk individu baru  dengan  stolon yaitu bagian batang menyerupai akar yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon, dll.
3)    Rhizome (akar rimpang)
batang beserta bagian-bagiannya yang manjalar di dalam tanah, bercabang-cabang, tumbuh mendatar dan pada ujungnya atau pada buku dapat muncul tunas yang membentuk individu baru. Contoh: Imperata cylindrica.
4)    Tuber (umbi)
Umbi merupakan pembengkakan  dari batang atupun akar yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbun makanan cadangan, sehingga umbi tersebut bisa membesar. Pada beberapa bagian dari umbi tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari gulma tersebut. Contoh: Cyperus rotundus, Cyperus irinaria, dst.
5)    Bulbus (umbi lapis)
Bulbus termasuk umbi yang merupakan tempat menyimpan makanan cadangan tetapi bentuknya  berlapis-lapis. contoh: Allium veneale (bawang-bawang).
6)    Dengan daun
Pada beberapa jenis gulma juga dapat berkembangbiak dengan  daunnya yang telah dewasa. Daun ini berbentuk membulat ataupun oval, pada pinggir daun bergerigi atau terdapat lekukan yang nantinya tempat muncul tunas menjadi individu baru. Contohnya: Calanchoe sp (cocor bebek),  Ranunculus bulbasus.
7)    Runner (Sulur)
Stolon yang keluar dari ketiak daun dimana internodianya (ruas) sangat panjang, membentuk tunas pada bagian ujung. Contoh: Eichornia crassipes.
8)    Spora.
Gulma berkembang biak dengan spora, dimana  spora ini bila telah matang  dapat diterbangkan oleh angin. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-pakuan seperti: Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp, dll. Dari penggolongan tersebut diatas dapat diketahui suatu populasi gulma di suatu areal agribisnis tanaman buah semusim biasanya yaitu melalui identifikasi sebarapa  banyak, dan berapa jenisnya.
4.    Perilaku gulma
Kebaradaan  gulma disekitar tanaman buah semusim tidak dapat dihindarkan, apalagi lahan pertanaman buah semusim tersebut tidak dikendalikan dengan benar maka akan terjadi persaingan. Ada beberapa jenis persaingan antara lain:
a.    Persaingan antara gulma dan tanaman yang dibudidayakan
b.    Persaingan untuk Cahaya
c.     Persaingan untuk Nutrisi
d.    Persaingan untuk Air
e.    Persaingan untuk CO2
5.    Pengamatan Gulma
Pengamatan yang harus dilakukan pada gulma yang ada dikebun dapat melalui pengamatan morphologis, perkembangbiakan, maupun siklus hidupnya  yaitu melakukan idenetifikasi terlebih dahulu, baru kemudian menentukan jenis dan jumlah gulmanya.
Pengamatan bisa dilakukan pada sebuah populasi atau sampel. Sampel adalah bagian populasi yang terpilih untuk diteliti dimana ciri dan kharakteristiknya dianggap mewakili populasi tersebut. Ada beberapa cara penarikan sampel diantaranya adalah pengamatan secara teratur dengan menentukan beberapa tanaman contoh sebagai obyek pengamatan yang mewakili tanaman lainnya, atau secara acak (random).
Salah satu  cara penentuan tanaman contoh untuk diamati, adalah secara diagonal, yakni tanaman yang diamati berada pada garis diagonal didalam petak/blok pengamatan yang telah terlebih dahulu ditentukan. Petak-petak pengamatan ini dibuat dengan memperhatikan kondisi keseluruhan populasi tempat pengambilan data sehingga peletakan dari petak-petak pengamatan yang dibuat harus tersebar pada seluruh areal. Penentuan ukuran petak-petak pengamatan ini dengan menggunakan kurva spesies area. Ukuran petak contoh yang dibuat sebesar 2 x 2 m sebanyak 20 plot untuk tiap luasan pertanaman Jeruk.Pengamatan yang harus dilakukan pada gulma yang ada dikebun dapat melalui pengamatan morphologis, perkembangbiakan, maupun siklus hidupnya  yaitu melakukan idenetifikasi terlebih dahulu, baru kemudian menentukan jenis dan jumlah gulmanya.
