Kegiatan Pembelajaran 12. Melaksanakan Pemangkasan
Tanaman Buah Semusim
URAIAN
MATERI
1.
Bentuk tajuk tanaman
Tajuk adalah keseluruhan
bentuk dan kelebaran maksimal tertentu dari ranting dan daun suatu tanaman
secara visual atau keseluruhan bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan
tanah yang menempel pada batang utama. Bentuk tajuk ditentukan oleh proses
adaptasi dan bagaiman suatu individu bertahan hidup ditempatnya tumbuh.
Pengukuran terhadap tajuk dipakai untuk mendekati kesehatan suatu tumbuhan dan
efisien fotosisntesis yang dilakukan. Bentuk tajuk bermacam-macam dan sering kali khas untuk kelompok tumbuhan
tertentu antara lain: berbentuk perdu,
pohon, menjalar/merambat dll. Tanaman
buah semusim kebanyakan mempunyai bentuk tajuk merambat artinya bahwa
perkembangan cabang tanaman dapat tumbuh pada kesegala arah sehingga perlu
direncanakan untuk tempat tumbuhnya tajuk, apakah cabangnya akan di biarkan
menyebar, satu arah, atau diarahkan keatas (dibuatkan para-para/turus) ini
semua mempunyai.
2.
Pemangkasan secara umum
a. Tujuan Pemangkas
1) Memberikan keleluasaan masuknya cahaya kepada tanaman secara merata guna
merangsang pembentukan bunga
2) Memperlancar aliran udara, sehingga proses penyerbukan bisa berlangsung
secara intensif.
3) Menghindarkan kelembaban yang berlebihan.
4) Membuang semua cabang yang tidak produktif sehingga zat-zat hara dapat
disalurkan kepada cabang-cabang yang produktif
Melakukan pemangkasan tanaman, berarti kita harus memotong atau membuang
bagian – bagian tertentu dari tanaman dengan sedemikian rupa, sehingga tujuan
dari pangkasan dapat tercapai. Untuk mempermudah penentuan bagian-bagian mana
yang perlu dilakukan untuk dipangkas, kiranya perlu ditinjau lebih dulu mengenai
system pangkasan yang digunakan.
b.
Sistem Pemangkasan
1) Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan ini dilakukan
untuk membentuk pohon tersebut mempunyai kerangka (frame) pohon yang tidak
terlalu tinggi, mendapatkan percabangan yang kuat serta merata kesegala arah,
terbentuknya tanjuk yang ideal dan dapat pula mempercepat tanaman tersebut
berbuah. Agar tanaman tidak tumbuh begitu tinggi, maka perlu adanya pemangkasan
pucuk (pemenggalan), guna menghentikan pertumbuhan ke atas dan memberikan
kesempatan cabang-cabang primer (samping), bisa memanjang. Dengan cara tersebut
akan diperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang bertambah luas dan melebar.
2) Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan
pemeliharaan merupakan pemangkasan yang bertujuan untuk mengurangi rimbunya
pohon atau tumnbuhnya cabang – cabang baru yang tidak dikehendaki, dengan
demikian sinar matahari dapat masuk serta dapat diterima dengan cukup, hal ini
sangat berpengaruh terhadap tanaman, karena tanaman tersebut bisa terhindar
dari tumbuhnya cendawan dan jamur yang dapat merusak pertumbuhan tanaman. Pemangkasan pemeliharaan ditujukan untuk mempertahankan habitus pohon yang
telah dibentuk, agar bentuk pohon tetap baik dengan percabangan yang seimbang,
sehingga distribusi daun tetap merata.
