Kegiatan
Pembelajaran 6. Pengairan / Penyiraman
Uraian
Materi
a.
Macam-macam sumber air
Macam-macam sumber
air yang dapat digunakan untuk mengairi atau menyiram tanaman seperti : air
sungai, air waduk, mata air dan air hujan. Sumber air dalam irigasi dapat digolongkan
dalam 3 (tiga) golongan, yaitu : Mata
Air, yaitu air yang terdapat
di dalam tanah, seperti sumur, air artesis, dan air tanah. Air tersebut banyak
mengandung zat terlarut sehingga mineral bahan makan tanaman sangat kurang dan
pada umumnya konstan.
Air Sungai, yaitu air yang terdapat di atas permukaan
tanah. Air tersebut banyak mengandung lumpur yang mengandung mineral sebagai
bahan makan makanan, sehingga sangat baik untuk pemupukan dan juga suhunya lebih
rendah daripada suhu atmosfer. Air sungai ini berasal dari dua macam sungai,
yaitu sungai kecil yang debit airnya berubah-ubah dan sungai besar.
Air Waduk, yaitu air yang terdapat di permukaan tanah,
seperti pada sungai. Tetapi air waduk sedikit mengandung lumpur, sedangkan zat
terlarutnya sama banyaknya dengan air sungai. Air waduk di sisni dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu waduk alami dan waduk buatan manusia. Air
waduk juga dibedakan menjadi dua macam menurut keuntungan yang diperoleh, yaitu
waduk multi purpose atau waduk dengan keuntungan yang diperoleh lebih dari
satu. Misalnya air waduk selain untuk pertanian juga untuk perikanan,
penanggulangan banjir, pembangkit listrik dan pariwisata. Tetapi ada juga waduk
yang hanya digunakan untuk pertanian saja.
b.
Tujuan penyiraman
Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam
tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam
tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu
kehidupan tanaman.
Diskusikan tentang Tujuan penyiraman seperti yang
tertera pada tabel 25, kemudian dipresentasikan diantara siswa, disimpulkan dan dicatat sebagai bahan pembelajaran diwaktu praktik
di lapangan.
c.
Macam-macam teknik penyiraman
Salah satu faktor keberhasilan produksi pada tanaman pangan dan palawija
adalah teknik penyiraman. Teknik penyiraman yang dilakukan tergantung keadaan
tempat budidaya dan jenis tanaman pangan dan palawija yang dibudidayakan. Secara garis besar, ada tiga cara pemberian
air dalam sistem pengairan/penyiramanyaitu : pemberian air melalui permukaan,
pemberian air melalui bawah permukaan atau resapan dan pemberian air dengan
penyiraman.
Pemberian Air Melalui Permukaan
Perluapan penggenangan bebas, jika debit air besar sehingga tinggi muka
air melampaui tanah di kiri kanannya (air akan bebas meluap ke kiri dan ke
kanan).
Perluapan penggenangan terkendali, cara pemberian air dengan cara ini yaitu
air dialirkan dari parit pada satu sisi suatu petak sawah, air dialirkan ke
petak sawah yang telah ditentukan letaknya maupun ukurannya.
Sistem kalenan, cara pemberian air dengan cara ini yaitu
penggenangan diberikan pada kalenan-kalenan yang dibuat sejajar lajur-lajur
tanaman, air diberikan pada parit pemberi dengan menggunakan pipa atau hevel.
Dengan petak penggenangan atau check sungai, yaitu sistem pemberian air yang umumnya
dipakai untuk tanaman buah-buahan dengan membuat cekungan di bawah tanaman yang
akan di airi. Proses pemberian air ke cekungan tersebut dengan sistem pengairan
terbuka.
Pemberian Air Melalui Bawah Permukaan atau
Resapan
Peresapan dengan sistem terbuka. Pada sistem ini, air dialirkan pada
saluran-saluran yang telah mengelilingi suatu petak sawah, sehingga air dapat
meresap ke kiri dan ke kanan. Umumnya diberikan di bawah zone perakaran dan di
atas muka air tanah. Dengan adanya daya kapiler, maka air dapat naik ke atas sehingga
air dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman.
Peresapan dengan saluran tertutup. Pada sistem ini, air dialirkan pada pipa
porous yang dimasukkan ke dalam tanah sehingga air dapat diserap dan dapat
meresap ke tanah disekitarnya. Cara ini jarang digunakan karena pipa porous
yang digunakan harus di tahan terhadap air (tidak cepat lapuk) dan juga
pemasangannya mahal.
Pemberian
Air dengan Penyiraman
Pemberian air dengan cara pancaran. Cara ini dipancarkan ke udara dengan
menggunakan pipa berporasi atau alat pancar yang bisa berputar untuk memperoleh
pemerataan, sehingga air jatuh di atas tanaman yang menyerupai hujan. Cara ini
sering disebut sprinkler irrigation.