Pelaksanaan kegiatan identifikasi gulma dalam rangka melihat jenis gulma apa saja yang tumbuh dan berkembang di kebun antara lain sebagai berikut:
a.    Menyiapkan format pengamatan yang berisi tentang: Nama Latin, Nama Umum, Akar, Batang, Daun, Bunga, Tinggi, Habitat, Siklus hidup, Perkembangbiakan, Kerugian yang ditimbulkan, dan gambar gulma  (format identifikasi morfologi gulma) 
b.    Setelah data morfologi gulma diperoleh kemudian dicocokkan dengan buku identifikasi gulma. Baru kemudian kita bisa menentukan nama gulma tersebut
c.     Melakukan kegiatan inventarisasi yaitu: Kegiatan utk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan gulma,  gulma hasil identifikasi diinventarisasi  dengan format inventarisasi gulma ( Format inventarisasi gulma)
6.    Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanaan di lapangan (faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis), dan kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya.
a.    Konsep Ambang ekonomi
Pengendalian gulma dilakukan dengan pen­dekatan konsep ambang ekonomis. Artinya, sela­ma kerugian yang ditimbulkan oleh kehadiran gulma tersebut masih lebih kecil dari biaya yang harus dikeluarkan untuk pengendaliannya maka pengendalian tidak perlu dilakukan. Untuk mendapatkan hasil pengendalian yang baik, perlu diterapkan sistem pengendalian ter­padu. Hal tersebut dilakukan dengan pengelolaan populasi gulma yang memanfaat­kan semua teknik pengendalian yang sesuai-se­kompatibel mungkin. Hal ini bertujuan untuk mengurangi populasi gulma dan mempertahankannya di bawah ambang populasi gulma yang dapat mengakibat­kan kerusakan ekonomi.
b.    Cara dan Waktu Pengendalian
Pengendalaian gulma dapat dilakukan dengan banyak cara tetapi pada umumnya dibedakan menjadi teknik pengendalian gulma secara mekanis/fisik, teknik pengendalian gulma secara kimia dengan menggunakan herbisida, dan pengendalian secara terpadu.
1)    Teknik pengendalian gulma secara mekanis /fisik
a)    Teknik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
·         Pengendalian gulma dengan cara dicabut 
Pengendalian gulma dengan cara ini biasa jarang dilakukan di agribisnis besar kecuali pada agribisnis rakyat yang pemilikan luasan kebunnya relatif sempit. Cara ini dapat dilakukan di sekitar pohon tanaman buah semusim dan biasanya kombinasi dengan pemakaian alat tangan.
·         Pengendalian dengan cara dikored
Pengendalian gulma dengan cara dikored ini menggunakan alat berupa kored dan sangat praktis dilakukan pada tempat yang tidak terjangkau dengan alat berat maupun herbisida terutama di antara barisan tanaman atau pada bedengan. Pengendalian gulma dengan cara ini juga hanya efektif pada jenis gulma semusim/setahun atau dua tahunan dan tidak efektif pada jenis gulma tahunan yang mempunyai organ perbanyakan vegetatif. Cara ini hanya memotong bagian gulma yang ada di atas tanah, sehingga organ perbanyakan vegetatif gulma yang berada di dalam tanah dapat tumbuh kembali di lahan tersebut.
·         Pengendalian gulma dengan cara dipotong dengan sabit atau dengan mesin pemotong rumput
Pengendalian gulma dengan cara ini hanya bersifat untuk merapikan tumbuhnya gulma. Pengendalian ini harus dilakukan secara berulang-ulang dengan interval waktu minimal satu bulan sekali atau 2 minggu sekali terutama pada musim penghujan.
