KELAS
DARING
KELAS XI
SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK
NEGERI 2 BAGOR
NAMA KELAS :
XI
NAMA GURU : ERIK RENADA, S.Pd
JUDUL MATERI : Menganalisis isi dan kebahasaan
dalam drama
MATERI :
Menganalisis isi drama
Tema adalah gagasan umum dalam suatu drama yang disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca atau penonton. Tema juga dapat diartikan sebagai inti
atau ide dasar sebuah drama. Dari ide dasar itulah kemudian drama itu
terbangun. Tema merupakan pangkal tolak pengarang atau sutradara dalam
merangkai cerita yang diciptakannya.
Tema drama merujuk
pada sesuatu yang menjadi pokok persoalan yang ingin diungkapkan oleh penulis
naskah. Berdasarkan keluasan tema itu dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yakni tema utama dan tema tambahan.
1.
Tema utama adalah
tema secara keseluruhan yang menjadi landasan dari lakon drama.
2.
Tema tambahan
merupakan tema-tema lain yang terdapat dalam drama yang mendukung tema utama.
Tema-tema itu
biasanya tidak disampaikan secara eksplisit. Setelah menyaksikan seluruh adegan
dan dialog antarpelaku dalam pementasan drama, kita akan dapat menemukan tema
drama itu. Kita harus menyimpulkannya dari keseluruhan adegan dan dialog yang
ditampilkan.
Walaupun tema dalam
drama itu cenderung “abstrak”, kita dapat menunjukkan tema dengan menunjukkan
bukti atau alasan yang terdapat dalam cerita. Bukti-bukti itu dapat ditemukan
dalam narasi pengarang, dialog antarpelaku, atau adegan atau rangkaian adegan
yang saling terkait.
Menganalisis Kebahasaan dalam Drama yang Dibaca atau Disimak
Drama merupakan karya fiksi
yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa
dialog atau tuturan langsung
para tokohnya. Ada kalimat-kalimat
tidak langsung, ada pula pada bagian
prolog dan epilognya.
Fitur-fitur
kebahasaan pada drama memang memiliki
banyak kesamaan dengan drama.
Drama pun menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak
pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.
Lain halnya dengan bagian dialognya, yang
kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan
kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama di atas bahwa kata-kata
ganti yang dimaksud adalah saya, kami, kita, Anda. Adapun kata sapaannya adalah panembahan.
Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari,
dialog dalam teks drama sering kali menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di
dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari
kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Berikut contoh-contohnya.
•
Ah, ya!
•
Ampun seribu ampun!
•
Bagus! Bagus!
•
Atas dasar kekuatan!
•
Jangan khawatir
•
Jangan
sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan.
• Sri......... Ratu Dara?
•
Bagaimanakah keadaan mereka?
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri
kebahasaan sebagai berikut.
1.
Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).
Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2.
Banyak menggunakan kata kerja yang
menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan,
menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3.
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan
sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh.
Contoh:
merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
4.
Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk meng-
gambarkan tokoh, tempat, atau suasana.
Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.