3) Pemangkasan Peremajaan
Pemangkasan
peremajaan merupakan bagian pemangkasan yang bertujuan untuk memperlakukan
tanaman yang sudah tua dan tanaman yang tidak berproduktif menjadi muda tanpa
melakukan penanaman kembali.
c. Identifikasi
bagian tanaman yang akan di pangkas
Sebelum kegiatan pemangkasan dilakukan sebaiknya
perlu dipersiapkan bahan dan dan alat yang akan digunakan agar pelaksanaan
pemangkasan dapat berjalan dengan benar. Berbagai bentuk cara pemangkasan yang
dapat dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan vegetatif maupun generatif khususnya buahnya dapat diperoleh
maksimal. Langkah-langkah dalam mengidentifikasi bagian
tanaman yang akan dipangkas misalnya tanaman semangka atau stroberi antara lain:
1) Melihat Umur tanaman atau bentuk pisik tanamannya
sehat
2)
Berapa cabang yang akan di pelihara
3)
Cabang-cabang mana yang perlu dipertahankan
4)
Ruas ke berapa pertumbuhan tanaman harus
dibatasi
3.
Pemangkasan
cabang pada tanaman semusim/ semangka
Pemangkasan banyak
dilakukan dengan manual guna mengatur masa pertumbuhan (vegetatif) tanaman. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang bersih dan percabangan
teratur sehingga pemanfaatan cahaya matahari dapat lebih efisien. Tanaman semangka secara alami
mempunyai percabangan yang banyak. Cabang-cabang yang banyak ini menyebabkan pertumbuhan generatif atau
pembentukan buah akan terhambat karena tanaman terlalu banyak
menghasilkan
cabang dan daun. Daun yang terlalu banyak, bahkan saling menutupi,
mengakibatkan sirkulasi karbon dioksida
dan oksigen rendah, cahaya matahari terhalang sehingga
mengganggu proses pemasakan makanan (fotosintesis). Zat makanan yang dihasilkan
lebih banyak untuk mesuplai kebutuhan pembentukan tunas dan cabang sehingga buah yang dihasilkan
kecil-kecil. Dampak negatif lainnya kondisi di sekitar tanaman menjadi lembab
sehingga tanaman
lebih mudah terserang penyakit. Untuk itu perlu dilakukan pemangkasan pemeliharaan
yaitu pemangkasan cabang utama dan pemangkasan cabang sekunder.
a.
Pemangkasan
cabang utama
Untuk menghasilkan buah yang besar,
jumlah percabangan harus dikurangi dengan jalan pemangkasan. Berdasarkan basil penelitian, tanaman semangka dapat
berproduksi optimal bila dipelihara, 3-4 cabang utama per tanaman. Namun,
untuk memudahkan perawatan, sebaiknya cukup dipelihara, 3 cabang utama. Pemangkasan cabang utama pada
semangka non-biji ada, 2 macam cara, yaitu pemangkasan titik tumbuh dan
pemangkasan dengan
seleksi cabang.
1) Pemangkasan titik tumbuh. Setelah 7-10 HST,
tunas-tunas tanaman mulai tumbuh.
Pada, kondisi ini, jumlah daun berkisar 4-5 helai daun sejati dengan satu titik tumbuh. Potonglah titik
tumbuh ini dengan gunting yang
telah dibersihkan dan direndam larutan
fungisida
atau menggunakan
dua jari (ibu dan jempol) yang sebelum dan sesudah memotong disterilkan dengan
fungisida. Setelah pemangkasan selesai, semprotlah tanaman dengan fungisida agar luka
bekas pemangkasan tidak terinfeksi penyakit. Seminggu
Setelah pemangkasan, tunas-tunas bakal percabangan baru muncul secara serentak di setiap ruas tanaman. Setelah percabangan ini tumbuh
sekitar 20 cm, lakukan pemangkasan lagi dengan menyisakan 3 cabang yang sehat daan kekar. Ada cara lain untuk
menentukan 3 cabang yaitu bibit dibiarkan tumbuh 5 daun setelah itu pucuk tanaman pokok dipangkas
dari kelima daun tersebut pada ruasnya akan keluar tunas, dibiarkan beberapa
hari kemudian diseleksi dan diplih cabang yang sehat dan kekar. Cabang-cabang ini yang dipelihara
sebagai cabang utama. Kelebihan dari sistem pemangkasan ini adalah cabang-cabang yang dihasilkan sama
besar sehingga buah-buah yang akan dihasilkan juga sama di setiap
percabangan. Sistem pemangkasan model ini ditujukan terutama untuk
pemeliharaan lebih
dari satu buah per tanaman.