·         Pengendalian gulma dengan cara dicangkul
Pengendalian gulma dengan cara dicangkul atau dibajak merupakan pengendalian yang cukup praktis pada jenis gulma semusim/setahun, dua tahun dan tahunan. Pengendalian gulma dengan cara ini dapat dilakukan pada saat melakukan pembukaan lahan atau pengolahan tanah dan saat lahan sudah ada tanaman budidaya dapat dilakukuan dapat  dengan cara penyiangan menggunakan cangkul saja. Pengendalian gulma jenis semusim/setahun dengan cara dicangkul atau dibajak ini cukup dengan mencangkul bagian gulma yang berada di atas tanam saja. Sedangkan untuk gulma dua tahunan dapat dilakukan dengan mencangkul bagian gulma yang ada di atas tanah dan mahkotanya. Jenis gulma ini dapat dilakukan dengan mencangkul bagian gulma yang berada diatas tanah.
b)    Peralatan yang digunakan
Sebelum kita melakukan pengendalian gulma baik secara mekanik, hendaknya kita persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan pengendalian gulma tersebut. Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengendalian secara mekanis diusahakan alat tersebut dalam keadaan baik dan siap pakai, agar dalam melakukan kegiatan tidak terajdi kendala yang diakibatkan kurang baiknya alat yang digunakan. Dalam melaksanakan pengendalian gulma,  hendaknya kita mengetahui cara-cara pelaksanaan pengendalian gulma tersebut seperti: mencabut gulma, mengored gulma, mencangkul gulma dan mengoperasikan mesin pemotong rumput. Adapun peralatan mekanik dapat dilihat dalam gambar  berikut
c)    Waktu pengendalian
Pada pertumbuhan tanaman terdapat suatu periode yang peka terhadap gangguan dari luar, dalam hal ini peka terhadap oleh gangguan dari guima, periode tersebut dikatakan dengan periode kritis. Tumbuhnya gulma disekitar tanaman baik dalam jumlah sedikit maupun banyak akan mempengaruhi sekali terhadap pertumbuhan mau hasil akhir dari tanaman budidaya. Dengan demikian pada periode kritis tersebut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya hendaknya dilakukan pengendalian agar tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Kita harus mengetahui saat priode kritis suatu tanaman, agar dapat menentukan saat melakukan pengendalian gulma yang paling tepat dan mendapat hasil yang sangat efektif. Periode kritis pada tanaman terbagi dalam beberapa fase diantaranya yaitu awal pertumbuhan, pembentukan promordia bunga, pembungaan dan pembentukan buah serta pembesaran buah. Gulma yang menyerang pada awal pertumbuhan akan mengakibatkan menurunnya laju pertumbuhan tanaman. Pada fase pembentukan promordia bunga, gulma dapat mengurangi jumlah bunga yang terbentuk, sedangkan pada pembungaan dan pembentukan buah serta pembesaran buah gulma dapat mempengaruhi terhadap jumlah bunga yang terbentuk menjadi buah. Pada pembesaran buah, gulma sangat berpengaruh terhadap kualitas buah yang dihasilkan. Gulma yang tumbuh disekitar tanaman sangat mempegaruhi sekali dalam fase-fase tersebut, hal ini disebabkan karena gulma dengan tanaman yang dibudidayakan akan bersaing dalam penerimaan bebagai unsur, baik itu cahaya, air maupun unsur hara, akibatnya keberadaan gulma pada periode kritis tanaman budidaya tersebut akan berpengaruh terhadap keberlangsungan pertumbuhan tanaman. Pengendalian gulma yang dilakukan pada periode kritis akan memberikan keuntungan diantaranya yaitu, dalam frekuensi pengendalian gulma akan sangat terbatas pada masa periode kritis tersebut. Hal ini akan mengurangi dalam biaya produksi untuk pengendalian gulma.
2)    Pengendalian secara kimia
Pengendalian gulma secara kimia Untuk tanaman buah semusim jarang dilakukan namun untuk menambah wawasan peserta didik akan diberikan secara garis besar.
