Selasa, 31 Maret 2020

PEMBIAKAN TANAMAN KELAS X ( DAMAYANTI R. SP )


KELAS DARING
KELAS XI SEMESTER GENAP 2019/2020
SMK NEGERI 2 BAGOR

MAPEL                  : Pembiakan Tanaman
Nama Guru           : Damayanti Ratnasari
Kelas                     : X ATPH 1-3


A.    Uraian Materi
1.     Pengertian dan tujuan penyambungan.
Salah satu cara perbanyakan secara vegetatif adalah melalui teknik penyambungan. Prinsip dasar dalam penyambungan adalah menyambung batang bawah dengan batang atas dari tanaman lain yang sejenis, sehingga akan diperoleh tanaman baru yang sifatnya lebih unggul.

Dalam proses penyambungan harus diperhatikan tanaman yang akan disambungkan, harus diketahui batang yang baik untuk batang bawah dan batang atas. Batang bawah berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, antara lain: tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedangkan batang atas diambil dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat hasil yang diinginkan.

Teknik penyambungan dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu grafting dan budding.
a.     Grafting adalah penyatuan antara batang (sepotong cabang dengan dua atau tiga mata tunas vegetatif) dengan batang yang terpisah atau dengan bagian pangkal akar yang terpisah untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu baru.
b.     Budding adalah bentuk grafting yang khas karena hanya satu tunas (budding) digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari batang bawah.Budding lebih dikenal dengan okulasi atau penempelan.

Adapun tujuan dari penyambungan adalah untuk memperoleh tanaman yang dapat mewarisi sifat-sifat baik dari kedua induknya. Misalnya ada tanaman mangga yang memiliki rasa buah yang manis tetapi tanaman tersebut tidak memiliki perakaran yang kuat maka tanaman tersebut dapat disambungkan dengan tanaman lain yang memiliki perakaran yang kuat. Tentunya tanaman dengan perakaran yang kuat dijadikan sebagai batang bawahnya.

2.     Bahan pembibitan (pohon induk, batang bawah, dan batang atas)
Bahan pokok yang digunakan untuk melakukan penyambungan baik grafting maupun budding adalah pohon induk, batang bawah, dan batang atas.

a.     Pohon Induk
Pohon induk adalah tanaman pilihan yang dipergunakan sebagai sumber untuk perbanyakan tanaman, baik yang berasal dari biji atau hasil perbanyakan vegetatif.

Dalam perbanyakan vegetatif tanaman buah, pohon induk digunakan sebagi sumber batang atas (entres). Batang atas ini dapat berupa mata tunas tunggal yang digunakan dalam tehnik okulasi ataupun berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas atau ranting dengan tunas pucuk yang digunakan dalam sambungan (grafting).

Salah satu kelebihan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Sehingga pohon induk yang akan dipergunakan sebagai sumber perbanyakan harus memiliki kriteria tertentu agar menghasilkan bibit yang unggul.  Induk yang baik merupakan faktor pertama yang harus diperhatikan dalam memperbanyak tanaman.  Faktor inilah yang dapat dijadikan acuan tentang kemungkinan sifat-sifat yang akan diwariskan.  Dengan menggunakan cara perbanyakan vegetatif maka secara genetis bibit yang dihasilkan dapat dipastikan memiliki sifat yang sama dengan induknya. 

Pohon induk yang akan dipergunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1)     Memiliki nama dan asal usul yang jelas
2)     Memiliki sifat unggul dalam produktifitas maupun kualitas
3)     Sehat , tidak terserang organisme pengganggu tanaman (OPT)
4)     Memiliki fenotip yang baik
5)     Tanaman telah cukup umur, tidak terlalu muda atau terlalu tua
6)     Tanaman yang berasal dari biji harus sudah berproduksi minimal lima musim, untuk mengetahui kemantapan sifat yang dibawanya
7)     Ditanam dalam kebun yang terpisah dari tanaman lain yang dapat menjadi sumber penularan penyakit atau penyerbukan silang, terutama untuk pohon induk yang akan diperbanyak secara generatif yaitu diambil bijinya

Pohon induk dapat berupa tanaman lokal atau tanaman yang diintroduksi yaitu tanaman unggulan dari dalam negeri (lokal) atau didatangkan dari luar negeri.  Cara ini biasanya dilakukan oleh para hobiis yang ingin cepat mendapatkan pohon induk. Sebagai contoh adalah introduksi varietas unggul durian dari Thailand, misalnya montong dan kani, dua jenis durian unggul dari Thailand, yang sekarang telah menjadi durian unggul nasional.  Contoh lain adalah Aglaonema dan Adenium hibrida yang berasal dari Thailand.