2) Pemangkasan dengan seleksi cabang
Selain
pemangkasan titik tumbuh, pemangkasan cabang dapat dilakukan dengan seleksi cabang. Pada umur 14-18
HST, cabang-cabang diseleksi dan dipilih
3 cabang terbaik. Cabang yang
tidak diinginkan
dipangkas dengan gunting atau pisau steril. Model pemangkasan seperti ini biasanya ditujukan untuk
pemeliharaan satu buah per tanaman. Pada umumnya,
cabang paling tengah (cabang induk) merupakan cabang yang paling kekar.
Biasanya buah yang
dipelihara berasal dari cabang ini.
b. Pemangkasan Cabang sekunder
Pemangkasan cabang sekunder dilakukan
bila pertumbuhan cabang sekunder, terutama di bawah buah, terlalu subur.
Cabang sekunder di bawah daun ke-14 dipangkas dan disisakan 2 daun pada
setiap cabang. Apabila tidak dipangkas, cabang sekunder akan menyerap suplai makanan
lebih banyak daripada buah. Pemangkasan cabang juga dilakukan bila cabang
sekunder tumbuh tepat di ketiak buah yang dipelihara. Apabila
cabang sekunder tumbuh di atas ruas buah dan buah tersebut sudah cukup besar maka cabang sekunder
tersebut dapat dibiarkan tumbuh. Pada
umumnya, tanaman semangka memiliki pertumbuhan yang sangat kuat. Oleh karena itu,
cabang-cabangnya sering terlalu panjang (>3,5 m)
sehingga melewati batas petak penanaman pada baris di seberangnya. Untuk sedikit
menghambat pertumbuhannya, Ujung cabang ditekan sedikit dengan jari, tetapi tidak sampai putus atau
kalau terlalu subur ujungnya dipotong dengan pisau atau gunting yang steril. Cara lain agar percabangan tidak
memanjang maka pada cabang yang ke 32 dilakukan pemangkasan. Kalau Ujung percabangan ini tidak dihambat dapat
mengganggu percabangan tanaman
lainnya dalam mendapatkan cahaya matahari.
4.
Prinsip pemangkasan
Prinsip pemangkasan adalah: pelaksanaan
pemangkasan harus tepat waktu dan bagian cabangnya harus benar. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan : 1) pemangkasan cabang
jangan tepat pada ruasnya, 2) tidak melakukan pemangkasan sedang dalam
kondisi hujan, 3) jumlah jabang yang dipelihara harus dipertahankan sehingga sisanya harus di
pangkas, 4 Sebelum dan setelah selesai
melakukan pemangkasan alatnya harus disterilkan, 5 setelah selesai melakukan
pemangkasan dilakukan penyemprotan fungisida.
5. Pembersihan lahan dan Pengontrolan penyinaran
Setelah
pemangkasan selesai dilakukan segera melakukan pengontrolan apakah hasil
pangkasan masih ada yang ketinggalan di lahan, lakukan pengumpulan semua hasil
pangkasan hal ini untuk menjaga kebersihan lahan. karena kalau ada yang
tertinggal bisa menjadi sumber penyakit. Hasil
pangkasan di dikumpulkan dan dibuang dari areal tanaman sesuai prosedur
perusahaan. Bahan sisa pemangkasan dapat
juga digunakan sebagai kompos. Pengontrolan dilahan perlu dilakukan dan dicatat
dalam rangka melihat kondisi pertanaman, hasil pengotrolan segera
ditindaklanjuti dan tempat mana yang masih perlu perlakuan pemangkasan, hal ini penting karena dengan rimbunnya
tanaman banyak permukaan daun yang tidak dapat penyinaran langsung oleh
matahari bisa berakibat meningkatnya kelembaban dilingkungan tersebut dan bisa
mengundang berbagai penyakit juga proses potosistesis tidak berjalan optimal
karena daun banyak yang tumpang tindih sehingga bisa berpengaruh pada kualitas
dan kuantitas buah.