Pengendalian secara kimia biasanya menggunakan herbisida, cara ini mempunyai kelebihan diantaranya:
·       Lebih menghemat dalam waktu pelaksanaan pengendalian
·       Tidak memperlukan banyak tenaga kerja.
Kelemahannya dari cara ini antara lain:
·       Apabila pengetahuan dan teknik pengendalian kurang menimbulkan dampak negate terhadap lingkungan
·       Terjadinya sifat ketahanan gulma
·       aplikasi herbisida tidak dapat menjangkau pada tempat tumbuhnya gulma diseputar lubang tanam atau tajuk tanaman utama.
Herbisida dibagi menjadi beberapa kelopok antara lain:
a)    Herbisida berdasarkan cara kerjanya  dapat dibedakan:
-          Herbisida kontak dan                             -      Harbisida sistemik
b)    Herbisida selektif 
-          Selektifitas Fsiologis                              -      Selektivitas Posisional
-          Selektivitas Fisik                                    -      Selektivitas karena teknik Aplikasi
c)    Herbisida menurut sifat dan kimiawinya
-          Herbisida an-organik                             -      Herbisida organik
d)    Dosis herbisida dan kalibrasi alat semprot
·         Dosis
Dosis herbisida/ha yang digunakan untuk pengendalian gulma sangat tergantung dari jenis gulma sasaran. Untuk kepraktisan di lapangan, dosis tersebut harus dikonversi menjadi konsen­trasi dan volume larutan semprot. Untuk keperlu­an tersebut, terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi alat semprot, nozel, dan kecepatan jalan untuk mengetahui kebutuhan volume semprot per ha. Selanjutnya, konsentrasi larutan semprot dihitung dengan memakai data dosis per ha dan kebutuhan volume larutan semprot per ha.
·         Kaliberasi
Untuk memperoleh hasil penyemprotan yang efektif dan efisien, sebelum dilakukan penyem­protan herbisida di lapangan perlu dilakukan kalibrasi alat. Tujuannya agar diperoleh dosis dan konsentrasi yang tepat sesuai dengan rekomen­dasi. Alasan dilakukannya kalibrasi pada alat ini sebagai berikut.
-          Kecepatan jalan penyemprot sangat dipengaruhi oleh kondisi areal yang akan disemprot.
-          Alat (terutama nozel) akan mengalami keausan setelah pemakaian beberapa kali sehingga volume semprot berubah.
Berikut adalah contoh kalibrasi untuk mengetahui volume semprot (liter/ha blanket).
·         Ukur lebar semprotan rata-rata (m) (=A)
·         Ukur jarak jalan (m) oleh operator selama 1 menit (=B)
·         Ukur output semprot atau flow rate (liter/menit) pada tekanan pompa optimum (1 kg/cm2) (=C)
Volume semprot (D) diperoleh dengan menggu­nakan rumus sebagai berikut.


Contoh perhitungan:
A     =   rata-rata lebar semprotan yaitu 1,5 m.
B     =   rata-rata jarak jalan operator semprot adalah 8,o m per 10 detik (48,0 m/menit).
C     =   rata-rata output semprotan yaitu 1,6 liter/menit.
D     =   volume semprot (1/ha)





Selanjutnya, kebutuhan bahan herbisida untuk satu tangki alat semprot (Solo atau RB 15) yang berisi 15 l dapat dihitung bila dosis herbi­sida telah ditentukan. Contoh perhitungan:
Pemakaian Amyphosate 480 AS untuk penyemprotan alang-alang sheet membutuhkan dosis 6,01/ha blanket, sedangkan volume semprot 222 lt/ha blanket. Berapakah Amyphosate 480 AS yang dibutuhkan dalam volume 15 lt(volume isi tangki alat semprot) ?