Selain dengan cara diatas dapat juga dilakukan dengan melakukan eksplorasi atau melacak keberbagai tempat yang diduga merupakan sentra atau banyak terdapat tanaman unggul atau tanaman unik.  Cara lain untuk mendapatkan tanaman induk adalah dengan mencari di arena kontes atau lomba.  Biasanya tanaman yang menjadi pemenang kontes atau lomba pada ajang-ajang bergengsi akan disahkan dan dilepas pemerintah sebagai varietas unggul nasional.  Contohnya adalah durian Petruk yang memenangkan lomba durian yang diadakan Dinas Pertanian Kabupaten Jepara dan belimbing Dewi yang memenangkan lomba buah unggul yang diadakan oleh Dinas Pertanian DKI.

Kebun pohon induk adalah kebun yang ditanami dengan beberapa varietas tanaman unggul untuk sumber penghasil batang atas (mata tempel atau cabang entres) untuk perbanyakan dalam jumlah besar. Umumnya yang ditanam adalah tanaman hasil perbanyakan vegetatif (okulasi, sambung, susuan, cangkok, setek) dan memenuhipersyaratan sebagai pohon induk.  Lokasi pohon induk sebaiknya tidak jauh dengan lokasi perbanyakan tanaman, untuk memudahkan pelaksanaan perbanyakan bibit. 

Ada dua sistem penanaman kebun pohon induk yaitu: (1). Kebun pohon induk sekaligus sebagai kebun produksi.  (2). Kebun pohon induk dengan jarak tanam lebih rapat, misalnya untuk tanaman durian, untuk kebun produksi biasanya berjarak tanam 10x10 m2, sedangkan pada kebun pohon induk dapat berjarak tanam 3x3 m2. 

b.     Batang Bawah
Batang bawah atau rootstock/understem adalah tanaman yang berfungsi sebagai batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran yang berfungsi mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya.  Batang bawah ini sebaiknya berasal dari tanaman yang diperbanyak dengan biji, karena memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut (1). Perkembangan sistem perakarannya lebih kuat dan dalam, karena memiliki akar tunggang, sehingga relatif lebih tahan terhadap kekeringan. (2). Penyediaan batang bawah jenis ini bisa dilakukan dalam jumlah banyak.

Bibit tanaman yang akan digunakan sebagai batang bawah sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut:
1)     Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang atasnya, sehingga batang bawah ini mampu menyatu dan menopang pertumbuhan batang atasnya.
2)     Tanaman dalam kondisi sehat.
3)     Sistem perakarannya baik dan dalam serta tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, termasuk hama dan penyakit yang ada dalam tanah.
4)     Tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang disambungkan/diokulasi.

Perawatan batang bawah seperti penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, perlu diperhatikan agar batang bawah tumbuh subur dan sehat.  Pertumbuhan yang subur dan sehat memudahkan pengelupasan kulit dan kayunya, karena sel-sel kambium berada dalam keadaan aktif membelah diri.  Proses pembentukan kalus atau penyembuhan luka berlangsung dengan baik, sehingga pada akhirnya keberhasilan sambungan atau okulasinya juga tinggi.

c.      Batang Atas
Batang atas yang biasanya disebut entres (scion) adalah calon bagian atas atau tajuk tanaman yang di kemudian hari akan menghasilkan dan berkualitas unggul.  Batang atas ini dapat berupa mata tunas tunggal yang digunakan dalam tehnik okulasi (budding) maupun berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas, atau ranting dengan tunas pucuk yang digunakan dalam sambungan (grafting).

Entres inilah yang disambungkan pada batang bawah, untuk menggabungkan sifat-sifat yang unggul dalam satu bibit tanaman.  Karena itu entres sebagai batang atas harus diambil dari pohon induk yang sudah diketahui betul sifat unggulnya.

Pohon induk mempunyai bagian yang berbeda-beda fase perkembangannya.  Bagian pangkal pohon merupakan bagian yang tertua menurut umurnya, tetapi karena terbentuk pada masa awal pertumbuhan pohon tersebut maka sel-selnya bersifat sederhana, muda (juvenile) dan sangat vegetatif.  Semakin ke arah ujung ranting, semakin muda menurut umurnya, tetapi sel-sel yang terbentuk paling akhir ini justru bersifat lebih kompleks, dewasa (mature) dan siap untuk memasuki masa berbunga dan berbuah (generatif).  Pengambilan entres dari pucuk tajuk pohon akan tetap membawa sifat dewasa atau generatif. 

Cabang yang akan dijadikan batang atas sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut:
1)     Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang bawahnya, sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal.
2)     Cabang dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit
3)     Cabang berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar yang seperti kita kehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi.
Diusahakan agar entres ini tidak bercabang-cabang, tetapi berupa cabang tunggal sepanjang kurang lebih 20-30 cm.


SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...