Kamis, 19 Maret 2020

KULTUR JARINGAN 20 MARET 2020 KELAS XI

MODUL DAN SOAL KULTUR JARINGAN KELAS XI ATPH SEMESTER DUA  / online

KD 3.7
TAHAPAN PEKERJAAN
DALAM KULTUR JARINGAN

Pada dasarnya pekerjaan kultur jaringan meliputi tiga tahap samapi penanaman kultur (culture establishment) dan tiga tahap setelah itu sebelum dipindah ke lapang, yaitu:
-       Isolasi bahan tanam (eksplan) dari tanaman induk
-       Sterilisasi eksplan
-       Penanaman eksplan pada media steril yang sesuai (culture establishment). Setelah eksplan ditanam, ada empat fase lagi yang diperlukan sampai tanaman siap ditanam di lapang, yaitu:
-       Perbanyakan propagul
-       Pengakaran
-       Aklimatisasi
-       Pemindahan tanaman ke lapang

A.   Isolasi Bahan Tanam (Eksplan)


            Isolasi bahan tanam dimulai dari pemilihan dan pemeliharaan tanaman induk. Tanaman induk yang dipilih harus sehat, bebas penyakit dan memiliki pertumbuhan yang baik. Hal ini diperlukan agar bahan eksplan yang digunakan dalam kultur jaringan tidak menjadi sumber kontaminan sehingga kondisi aseptik kultur tetap terjaga. Sebelum eksplan diambil, tanaman induk dapat diberi perlakuan, misalnya penyemprotan dengan pestisida untuk menjaga kesehatan tanaman serta diberi pupuk agar pertumbuhan vigor. Penyemprotan ZPT jenis sitokinin dan/atau pemangkasan tunas apikal dapat dilakukan pada tanaman induk jenis dikotil untuk merangsang pertumbuhan tunas lateral. Tunas lateral yang baru tumbuh ini baik digunakan sebagai bahan eksplan, bahan eksplan dengan sel-sel yang masih aktif membelah (tunas yang baru tumbuh) memiliki daya regenerasi yang tinggi.

B.   Sterilisasi Eksplan


           Berikut diberikan contoh sterilisasi eksplan yang paling sederhana. Bahan tanam yang dipilih (misalnya daun tanaman stroberi) diambil dari tanaman induk, kemudian dipotong menjadi lebih kecil dengan jalan menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan. Selanjutnya dicuci bersih dengan detergen (disikat dengan sikat gigi yang lembut) dibawah air kran yang mengalir. Selanjutnya bahan tanam direndam dengan fungisida (konsentrasi 2 gram per liter) selama 10 menit sambil digoyang. Setelah itu dibilas dengan air steril tiga kali kemudian dimasukkan dalam laminar. Dalam laminar, bahan tanam disterilisasi lagi dengan menggunakan sodium hipoklorida atau clorox. Pemutih pakaian dapat digunakan sebagai pengganti sodium hipoklorida karena bahan aktif ini terkandung di dalamnya meskipun ada pencampur lain (tidak murni). Perendaman dengan clorox dilakukan dua kali.

C.    Penanaman Eksplan


Eksplan yang sudah steril selanjutnya dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, misalnya menjadi pangkal dan ujung daun, selanjutnya ditanam pada media steril yang sudah disiapkan. Media tanam yang digunakan mengandung ZPT tertentu tergantung dari tujuan kultur. Jika yang diinginkan adalah pembentukan kalus, maka bahan eksplan ditanam pada media induksi kalus, misalnya media dengan 2,4-D. Demikian pula jika tujuannya untuk menginduksi tunas maka ditanam pada media untuk induksi tunas, misalnya media yang mengandung sitokinin atau mengandung GA3.

D.       Perbanyakan (Proliferasi) Propagul


Propagul adalah bentukan baru hasil morfogenesis yang terbentuk dari jaringan eksplan yang ditanam. Propagul dapat berupa kalus, tunas atau embrio somatik. Proliferasi tersebut dapat dilakukan dengan melakukan subkultur ke medium baru, dapat berupa medium induksi kalus untuk perbanyakan kalus dan medium induksi tunas untuk perbanyakan tunas. Proliferasi embrio somatik dilakukan dengan subkultur pada media tanpa hormon setelah sebelumnya diinisiasi pembentukannya dengan 2,4-D



E.        Pengakaran


Tahap pengakaran adalah tahap dimana tunas-tunas yang sudah tumbuh dipindahkan ke media induksi akar agar terbentuk plantlet. Pengakaran dapat dilakukan secara in-vitro (di laboratorium) atau eks- vitro (di luar laboratorium). Induksi akar secara eks-vitro dilakukan dengan jalan melakukan transplanting tunas-tunas mini ke media semi steril di luar laboratorium. Pangkal-pangkal tunas ini biasanya dicelupkan dahulu ke larutan yang mengandung auksin untuk merangsang tumbuhnya akar sebelum akhirnya ditanam pada media semisteril yang sudah disiapkan. Pengakaran eks-vitro kini banyak dilakukan, dianggap lebih efisien karena menghindarkan pekerja dari pekerjaan in-vitro yang rumit dan hati-hati.

F.         Aklimatisasi dan Pemindahan Tanaman ke Lapang



Tanaman hasil kultur jaringan  tidak  dapat  ditanam  langsung  di lapang, namun memerlukan proses adaptasi bertahap terhadap lingkungan barunya yang disebut dengan aklimatisasi. Hal ini diperlukan karena kondisi tanaman hasil kultur jaringan berbeda dengan tanaman normal di lapang. Kondisi lingkungan mikro botol kultur menyebabkan tanaman hasil kultur jaringan tidak memiliki lapisan lilin dan stomata tidak berfungsi sehingga sangat riskan jika langsung ditanam di lapang. Aklimatisasi dalam kultur in-vitro adalah suatu proses adaptasi dari tanaman hasil kultur in-vitro (plantlet) terhadap cekaman lingkungan baru sebelum ditanam di lapang. Kondisi lingkungan baru tersebut meliputi suhu, cahaya dan kelembaban. Tahap aklimatisasi ini juga merupakan tahap yang krusial dalam kultur jaringan. Kematian plantlet setelah aklimatisasi seringkali terjadi sehingga tahap ini perlu dilakukan secara hati-hati.

 

SUSULAN PAS GANJIL 2020/2021 KELAS X SELASA 15 DESEMBER 2020

  KERJAKAN SOAL SUSULAN PAS SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN BELUM KALIAN IKUTI, JANGAN MEMAKAI UCBROWSER JIKA MENGERJAKAN PAS, KARENA NILAI TID...