Kebutuhan Amyphosate 480 AS



 = 405 ml
e)    Peralatan dalam Pengendalian Bahan kimia
Pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
-          Sprayer manual                                           -      Sprayer tenaga mesin
f)     Waktu Aplikasi Herbisida
·       Waktu aplikasi herbi­sida pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut:
-            Herbisida pra-tumbuh (pre-emergence herbicides), yakni herbisida yang diaplikasikan sebelum gulmanya tumbuh
-            Herbisida pasca-tumbuh (post-emergence herbicides), yakni herbisida yang diaplikasikan sesudah gulma tumbuh
-            Herbisida pasca tumbuh awal (early post emergence) yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh hingga awal pertumbuhan gulma (gulma berdaun 3 - 4 helai)
·       Dilihat dari tanaman pokoknya, saat aplikasi herbisida antara lain sebagai berikut.
-            Disebut aplikasi pra-tanam (pre planting) apabila herbisida diaplikasikan sebelum penanaman dilakukan.
-            Aplikasi pasca-tanam (post planting) apabila herbisida diaplikasikan di lahan yang sudah ada tanamannya.
7.    Perencanaan Usaha Pengendalian gulma
Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembangan daripada tindakan yang paling paling baik/menguntungkan untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam usaha pengendalian gulma adalah meminimalkan kondisi pertanaman buah semusim tidak terjadi persaingan dengan gulma sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman buah semusim diperoleh secara optimal, serta pelaksanaan pengendalian gulma dapat dilakukan secara efektif dan efiesien dalam menggunakan sumber daya sehingga secara ekonomis menguntungkan perusahaan dan secara umum berdapak positip kepada lingkungannya.
Perencanaan usaha pengendalian gulma meliputi beberapa kegiatan antara lain:
a.    Merencanakan pengambilan dan pengumpulan data Kualitas dan  kuantitas serangan (seperti:jenis-jenis gulma yang dominan  dan berpotensi merugikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah semusim, dan jumlah serangan dari masing-masing jenis gulma).
b.    Menginventarisasi, menganalisis dan menetapkan data/informasi tentang kualitas dan kuantitas serangan gulma
c.     Menentukan cara, jumlah, waktu, dan metode pemberantasan gulma yang berpotensi merugikan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman buah semusim. (format )
d.    Merencanakan pelaksanaan pengendalian gulma dengan cara, jumlah, waktu,  dan metode pemberantasan gulma yang telah ditetapkan
e.    Memberikan perencanaan solusi-solusi apabila terjadi masalah-masalah.
f.      Melakukan pelaporan hasil perencanaan pengendalian gulma (Format  )
g.    Mengevaluasi perencanaan yang telah dilakukan
8.    Pengendalian gulma/menyiang pada tanaman buah semusim
a.    Pengendalian gulma pada tanaman semangka
Pengendalian gulma atau sering disebut menyiang pada budi daya semangka bisa dibedakan berdasarkan penggunaan MPHP dan tanpa penggunaan MPHP. Pengendalian gulma/penyiangan pada lahan yang tanpa menggunakan MPHP biasanya dilakukan dengan kegiatan pendangiran dengan tujuan menutup dengan tanah pada bagian perakaran akibat  dari  erosi  penyiraman dan hujan, selain meningkatkan tanah disekitar perakaran menjadi lebih gembur.Perlu diperhatikan jangan sampai melakukan pendangiran melukai akar tanaman karena dapat menyebabkan infeksi bibit penyakit. Pengendalian gulma/penyiangan  dilakukan minimal 2 kali per musim tanam,untuk yang tanpa MPHP frekuensinya relatif lebih tinggi. Gulma yang biasa tumbuh antara lain: bayam duri (Amaranthtus  sp.),badotan (Ageratum conyzoides),krokot (Portulaca oleracea), rumput belulang (Eleusine indica), rumput grintingan (Cynodon dactilon), rumput pahit (Paspalum sp.), dan teki (Cyperus sp.).



SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...