Pemberian air dengan cara tetesan. Pemberian air dengan cara ini yaitu air
dialirkan dengan menggunakan pipa-pipa yang pada tempat tertentu diberi
perlengkapan jalur keluarnya air (lubang-lubang). Lubang tersebut diletakkan
sedikit di atas tanah tetapi tidak terlalu tinggi, sehingga air dapat menetes
terus-menerus, cara ini biasa disebut trickle irrigation
e.
Cara pengairan / penyiraman
Salah satu faktor keberhasilan dalam teknik penyiraman adalah cara
penyiraman / pengairan yang dilakukan. Cara pengairan/penyiraman yang dilakukan
tergantung keadaan tempat budidaya dan jenis tanaman pangan dan palawija yang
dibudidayakan.
Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan
cara: (1) Pengairan di atas tanah; (2) Pengairan di dalam tanah (sub
irrigation); (3) Pengairan denagn penyemprotan (sprinkler irrigation); dan (4)
Pengairan tetes (drip irrigation).
Pengairan permukaan menggunakan selokan
dengan aliran lambat agar tidak terjadi erosi berat. Penggenangan kontur
dilakukan bila tanah cukup kemiringannya, sehingga terjadi genangan yang
bertingkat tingginya karena dibatasi dengan galengan yang bertahap dan teratur.
Laju pemberian air hendaknya berkesinambungan dengan bagian tanah yang dapat
menyerapnya, oleh karenanya frekuensi pengairan akan efektif bila diberikan
sebelum kelembaban tanah menjadi penghambat pertumbuhan tanaman. Dalam keadaan
tanah kering maka pemberian air dapat berjumlah lebih banyak dibanding pada
tanah basah. Tanah yang memperoleh air pengairan, maka air dapat masuk ke dalam
tanah (inflitrasi) dan air dapat lalu lewat tanah itu (perkolasi).
Dalam air pengairan dikenal istilah air bebas
yaitu air yang tidak diikat dan lalu dengan bebas kebawah karena gaya
gravitasi. Bila sebagian air tetap didalam pori-pori tanah maka disebut air
kapiler yang terikat dalam pori tersebut oleh tekanan permukaan dan daya
adesinya. Air kapiler dan air bebas ini keduanya dapat dipergunakan oleh
tanaman. Penggunaan air tersebut juga tergantung dari banyaknya akar, dan laju
pengambilan air meningkat dengan makin meningkatnya kekeringan. Mengingat makin
terbatasnya sumber air, maka langkah-langkah penghematan (peningkatan
keefisienan) penggunaan air dalam budidaya tanaman, perlu dilakukan secara
simultan dan terus menerus.
Langkah-langkah tersebut antara lain melalui
pergiliran tanaman (padi dan palawija/sayuran di lahan sawah), pemanfaatan
mulsa (diutamakan mulsa organik) di laahn kering pada musim kemarau, sistem
tanpa olah tanah (TOT) di akhir musim hujan, pemanfaatan air tanah, penerapan
pengairan tetes, dll.
Macam-macam cara pengairan / penyiraman adalah
Ø Disiram; menyiram
langsung tanaman dengan gembor, gayung, ember dsb
Ø Sistem leb;
penggenangan parit sekeliling bedengan, penggenangan lahan padi
Ø Drip; penggunaan
pipa-pipa dan selang yang diberi lobang-lobang yang dapat meneteskan air ke
arah tanaman
Ø Disemprot;
penggunaan alat penyemprot/sprayer untuk mengairi pertanaman
Ø Sprinkler ,
penggunaan sprinkler untuk mengairi
Tujuan pengairan/penyiram memiliki fungsi sebagai berikut:
·
Daya pelarut unsur-unsur yang diambil oleh tanaman.
·
Mempertinggi reaktivitas persenyawaan yang
sederhana/kompleks.
·
Berperan dalam proses fotosintesis.
·
Penyangga tekanan di dalam sel yang penting dalam
aktivitas sel tersebut.
·
Mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur
temperatur di dalam tanaman.
·
Menciptakan situasi temperatur yang konstan.
Teknik penyiraman yang dilakukan tergantung keadaan tempat budidaya dan
jenis tanaman pangan dan palawija yang dibudidayakan. Secara garis besar, ada tiga cara pemberian
air dalam sistem pengairan/penyiraman
yaitu : pemberian air melalui permukaan,
pemberian air melalui bawah permukaan atau resapan dan pemberian air dengan
penyiraman.
Macam-macam cara pengairan / penyiraman adalah Disiram; Sistem
leb; Drip; Disemprot; Sprinkler.